Hasil Uji Sampel Covid-19 Bangkalan Mirip dengan Kudus
Merdeka.com - Hasil uji sampel Covid-19 klaster Bangkalan, Madura oleh tim Institute Tropical Disease (ITD) Unair menemukan adanya kemiripan dengan sampel Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah.
Hasil ini pun disampaikan oleh Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof. Mohammad Nasih. Ia mengungkapkan dari hasil uji terhadap spesimen Covid-19 di Bangkalan ditemukan ada kemiripan dengan spesimen dari Kudus yang menyerupai mutasi virus corona B16172 atau varian India.
"Hasilnya nampaknya tidak jauh-jauh dari Kudus," ujarnya, Senin (14/6).
-
Apa yang ditemukan peneliti? Para peneliti menggambarkan spesies baru dari genus Calotes di Tiongkok selatan dan Vietnam utara.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti? Para peneliti yang dipimpin oleh Shuhai Xiao di Virginia Tech menemukan fosil spons laut berusia 550 juta tahun, menjelaskan kesenjangan 160 juta tahun dalam catatan fosil.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti? Puluhan petroglief berusia ribuan tahun ditemukan terukir di atas bebatuan di balik semak-semak di daerah pedesaan di Tanum, Provinsi Bohusian, Swedia.
-
Bagaimana cara peneliti menarik kesimpulan dari sampel? Cara peneliti mengambil kesimpulan adalah saat mengumpulkan data dari sampel, hasilnya dianggap mewakili keseluruhan populasi tersebut.
-
Apa yang ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Apa yang ditemukan dalam penyelidikan? Media Fars yang berafiliasi dengan Pasukan Garda Revolusi melaporkan, sebuah penyelidikan menyiratkan Haniyeh dihantam rudal dan menyimpulkan Israel terlibat dalam aksi pembunuhan ini.
Ia menyatakan, meski sudah menemukan kemiripan hasil, namun pihaknya belum dapat menyimpulkan lantaran sampel yang sudah teridentifikasi baru berjumlah 3 dari 24 sampel yang ada.
"Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa karena sampel yang baru bisa diidentifikasi masih tiga," katanya.
Prof. Nasih menjelaskan ITD hanya berhasil mengidentifikasi tiga spesimen karena 24 sampel Covid-19 dari Bangkalan yang diterima tidak sempurna. Sehingga hasilnya pun tidak bisa didapatkan dengan tepat.
"Sampel yang kami terima agak kurang sempurna, sehingga dari 24 sampel yang kira running dalam proses itu, yang sempurna benar hasilnya baru tiga sampel," ujarnya.
Ia pun menekankan bahwa kasus Bangkalan ini harus direspons secara khusus dan penanganannya harus spesifik karena menyangkut penyebaran yang sangat kuat dan cepat.
"Ada peningkatan di Rumah sakit Khusus Infeksi Universitas Airlangga (RSKI Unair) sebelumnya hanya 21-an kini sudah 40 sekian bahkan 50 lebih yang ditangani di RSKI. Ini menandakan bahwa ada peningkatan yang cukup tajam dan penyebaran yang cukup cepat," katanya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasien mengembuskan napas terakhir di RS Embung Fatimah pada 18 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaDua kasus kematian baru dari pasien Covid-19 pada Desember 2023.
Baca SelengkapnyaSebanyak 88 kasus Mpox di Indonesia yang terjadi sepanjang kurun 2022 hingga sekarang, semua varian 2B dan seluruhnya telah sembuh.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaPenularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
Baca Selengkapnya