Gunung Merapi Siaga, 240 Warga Klaten Mengungsi
Merdeka.com - 240 Warga di wilayah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, mengungsi setelah status Gunung Merapi dinaikkan dari waspada menjadi siaga sejak sepekan lalu. Warga yang mengungsi tersebut berasal dari Desa Tegalmulyo dan warga Balerante, Kecamatan Kemalang.
Kedua desa diketahui hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari puncak gunung berapi teraktif di Indonesia itu. Dari jumlah tersebut, 114 orang merupakan warga Desa Tegalmulyo dan 126 lainnya warga Desa Balerante. Mereka termasuk dalam kategori rentan, yakni disabilitas, lansia, anak-anak dan ibu hamil.
Kepala Pelaksana BPBD Klaten Sip Anwar mengatakan sebenarnya ada 3 desa yang masuk kategori rawan. Selain, Balerante dan Tegalmulyo, satu desa lainnya adalah Desa Sidorejo. Pihaknya telah menyiapkan selter pengungsian yang sudah disesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19.
-
Dimana saja daerah rawan bencana di Banten? Warga diminta waspada akan kondisi ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
-
Bagaimana cara BPBD Banyumas bersiap menghadapi bencana? Sesuai perintah Pak Pj (Penjabat) Bupati, kami mempersiapkan rencana mitigasi dan rencana kontinjensi. Kami juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Bagaimana warga Lebak Bitung melindungi diri dari bencana? Filosofi rumah panggung adalah untuk melindungi dari binatang buas, berternak hewan di kolong bangunan, melindungi dari bencana banjir dan saling membangun kedekatan lewat ruang tengah yang dibuat tanpa sekat.
"Sebetulnya ada 3 desa yang menurut kajian terancam. Yaitu Desa Sidorejo, Tegalmulyo, dan Balerante. Namun saat ini baru ada sebanyak 114 warga Tegalmulyo dan 126 warga Balerante yang mengungsi," ujar Sip Anwar, Kamis (12/11).
Sip menerangkan, hingga saat ini, warga Desa Sidorejo belum ada yang mengungsi. Warga di desa tersebut, dikatakannya, lebih mengoptimalkan kewaspadaan dengan melakukan ronda 24 jam secara bergantian untuk memantau Merapi.
"Mereka ronda 24 jam. Jadi kalau nanti ada tanda-tanda yang membahayakan, akan cepat diinstruksikan agar masyarakat segera mengungsi," terangnya.
Terkait lokasi pengungsian atau evakuasi sementara, ia menjelaskan, semua lokasi berjarak aman atau lebih dari 7 kilometer. Seperti lokasi pengungsian Balerante berjarak 9 km dan Sidorejo sekitar 11 km dari puncak. Sedangkan Desa Tegalmulyo ada di depan Balai Desa Tegalmulyo, jaraknya juga lebih dari 7 km.
"Untuk penentuan lokasi evakuasi sementara, sudah sesuai analisa terakhir dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) yang memprediksikan jika terjadi erupsi maka akan mengarah ke Sungai Woro yang berjarak 5 km dari puncak,” katanya.
Kendati demikian jika pada analisa ulang jarak aman lebih dari itu, maka pengungsi akan turun lagi ke tempat evakuasi akhir di shelter kabupaten. Untuk pengungsi Desa Balerante akan dipindahkan ke Shelter Kebondalem, kemudian Sidorejo di Shelter Kebonagung, dan desa Tegalmulyo akan turun ke Shelter Demakijo.
"Sampai saat ini kondisi para pengungsi dalam keadaan baik dan sehat. Penyaluran logistik juga berjalan lancar,” pungkas Sip.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaDari 327 pengungsi, terdapat dua orang yang sakit parah yakni stroke dan pendarahan
Baca SelengkapnyaWarga desa itu dibantu sejumlah kerabat untuk membawa barang dan ternak ke atas mobil.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Semeru terjadi sepekan terakhir. Ini fakta terbarunya.
Baca SelengkapnyaJumlah itu berdasarkan hasil pendataan sementara yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB.
Baca SelengkapnyaBPBD Jateng bersama BPBD kabupaten kota juga menyediakan tempat pengungsian.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaGunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaBPBD Jatim menyalurkan air bersih ke Situbondo akibat langganan kekeringan.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaPemerintah daerah bekerja sama dengan BPBD sedang menyiapkan beberapa solusi, termasuk distribusi air bersih
Baca Selengkapnya