Fahri Hamzah sebut perpecahan ormas itu dinamika demokrasi
Merdeka.com - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menyatakan bahwa isu perpecahan dalam prosesi pergantian pengurus ormas menjadi dinamika yang wajar terjadi. Hal tersebut dikatakan Fahri untuk menanggapi isu perpecahan Nahdlatul Ulama (NU).
"Orang beda pendapat gak ada masalah, boikot protes adalah bagian dinamika berdemokrasi," kata Fahri di Kompleks Parlemen DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/8).
Fahri juga menginginkan agar NU dan Muhammadiyah terus menjaga kekuatannya. Sebab menurutnya kedua organisasi masyarakat tersebut bisa mempertegas sikapnya untuk perbaiki mental bangsa.
-
Mengapa Zulhas berupaya keras mempersatukan NU dan Muhammadiyah? “Jadi begini, memang parpol itu fungsinya memajukan peradaban. Oleh karena itu PAN berusaha keras agar umat Islam memperkuat persatuan, bersatu walaupun berbeda,“
-
Apa perbedaan utama NU dan Muhammadiyah? NU merupakan organisasi yang menganut paham Islam Sunni yang mengikuti tradisi keagamaan yang telah ada sejak masa kolonial. Mereka menghargai dan menghormati tradisi-tradisi keagamaan seperti tahlil, doa arwah, dan ziarah kubur. Di sisi lain, Muhammadiyah memiliki pandangan yang lebih puritan dan lebih menekankan pada ibadah yang benar dan tegas dalam kerangka yang sederhana, dengan menekankan pentingnya pemahaman ajaran agama yang murni.
-
Siapa yang mendirikan NU dan Muhammadiyah? NU atau Nahdlatul Ulama, didirikan oleh ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Surabaya pada 31 Januari 1926. Sementara itu, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912.
-
Kenapa NU dan Muhammadiyah punya pandangan berbeda? Perbedaan orientasi keagamaan NU dan Muhammadiyah bisa dilacak berdasarkan proses polarisasi pemikiran dan pengalaman pendidikan dua tokoh utama pendiri organisasi tersebut, yaitu KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy‟ari. Keduanya merupakan representasi ulama nusantara yang hidup pada abad ke 19 dan ke 20.
-
Bagaimana cara NU dan Muhammadiyah menjalankan dakwah? Pola hubungan tersebut mempunyai kesinambungan dengan pola dakwah Nahdlatul Ulama’ yang mengambil wilayah dakwah kultural. Ini menyebabkan arah dan perjuangan dakwah Nahdlatul ulama’ tidak bisa dilepaskan dari proses dan perkembangan budaya dan tradisi yang ada di masyarakat.
"NU dan Muhammadiyah itu harus menjadi kekuatan mental bangsa kita untuk meyakinkan diri. Bahwa (NU dan Muhammadiyah membuat) penduduk mayoritas bangsa ini terus positif, memajukan kita keberadaan kita ke depan. Itu posisi penting. Sehingga kita betul-betul punya dasar yang kuat,"
Fahri menegaskan bahwa sejauh ini peranan NU dan Muhammadiyah sudah bagus. Namun dia berharap agar kekuatannya diperluas sehingga mampu mengarahkan visi pejabat negara pada capaian yang positif.
"NU dan Muhammadiyah dapat mengembangkan sikap positif supaya pejabat juga terus positif," tuturnya.
Di sisi lain dia berharap agar pimpinan baru NU dan Muhammadiyah mampu menjadi medium dialog masyarakat. Dari sanalah muncul kontribusi penting untuk memperbaiki bangsa ini.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurutnya, semua pihak juga harus bersyukur sekarang, karena ketegangan seperti ini tidak terlalu besar.
Baca SelengkapnyaFahri pun mengajak semua elemen bangsa untuk berkepala dingin dan fokus memilih dengan pertimbangan jauh ke depan.
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaMenurut Fahri, bila ditarik ke belakang bahwa apa yang terjadi pada saat Pemilu 2014 dan 2019 merupakan sebuah kepingan ekstrem dalam konfigurasi pemilih.
Baca SelengkapnyaZulhas ingin memperkuat persatuan dengan merangkul semua golongan, termasuk Nadhlatul Ulama (NU).
Baca SelengkapnyaBulan Ramadan harus jadi momentum untuk meningkatkan kesabaran dan pengendalian diri
Baca SelengkapnyaMenko Hadi menilai, MUI memiliki pengaruh untuk menciptakan suasana tenteram dan harmonis setelah pemilu.
Baca SelengkapnyaDua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaUlama yang akrab disapa Gus Faris ini menceritakan sejarah lahirnya PKB oleh para kiai NU.
Baca SelengkapnyaJangan larut pada perbedaan pandangan politik, karena tujuan pesta demokrasi bukan untuk memecah belah
Baca SelengkapnyaFahri Hamzah mengatakan, Gibran memiliki hak untuk maju sebagai cawapres.
Baca SelengkapnyaHubungan antara PKB dengan PBNU menjadi panas karena ada yang membuat kisruh.
Baca Selengkapnya