Gubernur NTT Harapkan Kedamaian di Papua, Anak Bangsa Jangan Lagi Jadi Korban

Merdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan berduka cita karena telah kehilangan putra terbaik daerahnya, yakni Praka Marinir Anumerta Wilson Anderson Here, saat bertugas di Papua. Dia pun meminta agar pemerintah pusat mengambil langkah-langkah agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Ini sebuah kehilangan yang luar biasa, tetapi di lain pihak, kita juga ikut berbangga karena kehadiran anak kita, saudara kita di Papua sebagai seorang Marinir itu berkorban untuk nusa dan bangsa, serta menjadi martir untuk kedaulatan negara," katanya saat melayat ke rumah duka, Senin (28/3) petang tadi.

Menurut Viktor, dengan bersimbahnya darah Wilson diharapkan ada kedamaian yang tercipta di Papua. Pemerintah pusat juga diharapkan untuk mengambil langkah konstruktif, sehingga pengorbanan anak bangsa di Papua segera berakhir.

"Itu menjadi konsen dari saya sebagai gubernur. Walau demikian kita bangga, kita bersedih, kita kehilangan tapi sebagai anak bangsa kita bangga, karena anak kita, saudara kita memberikan dirinya menjadi martir untuk membangun bangsa ini di dalam semangat mempersatukan Indonesia lewat Papua," ungkapnya.

Seharusnya Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan

Viktor menegaskan, seharusnya Wilson dimakamkan di taman makam pahlawan (TMP). Tapi hal ini harus dikonsultasikan atau ditanyakan kepada pihak keluarga, jika disetujui maka TMP menjadi tempat pemakamannya.

"Tapi karena keluarga ingin dia bersama-sama dengan keluarga di sini ya pemerintah mengalah. Kami dari pemerintah merasa bahwa ini adalah kesempatan emas, bahwa jarang orang bisa masuk taman makam pahlawan. Karena itu mestinya di sana, tetapi bapak, mama, dan seluruh keluarga di sini menginginkan untuk kubur di sini, sehingga kita menghormati," tutupnya.

Sebelumnya, Praka Marinir Anumerta Wilson Anderson Here menjadi salah satu korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di pos militer Satgas Mupe Yonif Marinir-3 di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3).