Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta dibalik perampokan Davidson Tantono di depan SPBU Daan Mogot

Fakta dibalik perampokan Davidson Tantono di depan SPBU Daan Mogot Ilustrasi Penembakan. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Peristiwa perampokan disertai penembakan terhadap Davidson Tantono (30) di depan SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, Jumat (9/6) lalu. Akibat peristiwa tersebut, Davidson tewas dan uang Rp 300 juta berhasil dibawa kabur pelaku.

Awalnya, penyidik menduga pelaku perampokan Davidson berjumlah empat orang. Namun, setelah diselidiki pelaku berkembang berjumlah lebih dari 10 orang.

Sekitar satu pekan setelah kejadian, penyidik berhasil membekuk empat orang. Dimana satu orang tewas dibedil penyidik.

"Kita baru amankan empat pelaku. Satunya tewas yang berinisial IR, karena melawan petugas," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Sabtu (17/6).

Kata Argo, pelaku yang tewas tertembak itu berperan sebagai mata-mata yang berada di dalam bank.

"Dirinya ini yang memilih korban sebagai target. Lalu kemudian memberitahu kepada pelaku lainnya," ujarnya.

Selain IR, di dalam bank juga ada pelaku lainnya yakni DTK. Yang memiliki peran serupa dengan IR.

"Kalau TP ini perannya sebagai penggembos ban dengan cara memasukkan batang besi payudara ke ban korban. Di mana sudah diperiksa oleh pelaku yang diletakan di sandal pelaku. Sedangkan M ini berperan sebagai penghambat. Maksudnya kalau ada yang kejar M ini yang hambat dengan mobil yang dibawanya."

Tidak sampai di situ, pengejaran terhadap otak pelaku perampokan terus dilakukan penyidik. Hingga akhirnya, penyidik berhasil membekuk SFL alias Safriil di Surabaya. Lantaran melawan saat ditangkap, Safriil pun tewas ditembak polisi.

"Tersangka SFL ini melakukan perlawanan dengan merebut senjata anggota. Lalu anggota melakukan tindakan tegas dan terukur dengan menembak yang bersangkutan," ujar Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Heriyanto Adi Nugroho saat dikonfirmasi, Selasa (20).

Rudy mengatakan, tersangka SFL ini sebelumnya ditangkap di Banyuwangi, Jawa Timur. Kemudian, tersangka diminta menunjukkan senjata api yang digunakan untuk menembak korban.

Para pelaku dikenakan Pasal 365 KUHP dan atau Pasal 338 KUHP, atau hukum pidana di atas 15 tahun kurungan.

Berangkat dari penangkapan tersebut, terungkap sejumlah fakta dibalik perampokan Davidson:

23 Kali beraksi, komplotan raup Rp 1,5 M

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengungkapkan komplotan pelaku asal Lampung dalam dua bulan sudah beraksi sebanyak 23 kali. Dari aksi tersebut, mereka mampu mengumpulkan Rp 1,5 miliar."Perampokan yang dilakukan dari kelompok Lampung dipimpin sang kapten SFL ini sudah 23 TKP," ujar Rudy saat jumpa pers di kamar jenazah Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, Selasa (20/6).Sasaran Safriil beserta komplotannya, lanjut Rudy, yakni para nasabah bank yang baru saja melakukan penarikan uang dalam jumlah banyak."Perampokan 23 TKP itu dilakukan sejak bulan April hingga Juni. Hasilnya diperkirakan sudah mencapai 1,5 miliar ung yang dikumpulkan," tambah perwira tiga melati di pundak tersebut.Menurut dia, rata-rata perampokan yang dilakukannya itu tidak hanya di Jakarta saja. Melainkan di beberapa daerah lainnya, seperti Bogor, Tanggerang, Ciawi. "Tapi yang lebih banyak perampokan itu dilakukan di wilayah Jakarta," pungkasnya.

Pacar otak pelaku berperan sewa apartemen buat basecamp

Polda Metro Jaya menembak mati pelaku eksekutor Davidson Tantono, SFL, karena melawan petugas. Selain itu, petugas juga ringkus pacar pelaku eksekutor RCL.Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan RCL berperan menyediakan tempat para pelaku bersembunyi."Jadi pacarnya ini yang berperan sebagai penyewa persembunyian seperti apartemen atau kontrak. Kaya di Daan Mogot komplotan ini sembunyi di apartemen kawasan Jakarta Timur," katanya di Mapolda Metro Jaya.Argo belum mengetahui sudah berapa lama RCL ikut dalam komplotan sadis tersebut. Namun, ia memastikan RCL sudah tahu profesi dari pacarnya, SFL. "Iya sudah," katanya."Kita belum tahu dia sewa harian, mingguan atau tahunan ya. Nanti di sana ( Surabaya) akan rilis," pungkasnya.

Berperan aktif, Safriil atur strategi hingga eksekusi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Rudy Heriyanto Adi Nugroho mengungkapkan sebagai kapten, Safriil berperan aktif dalam memimpin 10 orang anggotanya."Perannya itu sebagai kapten atau eksekutor dalam aksi perampokan. Dengan menembakan senpi yang dibawanya kepada korban yang akhirnya meninggal," ujar Rudy saat jumpa pers di kamar jenazah Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya, Selasa (20/6).Safriil, lanjut Rudy, membagi rata peran masing-masing anak buahnya. Ia mengatur mulai dari penyusunan strategi hingga eksekusi."Kebetulan dalam perampokan ini, sang kapten SFL ini ikut berperan aktif dalam semuanya hal. Mulai mengatur strategi hingga mengeseskusi perampokan apabila nanti ada perlawanan dari para korbannya," jelasnya.Selain Safriil, polisi juga menangkap dua orang lagi, yakni Rachel dan Nizar. Kini kedua pelaku masih diperiksa penyidik secara intensif di ruang penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jawa timur.

Salah satu pelaku merupakan calon kades di Lampung

Sebelum membekuk Safriil dan dua komplotannya, polisi terlebih dahulu mencokok empat pelaku. Usut punya usut, salah stau diantaranya merupakan calon kepala desa di Lampung. Daerah asal komplotan tersebut."DTK ini adalah calon kades di sana di Lampung, sedang kampanye di sana untuk melakukan pemilihan kades. Selain kampanye dia juga terlibat perampokan ini," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/6).Dia menambahkan, diduga uang kejahatan itu dipakai untuk kampanye. "Diduga iya," ujarnya.

Awalnya, pelaku tak niat menghabisi Davidson

Kelompok perampokan dan juga disertai penembakan terhadap Davidson Tantono (30) diduga telah melarikan diri ke seluruh wilayah, di luar Jakarta. Kelompok itu berasal dari Lampung.Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono menyampaikan, hingga kini pihaknya masih mencari pelaku lainnya, di mana baru empat orang diamankan.Argo mengungkapkan, sebenarnya para pelaku tidak ada niat untuk membunuh Davidson. Hal ini didapat dari pemeriksaan terhadap pelaku yang sudah diamankan."Nah kemudian kelompok ini biasanya tidak bunuh korban, minimal melukai. Tapi karena kemarin bunuh jadi mereka nyebar," katanya di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/6)."Karena korban melawan (tarik menarik) akhirnya terjadi hal itu (tembakan)," sambungnya.

Duit hasil rampok Davidson dibagi-bagi Rp 14 juta/orang

Polisi menembak mati salah satu pelaku sadis di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, berinisial IR. IR merupakan wakil kapten dari kelompok sadis yang menewaskan Davidson Tantono (30).Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, IR beserta kawanannya merupakan perampok asal Lampung yang mengetahui keberadaan kaptennya. Selain itu, IR juga berperan membagikan hasil kejahatannya kepada rekan yang lain."Jadi peran IR ini membagi hasil rampokannya. Semua yang ikut di sini dikasih 14 juta, jadi pelaku IR adalah wakil kapten," kata Argo di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (17/6).

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tidak Ada Hal Meringankan dalam Vonis 12 Tahun Penjara Mario Dandy
Tidak Ada Hal Meringankan dalam Vonis 12 Tahun Penjara Mario Dandy

Dalam pertimbangan hakim, tidak ada hal yang meringankan atas tindak pidana yang menjeratnya.

Baca Selengkapnya
Preman Garut Dadang Buaya Divonis 1 Tahun 10 Bulan Penjara karena Bacok Warga, Jaksa Langsung Banding
Preman Garut Dadang Buaya Divonis 1 Tahun 10 Bulan Penjara karena Bacok Warga, Jaksa Langsung Banding

JPU sebelumnya menuntut Dadang Buaya dengan hukuman penjara selama tiga tahun.

Baca Selengkapnya