Ganteng-ganteng Serigala dan rendahnya selera masyarakat

Merdeka.com - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjatuhkan sanksi penghentian sementara pada program sinetron Ganteng-Ganteng Serigala (GGS) yang tayang di SCTV setiap pukul 19.30. Sinetron GGS ini harus dihentikan sementara selama 3 (tiga) hari berturut-turut yaitu mulai tanggal 21,22, dan 23 Oktober 2014.

Sosiolog Musni Umar menilai sinetron-sinetron tak bermutu seperti ini terus bermunculan dan merusak pola pikir anak baru gede.

"Ini karena rendahnya selera masyarakat. Ditambah lagi produser film yang cuma mencari keuntungan," kata Musni saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (12/10).

Musni menilai selera masyarakat masih berkisar pada film yang mengumbar kekerasan dan seks. Ini jadi sasaran para produsen film untuk terus memproduksi film yang hanya mengejar keuntungan.

"Sama sekali tak ada unsur mendidik. Tak ada unsur mengenalkan budaya bangsa sendiri," kritik wakil Rektor Universitas Ibnu Chaldun ini.

Apalagi sekarang banyak sinetron yang diadopsi dari film asing dan disetting terjadi di Indonesia. Musni menilai hal ini sebagai bentuk tak kreativitasnya pekerja sinetron di Indonesia.

"Seolah-olah yang dari asing itu bagus. Yang dari dalam negeri dianggap kuno. Padahal tidak seperti itu," katanya.

Dia menilai harus ada kerja sama antar pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan produser film dalam memproduksi sinetron berkualitas. Jangan sampai ABG terus dijejali tayangan tak bermutu.

Sebelumnya KPI menegur Ganteng-ganteng Serigala karena adegan kekerasan, makan kelinci dengan mulut penuh darah dan berpelukan dengan menggunakan seragam sekolah.