Generasi Milenial Dinilai Rentan Disusupi Paham Radikalisme
Merdeka.com - Generasi milenial dinilai rentan disusupi paham radikalisme, oleh karenanya anggota DPD RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur, Angelius Wake Kako menanggapi pentingnya pemahaman kaum milenial saat ini, mengenai paham radilaisme secara utuh.
Ketika menggelar sosialisasi empat pilar kepada puluhan mahasiswa di aula kantor DPD Perwakilan Nusa Tenggara Timur, Sabtu (23/11), Angelus mengatakan, untuk meminimalisir virus radikalisme maupun fundalisme, kaum milenial harus menyikapinya dengan kearifan lokal.
"Untuk konteks Nusa Tenggara Timur, kita harus menyikapi dengan tradisi budaya yang sebenarnya sudah menjadi kekuatan utama. Jadi kearifan-kearifan lokal ini dipakai oleh seluruh elemen, agar virus radikalisme dan fundalisme ini tidak boleh masuk ke Nusa Tenggara Timur," ujar mantan ketua PP PMKRI itu.
-
Bagaimana cara akulturasi budaya terjadi di Indonesia? Proses akulturasi budaya merupakan proses saling memengaruhi antara budaya asing dengan budaya setempat, yang dapat terjadi melalui berbagai faktor. Faktor-faktor yang memengaruhi proses akulturasi antara lain adalah adanya interaksi antara kedua budaya, migrasi, perdagangan, kolonisasi, dan juga globalisasi.
-
Dimana interaksi budaya terjadi? Kenyataannya, interaksi sosial budaya dalam masyarakat tak selalu berjalan dengan mulus.
-
Bagaimana interaksi budaya terjadi dalam masyarakat? Apa itu interaksi sosial budaya dapat dipahami sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antar individu dan masyarakat dalam hal kebudayaan dan saling memengaruhi. Interaksi ini lantas menjadi suatu budaya tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat di kelompok itu.
-
Apa yang disosialisasikan di Kutai Timur? Dengan menghadirkan dua narasumber dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Kecamatan Bengalon dan Yayasan Bina Kelola Lingkungan (Bikal), kegiatan itu bertujuan mengajak masyarakat sama-sama menjaga hutan dan mengelola hasil hutan dengan bijak.
-
Apa makna budaya dalam interaksi? Budaya merupakan hasil dari akal dan ikhtisar manusia (Widyosiswoyo, 2004).
-
Apa saja yang dilakukan untuk membangun kerukunan di Kutai Timur? 'Karena program Kutai Timur sejak 2005 sampai sekarang itu ada satu program yang terus digulirkan dan itu menjadi andalan Kutai Timur yaitu Da’i Pembangunan dan Kerohaniawan pembangunan. 'Mereka ada dimana-mana, dalam kerangka membangun dan membersamai masyarakat dengan pesan-pesan keagamaan pada masing-masing agama,' kata Ardiansyah.
Menurutnya, budaya silaturahmi, saling bertukar pendapat dan kearifan lokal lain di Nusa Tenggara Timur. "Saya pikir banyak dan satu hal yang paling penting adalah pancasila itu lahirnya di Nusa Tenggara Timur, sehingga orang Nusa Tenggara Timur, harus menjadi orang paling pertama menjaga rongrongan terhadap pancasila," jelas Angelo, sapaan akrabnya.
Ia menambahkan, pendalaman pemahaman empat pilar bangsa kepada kaum milenial sangatlah penting. Karena kaum milenial sebagai penerus bangsa punya kesempatan panjang mengatur NKRI lebih majemuk.
"Kenapa kaum milenial penting, karena sebagai penerus bangsa, kaum milenial harus bersih dari paham radikalisme. Bukan kita mengabaikan generasi tua tapi, hari ini kita harus sadar bahwa yang mempertontonkan di ruang publik yang menceraiberaikan antar sesama, lebih banyak dibuat oleh generasi tua. Sehingga kaum milenial harus didorong untuk tampil, sebagai pelopor membawa sebuah nilai baru yang membawa kesejukan kedamaian di ruang publik, sehingga saya yakin kaum milenial penting," tutup anggota DPD RI termuda itu.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaPergerakan kelompok itu dicurigai dimotori pihak lama yang sudah dilarang oleh Pemerintah
Baca SelengkapnyaPancasila menjadi penting dibumikan khususnya bagi para generasi muda guna mencegah intoleransi
Baca SelengkapnyaMasyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaBerbagai program itu hadir untuk mewadahi generasi muda agar tidak terjadi kekosongan pengetahuan.
Baca SelengkapnyaSituasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu
Baca SelengkapnyaKapolda Jabar Gelar Jumat Curhat Bersama Generasi Milenial
Baca SelengkapnyaGenerasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.
Baca SelengkapnyaGerakan Nurani Bangsa yang diinisiasi para tokoh bangsa menggelar dialog dengan para pemimpin redaksi media massa
Baca Selengkapnya