Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Epidemiologist: Pelonggaran PSBB Berpotensi Memperpanjang Wabah Covid-19

Epidemiologist: Pelonggaran PSBB Berpotensi Memperpanjang Wabah Covid-19 Ilustrasi corona. ©2020 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dianggap berpengaruh signifikan dalam menekan kasus maupun penyebaran virus corona (Covid-19). Jika kebijakan ini dilonggarkan, maka epidemi virus ini diprediksi bisa berlangsung hingga tahun 2024.

Epidemiologist Unpad, dr. Pandji Fortuna Hadisoemarto mengaku sudah melakukan pemodelan berupa membuat simulasi bagaimana covid menyebar di Jabar dengan berbagai skenario.

Menurut dia, kebijakan PSBB harus dilakukan secara ketat. Sebab hal ini bisa mempercepat habisnya wabah covid-19 dalam satu bulan. Tetapi kalau dilonggarkan sedikit saja, akan ada ledakan kasus yang besar.

Orang lain juga bertanya?

"Yang pertama skenario dengan kondisi seperti sekarang, nampaknya walaupun PSBB berhasil menurunkan transmisi, tetapi masih ada sisa transmisi yang menyebabkan kita masih melihat ada kasus kasus baru setiap hari," kata dia saat siaran pers daring, Rabu (13/5).

"Kalau ini berjalan terus, kita berpotensi mengalami wabah ini sampai pertengahan tahun atau jawal tahun 2024. Jadi waktunya cukup lama, yang sakit bisa jutaan orang," sambung dia.

Kebijakan pelonggaran pembatasan sosial di Jawa Barat (Jabar) akan disesuaikan dengan tren kasus Covid-19 dan hasil kajian epidemiologi. Supaya relaksasi pembatasan sosial yang bertujuan agar aktivitas perlahan berjalan seperti biasa dan ekonomi mulai bergairah, bisa terukur.

Di sisi lain, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan segera memetakan kasus virus berdasarkan daerah saat PSBB tingkat provinsi berakhir. Sejauh ini, ada 63 persen wilayah Jabar yang memungkinkan untuk relaksasi atau pelonggaran PSBB. Sedangkan 37 persen wilayah lainnya masih perlu diwaspadai karena pergerakan data Covid-19 di daerah tersebut belum dinilai aman. Rata-rata berada di daerah perkotaan.

Berdasarkan evaluasi sepekan pemberlakuan PSBB Tingkat Provinsi, jumlah pasien Covid-19 di rumah sakit yang mengalami penurunan. Dari rata-rata 430 pasien pada April menjadi 350 pasien. Tingkat kematian juga dilaporkan turun. Dari rata-rata 7 pasien meninggal dunia per hari menjadi 4 pasien. Sementara tingkat kesembuhan naik hampir dua kali lipat.

"Bulan lalu kasus per hari 40-an. Minggu lalu menjadi 28, sekarang 21. Kalau minggu depan konsisten berada di bawah 20, kami akan mendefinisikan (Covid-19) terkendali, sehingga tinggal ditesting dan dilacak. Ekonomi pun berjalan dengan jaga jarak dan protokol kesehatan," ucap dia.

Oleh karena itu, katanya, kebijakan relaksasi pembatasan sosial harus diterapkan secara hati-hati dan penuh perhitungan dengan mengkaji semua aspek, mulai dari kesehatan, ekonomi, sampai sosial.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir
Data Kasus Covid-19 di Indonesia Sepekan Terakhir

Terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat
Kasus Covid-19 di Indonesia Kembali Meningkat

mengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali
Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Jelang Nataru, Dinkes: Masih Aman & Sangat Terkendali

Sejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran
Kasus Covid-19 Melonjak, Ini Stategi Kemenkes Cegah Penyebaran

Kemenkes meminta pelayanan kesehatan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal
Kasus Covid-19 di Sumsel Naik Drastis usai Libur Nataru, 1 Orang Meninggal

Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.

Baca Selengkapnya
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI
Heboh Isu Pandemi 2.0 di Tahun Ini, Begini Penjelasan Kemenkes dan IDI

Ahli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya