Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ibu Yul Kelaparan dan Meninggal, PDIP Minta Pemda Bergerak Cepat

Ibu Yul Kelaparan dan Meninggal, PDIP Minta Pemda Bergerak Cepat Kisah Warga Serang Hanya Minum Air Galon. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno ikut menyoroti meninggalnya warga Serang, Banten bernama Yuli. Wanita yang akrab disapa Bu Yul itu meninggal setelah tiga hari sebelumnya mengaku kelaparan, hanya bisa minum air galon isi ulang setiap hari. Kelaparan akibat sulitnya perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Hendrawan menegaskan, bahwa negara harus menjamin kehidupan warganya.

"Harus dicegah. Negara harus hadir di garis depan untuk menjamin tidak boleh ada warga yang hidupnya menukik di bawah garis subsistensi atau eksistensi," kata Hendrawan, Selasa (21/4).

Orang lain juga bertanya?

Hendrawan meminta semua kelembagaan masyarakat dan potensi solidaritas sosial harus dimaksimalkan. Serta semangat gotong royong dan saling membantu terus digelorakan.

"Jaring pengaman sosial (social safety net) sudah turun anggarannya. Pemda harus menyalurkan bantuan secara efektif dan tepat waktu," imbuhnya.

Menurut dia, dalam kondisi sulit seperti sekarang, potensi orang sakit karena stres semakin besar. Dia menyebut, DPR dan DPRD terus memantau dana dana yang digunakan untuk penanganan kasus Covid-19 ini.

"Semoga semua menyadari bahwa inilah saat-saat di mana pemimpin di segala lapisan harus turun dan menunjukkan kualitas pengabdiannya kepada masyarakat," ucapnya.

Kisah Bu Yul

Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).

Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.

Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.

Diduga Serangan Jantung

Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.

"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).

Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.

Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.

"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.

Lapar Minum Air Galon

Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.

"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).

Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.

"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.

Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.

"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.

Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.

"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kementan Salurkan Bantuan 2,3 Ton Pangan untuk Masyarakat Papua Terdampak Cuaca Ekstrem
Kementan Salurkan Bantuan 2,3 Ton Pangan untuk Masyarakat Papua Terdampak Cuaca Ekstrem

Kementerian Pertanian (Kementan) merespons cepat adanya cuaca ekstrem yang mengakibatkan 6 warga Puncak Papua meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Mentan SYL Perintahkan Jajarannya Turun Tangan Bantu Pemulihan Warga Puncak Papua
Mentan SYL Perintahkan Jajarannya Turun Tangan Bantu Pemulihan Warga Puncak Papua

enurut SYL, pemulihan harus dilakukan secara cepat dengan mengawal bantuan pangan serta mendorong masyarakat setempat untuk bercocok tanam.

Baca Selengkapnya
Berbagai Bantuan Disalurkan ke Para Korban Banjir Bandang Sumbar
Berbagai Bantuan Disalurkan ke Para Korban Banjir Bandang Sumbar

Banjir bandang menerjang Kabupaten Agam Sumbar. Puluhan warga meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Dilengkapi BPJS, 11 Ribu Kader Posyandu Banyuwangi Tancap Gas Berburu Stunting
Dilengkapi BPJS, 11 Ribu Kader Posyandu Banyuwangi Tancap Gas Berburu Stunting

Pada 2022, stunting di Banyuwangi mencapai 2.780 kasus. Ini semua terinci by name by addres.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ungkap Sederet Penyebab Bencana Kelaparan di Papua Tengah
Jokowi Ungkap Sederet Penyebab Bencana Kelaparan di Papua Tengah

Bencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Perintahkan Segera Temukan Korban Hilang Akibat Banjir Sumbar
Presiden Jokowi Perintahkan Segera Temukan Korban Hilang Akibat Banjir Sumbar

Presiden Jokowi menyebut negara memberikan anggaran pencarian itu batasnya enam hari, setelah itu ditanggung BNPB.

Baca Selengkapnya
Daya Beli Masyarakat Turun, Menko Airlangga Banggakan Program PKH dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Daya Beli Masyarakat Turun, Menko Airlangga Banggakan Program PKH dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Airlangga menuturkan jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) yang terdaftar melalui Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan angka yang terlalu rendah.

Baca Selengkapnya
Kampung Terancam Kekeringan & Butuh Bantuan, Tapi Ada di Wilayah Kekuasaan KKB
Kampung Terancam Kekeringan & Butuh Bantuan, Tapi Ada di Wilayah Kekuasaan KKB

Cuaca ekstrem membuat Distrik Agandugume dan Distrik Lambewidi Kabupaten Puncak, Papua Tengah mengalami kekeringan. Bahkan dampak kekeringan 6 orang meninggal

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Dua Pekan usai Gempa Kabupaten Bandung
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Dua Pekan usai Gempa Kabupaten Bandung

700 Unit rumah rusak dampak gempa tersebut dan 82 orang mengalami luka berat dan luka ringan.

Baca Selengkapnya
Menteri Risma Cek Fasilitas Pengungsian Korban Lahar Dingin di Sumbar, Kerja Kemensos Diapresiasi Warga
Menteri Risma Cek Fasilitas Pengungsian Korban Lahar Dingin di Sumbar, Kerja Kemensos Diapresiasi Warga

Banjir lahar dingin disertai banjir bandang terjadi karena tingginya intensitas hujan di daerah tersebut.

Baca Selengkapnya
Antisipasi Kekeringan, Panglima TNI Kerahkan Pesawat untuk Modifikasi Cuaca
Antisipasi Kekeringan, Panglima TNI Kerahkan Pesawat untuk Modifikasi Cuaca

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah menyiapkan tindakan termasuk antisipasi kekeringan.

Baca Selengkapnya