Gara-Gara Beda Pilihan Pilkades, Hajatan Janda di Sragen Diboikot Tetangga
Merdeka.com - Berbeda pilihan sudah sewajarnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi berbeda pilihan dalam politik, sudah selumrahnya di negara demokrasi seperti Indonesia. Sikap dewasa seharusnya ditunjukkan setelah gelaran pesta demokrasi usai. Masyarakat seharusnya kembali bersatu, berbaur melupakan perbedaan, kembali bergotong royong dan hidup berdampingan.
Namun hal sebaliknya terjadi di Dukuh Jetak, Desa Hadiluwih, Kecamatan Sumberlawang, Kabupaten Sragen, sekitar 37 kilometer utara Kota Solo. Salah satu warga RT 13, bernama Suhartini (50) mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari para tetangga. Perlakuan tersebut dia terima gara-gara berbeda pilihan saat digelar acara pemilihan kepala desa (Pilkades) 26 September lalu.
Kepada wartawan, Suhartini yang juga seorang janda tersebut menceritakan, saat ia akan menggelar hajatan mantu di rumahnya, banyak warga yang enggan untuk membantu. Padahal ia termasuk orang yang entengan (suka membantu) jika ada warga lainnya yang juga punya hajatan. Kebiasaan warga di kampungnya selama ini adalah gotong royong dan saling bantu.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang mengalami kejadian tidak menyenangkan? Ia mengungkapkan bahwa ia merasa jatah malunya seumur hidup sudah terpakai di panggung mitoni kehamilan sang istri.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Siapa yang berpotensi menimbulkan konflik di Pilkada Sleman? Umi mengatakan bahwa strategi yang disiapkan antara lain memetakan situasi politik yang berkembang di tengah masyarakat menyusul kemungkinan majunya petahana Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo dan wakilnya, Danang Maharsa dengan kendaraan politik yang berbeda.
-
Siapa saja yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada memilih beberapa posisi penting yang mencakup: 1. Gubernur dan Wakil Gubernur, 2. Bupati dan Wakil Bupati, 3. Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
"Saya mau menikahkan anak perempuan saya, kok enggak ada yang datang. Padahal saya sering membantu warga yang juga punya gawe," ujarnya, Jumat (18/10).
Suhartini menduga, sikap warga tersebut disebabkan dia tidak memilih calon kepala desa yang kebanyakan menjadi pilihan warga sekitar rumahnya. Sehingga sebagian warga tidak senang dengan pilihannya tersebut, meskipun calon yang ia pilih kalah.
Sepekan sebelum acara hajatan dimulai, dikatakannya, ia mendatangi Ketua RT untuk minta bantuan pembagian kerja. Namun, Ketua RT justru memintanya untuk menemui ketua karangtaruna. Untuk pembagian kerja, bukan Ketua RT lagi yang mengatur.
"Setelah menemui karang Taruna, mereka juga mengelak, ya sudah saya pulang, daripada disuruh ke sana sini," katanya lagi.
Ia kemudian meminta pertimbangan kepada sejumlah kerabat lainnya. Menurutnya, biasanya untuk kegiatan hajatan di Desa, Ketua RT setempat yang menyelesaikan. Namun dengan sikap tersebut, ia merasa dipermainkan. Saat ada acara kumbokarnan (pembentukan panitia), misalnya, para tetangga juga tak banyak yang datang.
"Banyak yang bilang, di jalan warga diteriakin tidak boleh datang, ada yang melarang ke rumah saya. Saya tidak tahu masalahnya apa. Tapi ada yang bilang katanya Pilkades," imbuh Siti, anak sulung Suhartini.
Siti menilai, selama ini ibunya selalu hidup bermasyarakat. Setiap ada hajatan pernikahan di Kampung, kata dia, selalu dihadiri ratusan warga. Namun pada acara hajatan pernikahan di tempatnya tak banyak warga yang datang membantu, meskipun undangan telah disebar.
Siti juga heran, setelah hajatan, pembagian nasi sebagai tanda terima kasih kepada warga juga banyak yang ditolak. Meski ada sebagian yang menerima, namun ada warga yang meminta untuk dikembalikan.
"Meskipun tidak banyak yang membantu, hajatan kami yang digelar berjalan lancar, karena bantuan dari warga dari desa lain," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga diresahkan dengan aksi petugas yang mengaku dari kelurahan.
Baca SelengkapnyaVideo pemindahan rumah viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat ratusan orang membantu mengangkat rumah tersebut secara bersama.
Baca SelengkapnyaKini pelaku diburu polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Baca SelengkapnyaDua kelompok dalam satu organisasi kemasyarakatan terlibat keributan karena beda dukungan di Pilkada Palembang.
Baca SelengkapnyaKejadian itu terjadi saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaSeorang tukang pijat bernama Sutarman diduga dipukul oleh pendukung salah satu calon bupati.
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersangka dipicu sakit hati kepada warganya.
Baca SelengkapnyaBerikut video viral menantu diusir mertua usai diduga beda pilihan pemilu.
Baca SelengkapnyaAksi pengadangan truk sampah menggunakan Pajero ini disebut gara-gara kalah pemilihan ketua RT.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan ini diduga berkaitan dengan alat peraga kampanye (APK) calon Bupati dan Wakil Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo dan Sukamto.
Baca SelengkapnyaSardian meminta masyarakat tidak mengkaitkan kasus yang menimpa S (50) dengan persoalan kepartaian.
Baca SelengkapnyaKPU Jateng menyebut insiden di Pekalongan tersebut akan ditindak lanjuti oleh penegak hukum
Baca Selengkapnya