Hari ini Gunung Agung beberapa kali 'batuk' dan gempa
Merdeka.com - Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana mencatat terjadi sejumlah erupsi Gunung Agung, usai letusan diiringi lontaran lava pijar yang terjadi Senin kemarin.
Mulai Selasa (3/7) pukul 00.00 WITA sampai pada pukul 06.00 WITA, ada satu kali gempa letusan, 10 kali embusan asap dan tiga kali gempa dengan frekuensi rendah.
Sementara, pukul 04.13 WITA, terjadi erupsi lagi yang membawa material abu dan terdengar gemuruh. Untuk ketinggian abu relatif sama dengan yang terjadi kemarin dengan mencapai 2.000 meter.
-
Dimana letusan gunung berapi terjadi? Pertanyaan tersebut menjadi fokus perhatian para peneliti yang mengunjungi dataran tinggi luas dan berbatu di India Barat yang terbentuk oleh lava cair, di mana mereka melakukan pengeboran batu dan mengumpulkan sampel untuk dianalisis.
-
Bagaimana memprediksi erupsi gunung berapi? Cara lain untuk melihat kapan gunung berapi akan erupsi adalah dengan mengukur gas yang keluar. Ketika magma bergerak ke permukaan, gas keluar dengan cepat dan mendahului magma. Gas ini bisa diukur dari angkasa atau dari daratan.
-
Dimana erupsi Gunung Semeru terjadi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kapan erupsi Gunung Semeru terjadi? 'Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 19 Juni 2024 pada pukul 05.55 WIB,' kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Liswanto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Lumajang, dilansir Antara, Rabu (19/6).
-
Dimana lokasi Gunung Agung? Gunung Agung yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
"Namun kalau dari segi tekanan mulai dari kemarin pada pukul 21.04 WITA, memang lebih besar karena dia melontarkan lava pijar," ucap Devy saat ditemui di Pos Pantau Gunung Api Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali.
Devy memaparkan, untuk spektrum aktivitas Gunung Agung ini sangat luas. Jika dilihat dari sejarah panjangnya, karakteristik Gunung Agung dicirikan oleh erupsi-erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif.
"Eksplosif ini dari strombolian sampai ke vulkanian, dan sampai juga ke sablinian. Artinya kolom abu bisa pendek, menengah dan bisa sampai tinggi. Dan juga bisa berupa leleran lava ke permukaan kawah," jelasnya.
Menurut Devy, jika dilihat pada tahun 1963 yang lalu, erupsi Gunung Agung sampai lava keluar kawah, karena memang kedalaman atau dimensi kawah pada tahun itu lebih kecil daripada saat ini.
"Proses yang terjadi pada tahun ini, karakteristik erupsinya tidak menyimpang dari karakteristik Gunung Agung itu sendiri. Hal ini masih melakukan efusif lava, dan masih melakukan erupsi eksplosif atau magmatik. Pada tahun 2016 dan 2017 yang lalu, dia (Gunung Agung) melakukan erupsi abu dan erupsi strombolian seperti yang terjadi pada tanggal 19 Januari 2018 dan kemarin malam," jelasnya.
Untuk saat ini, kata Devy akan terus mengikuti aktivitas perkembangan Gunung Agung. Karena dalam memantau perkembangan bukan hanya dilihat secara visual saja, namun juga didukung oleh data-data perkembangan yang lain.
"Kita mengamati bukan hanya secara visual, kalau melihat secara visual saja kita bisa tersesat, tapi kita lihat data-data lainnya seperti data seismik, kegempaan, deformasi, atau data-data geokimia dan data dari satelit atau lainnya," ujarnya.
Untuk data dari seismik hal itu bisa dilihat, bahwa seluruh gempa yang terekam adalah gempa-gempa yang frekuensinya rendah. Konten frekuensi rendah ini, berkaitan aliran yang menuju kepermukaan. Selama dalam 6 jam terakhir dalam gempa-gempa vulkanik yang mencirikan adanya peretakan batuan karena adanya pergerakan magma yang besar dari bawah Gunung Agung.
"Jadi untuk sementara ini kita masih evaluasi. Untuk tingkat status Gunung Agung ini masih di level 3 atau (SIAGA) dengan ancaman bahanya di radius 4 kilo meter. Jadi kami mengimbau, bagi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di dalam radius 4 kilo meter," jelas Devy.
"Untuk aktivitas Gunung Agung ini masih tinggi, karena masih terus berkembang aktivitasnya untuk terjadi erupsi kembali. Jadi kalau kita melihat diatas kawah dan melihat cahaya yang terang itu, indikasinya sedang melakukan eruspsi eksplosif meskipun tidak mengeluarkan abu. Jadi erupsi ini, adalah keluarnya magma ke permukaan," tambah Devy.
"Kalau yang terjadi secara efusif, hal itu berupa aliran dari dalam gunung dan keluar gunung. Kalau yang terjadi keluar abu dan lontaran lava pijar adalah erupsi yang eksplosif. Sampai saat ini, kita masih dalam fase erupsi dan kita masih berpotensi melihat Gunung Agung erupsi kembali," tutup Devy.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Erupsi Gunung Ruang Menguat, PVMBG Keluarkan Peringatan Tsunami untuk Warga Pulau Tagulandang Sulut
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.
Baca SelengkapnyaWarga diminta waspada terhadap bencana susulan akibat letusan Semeru.
Baca SelengkapnyaData PVMBG menyebutkan selama kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi.
Baca SelengkapnyaGunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, kembal erupsi, Senin (12/2).
Baca SelengkapnyaGunung Semeru meletus dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter atau 1 Km di atas puncak.
Baca SelengkapnyaLetusan eksplosif memunculkan fenomena alam kilatan petir vulkanik
Baca SelengkapnyaGunung Semeru masih berstatus Siaga atau Level III.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaPada kurun waktu 15 hari, Gunung Raung sudah mengalami gempa tektonik sebanyak 71 kali.
Baca SelengkapnyaGunung Semeru memuntahkan letusan disertai Awan Panas Guguran (APG) pada Senin (25/12) sekitar pukul 05.12 WIB.
Baca Selengkapnya