Hendropriyono Ingatkan Jaga Warisan Ulama Nasionalis, Jangan Dihancurkan!
Merdeka.com - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menyampaikan, generasi muda memerlukan wawasan kebangsaan mendalam demi menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Jangan sampai warisan para ulama nasionalis dihapuskan oleh kemunculan ideologi baru yang dipaksakan.
"Kita telah terwarisi dan saat ini para pemuda, generasi kita, prinsip-prinsip nilai-nilai fundamental yang harus kita pegang teguh dalam kehidupan kita berbangsa bernegara yaitu Pancasila. Pancasila lahir dari kesepakatan terutama para ulama nasionalis, yang lahir dari pemikiran Bung Karno," kata Hendropriyono dalam forum webinar, Minggu (6/12).
"Itu warisan. Yang berubah adalah bagaimana implementasi dari warisan itu. Warisan kan tidak mungkin kita rusak atau ubah-ubah. Kalau kita ubah-ubah asal itu untuk kemaslahatan, bukan dihancurkan," lanjutnya.
-
Siapa yang harus menerapkan Pancasila? Pancasila bisa diartikan sebagai sebuah rumusan dan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat dan pejabat di Indonesia.
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Siapa yang disebut Bapak Pluralisme Indonesia? K.H. Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal Gus Dur merupakan sosok guru bangsa yang karismatik. Presiden keempat Republik Indonesia ini juga disebut-sebut sebagai Bapak Pluralisme.
-
Mengapa Pancasila penting bagi Indonesia? Pancasila tidak hanya menjadi landasan hukum dan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut Hendropriyono, tantangan dan ancaman yang mengganggu persatuan kesatuan bangsa saat ini adalah pemikiran yang berorientasi dalam penghapusan ideologi negara Indonesia.
"Dengan keadaan yang berkembang saat ini, dari masa ke masa memang mungkin patut membuat kesepakatan-kesepakatan baru, tapi strategi saja, bukan ideologi yang sejak dulu dirumuskan ulama-ulama terdahulu. Jadi tujuan kita mengembalikan miss-orientasi dari masyarakat kita supaya kembali pada prinsip para pendahulu kita," jelas dia.
Terlebih di masa sekarang dengan segala kecanggihan teknologi dan internet, para pengguna sosial media hingga influencer harus sadar pentingnya wawasan kebangsaan. Sebab kini, satu orang saja pun dapat mempengaruhi kelompok besar masyarakat.
"Zaman dulu perlu banyak orang, tapi sekarang ini netizen satu orang saja bisa mempengaruhi pikiran banyak orang. Kadang-kadang satu orang pikirannya ngaco-ngaco tapi pada ikut. Nah dia lah ini harusnya berwawasan kebangsaan, sehingga bersama-sama memikirkan strategi bagaimana kita menggunakan warisan ulama nasionalis ini. Bukan diubah," ujar Hendropriyono.
"Ini kaum netizen harus sadar, jangan sampai kita lumat seperti Libya dan Suriah. Itu bisa saja terjadi, namun kita tidak bisa ramalkan kapan terjadinya. Sekarang ini kita harus sadar untuk mencegahnya. Gunakan prinsip-prinsip dasar ulama-ulama nasionalis," tandasnya.
Reporter: Nanda Perdana (Liputan6)
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hendropriyono mengingatkan, rasialisme bisa muncul dengan sendirinya di masyarakat.
Baca SelengkapnyaYaqut menegaskan, mempertahankan Indonesia sama saja dengan mempertahankan harga diri hingga martabat.
Baca Selengkapnyawarisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaSri Yunanto mengingatkan kepada seluruh pihak bahwa pergerakan kelompok pro-khilafah masih tetap eksis di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaDi dalam pesannya terselip larangan untuk menjelek-jelekkan orang. Bahkan Yudo juga memberikan pemahaman tentang adanya kemajuan teknologi media sosial.
Baca SelengkapnyaHamid berpesan jangan cepat memvonis atau menjadikan orang atau kelompok lain hal yang tidak baik, apalagi memusuhinya, kemudian membencinya.
Baca SelengkapnyaModerasi beragama menjadi solusi untuk bagi anak muda agar tidak terjerumus radikal-terorisme
Baca SelengkapnyaPenangkapan di beberapa tampat baru-baru ini semakin menguatkan rasa aman bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaTantangan zaman ini seringkali datang begitu cepat dan mengancam siapapun yang tidak siap beradaptasi.
Baca SelengkapnyaNarasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca Selengkapnya