Hakim Vonis Hukuman Mati, Aulia Kesuma Pembunuh Suami & Anak Tiri Naik Banding
Merdeka.com - Keputusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis hukuman mati kepada kedua terdakwa kasus pembunuhan berencana Aulia Kesuma dan putranya Geovanni Kelvin. Dinilai terlalu berat dan siap mengajukan banding hingga grasi ke Presiden Joko Widodo.
Hal itu sebagaimana dinyatakan Kuasa Hukum Aulia Kesuma dan Geovanni Kelvin, Firman Candra saat dikonfirmasi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (15/6)
Firman menjelaskan bahwa masih ada upaya-upaya hukum yang akan diambil oleh terdakwa I Aulia Kesuma dan terdakwa II Geovanni Kelvin untuk meringankan vonis yang diberikan Majelis Hakim.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Dimana kejadian pembunuhan berkedok kebakaran terjadi? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Siapa korban tewas terbakar? Nasib tragis menimpa Anton (40), warga Dusun Darungan, Desa Kandangan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, yang tewas dalam kebakaran rumahnya.
-
Di mana kasus pembakaran rumah jurnalis di Sumut terjadi? Peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga ini terjadi pada Kamis dinihari (27/6) di Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Karo.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
"Kita akan melakukan upaya hukum berikutnya di Indonesia yang telah disediakan. Naik banding, kasasi, peninjauan kembali, dan terakhir kita akan minta grasi ke Presiden Indonesia, karena ini sudah bertentangan dengan deklarasi universal tentang hak asasi manusia. kami berharap hukuman mati bisa dihapuskan," kata Firman.
Sebagai Kuasa Hukum terdakwa I dan II, lanjut Firman, hukuman mati seharusnya sudah tidak diberikan dan upaya keterangan yang meringankan juga sudah dijelaskan saat pleidoi.
"Kemudian yang paling penting Ibu Aulia dengan almarhum (Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili) itu ada kehidupan yang namanya anak. anak yang berusia 4 tahun yang sekarang tidak tahu akan asuh oleh siapa. anak yatim dan mungkin sekarang akan piatu. kalau ibu Aulia sendiri dihukum sangat berat sekali," tuturnya.
Oleh karena itu, dia mengatakan akan mencoba menyurati Presiden dan Komisi III DPR RI untuk hukuman mati segera dihapuskan karena melanggar deklarasi universal hak asasi manusia.
Keluarga Almarhum Edi Siap Asuh Buah Hati Aulia
Tanggapi hasil vonis hukuman mati oleh Majelis Hakim terhadap dua terdakwa Aulia Kesuma dan Geovanni Kelvin. Keluarga Almarhum Edi Chandra Purnama siap menjamin kehidupan Reyna anak dari Aulia dan Almarhum Edi yang masih empat tahun.
"Kami di sini uwanya ada banyak dan saudara kami banyak. Kakak-kakak sepupunya ada enam dan kami semua sanggup dan siap merawatnya. jadi jangan disamakan dengan apa yang sudah dilakukan oleh ibunya. Saya berharap Reyna akan menjadi anak yang mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang baik dan layak sebagaimana yang diharapkan oleh ayah kandungnya," ujar Nani Sadili kakak dari Almarhum Edi Candra saat dikonfirmasi.
Pihak keluarga almarhum masih terus mengikuti perkembangan sidangnya hingga tingkat banding. Kendati demikian, Nani yang mewakili pihak keluarga sangat menyayangkan alasan kuasa hukum dari terdakwa Aulia Kesuma yang selalu bawa kondisi Reyna.
"Untuk sementara ini sesuai dengan fase-fase yang sudah dibacakan oleh Ketua Majelis Hakim. Saya sekali lagi tolong jangan Pak Firman sebagai penasihat hukum, jangan memblow up terus si Reyna, bahwa dia tidak punya siapa-siapa," katanya.
"Reyna itu anak dari Aulia Kesuma dengan Pak Edi Candra. usianya masih 4 tahun dan masih di bawah umur. Nah itu, saya sangat keberatan pengacara itu selalu membawa apa hal-hal yang tidak sama sekali belum kami lakukan dan dia hanya menduga-duga," sambungnya.
Lebih jauh, terhadap vonis hukuman mati yang diterima terdakwa I Aulia Kesuma berserta terdakwa II putranya Geovani Geovanni Kelvin. Nani mengharapkan kepada hakim bisa menegakkan hukum seadil-adilnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluarga besar Asep Saepudin (43) tak menyangka istri, anaknya dan pacar putrinya bersekongkol menghabisi nyawa korban.
Baca SelengkapnyaIptu Rudiana akan dilaporkan terkait dugaan kekerasan berdasarkan pengakuan tiga terpidana seumur hidup kasus Vina.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengamankan satu buah pisau, satu baju dan celana milik korban, dan pakaian dalam korban.
Baca SelengkapnyaSaat ini anggota sudah memeriksa dua saksi terkait kasus tersebut untuk memperkuat bukti.
Baca SelengkapnyaJaksa menilai perbuatan ketiga terdakwa sadis dan biadab. Karena itulah jaksa mempertimbangkan hal yang memberatkan bagi mereka.
Baca SelengkapnyaKini hukuman Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Maruf dan Ricky Rizal lebih rendah dari sebelumnya.
Baca SelengkapnyaKecurigaan bahwa kematian Asep tidak wajar semakin kuat setelah adanya tagihan pinjaman online atas nama korban yang diajukan di hari dia meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPengacara Dini Sera dimintai keterangan sebagai pelapor dalam kasus vonis bebas yang diterima oleh Gregorius Ronald Tannur di Pengadilan Negeri Surabaya.
Baca Selengkapnya