Ikan pesut mati di laut Balikpapan, diduga terpapar tumpahan minyak
Merdeka.com - Satwa mamalia laut pesut endemik teluk Balikpapan, ditemukan mati terdampar di pantai Balikpapan. Diduga kuat, satwa itu mati akibat terkena pencemaran racun paparan minyak di teluk Balikpapan.
Keterangan diperoleh, mamalia laut itu ditemukan mati di kawasan pantai Klandasan, Balikpapan, Minggu (1/4) malam kemarin. Temuan satwa itu mengejutkan warga Balikpapan.
"Kami terima informasinya malam tadi ya. Jadi, kami putuskan mengeceknya pagi ini tadi ke lokasi pantai Klandasan," kata Koordinator Koalisi Masyarakat Peduli Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan, Husain, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (2/4).
-
Di mana bangkai kapal ditemukan? Temuan itu berlokasi di sekitar Pulau Kasos.
-
Di mana ikan mati akibat gelombang panas? Foto udara memperlihatkan seorang nelayan mengumpulkan ikan mati akibat pekerjaan renovasi dan kondisi cuaca panas yang sedang berlangsung dari waduk di Provinsi Dong Nai, Vietnam, pada 30 April 2024.
-
Di mana penyelam menemukan bangkai kapal? Di lepas pantai Pejabat setempat menyisir pesisir pantai dan memilih sejumlah lokasi yang memiliki struktur bangunan bawah laut yang tidak lazim untuk dijelajahi penyelam.
-
Mengapa hewan itu dibuang ke laut? Sayangnya, kapten kapal nelayan tersebut; Kapten Akira Tanaka memilih untuk membuangnya kembali agar tidak merusak hasil tangkapan lainnya.
-
Bagaimana bangkai kapal ditemukan? Para ahli telah menemukan total 10 kerajinan yang tenggelam, berasal dari Perang Dunia II hingga 3000 SM dengan menggunakan puisi tersebut.
-
Apa yang ditemukan di bangkai kapal? Pada masa itu mereka menemukan kerajinan tangan yang berasal dari Zaman Kuno dan Romawi, hingga perahu kayu dan logam yang tenggelam sekitar Perang Dunia II.
Satwa perairan laut itu sempat dikira adalah Dugong, sejenis pesut maupun lumba-lumba, yang memang hidup di teluk Balikpapan. "Ternyata itu adalah pesut endemik teluk Balikpapan," ujar Husain.
Bersama dengan instansi terkait, di antaranya Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan dan BKSDA Kalimantan Timur, mendatangi lokasi temuan pesut mati itu. "Kita ambil sampel buat dicek di laboratorium, dan hasilnya diketahui sepekan kemudian, untuk mencari tahu sebab kematiannya," tambah Husain.
"Hanya saja dilihat dari kondisi fisik pesut ini, dugaan kuat kita mati karena terpapar minyak di laut Balikpapan," tukasnya.
Temuan satwa mamalia mati di tengah paparan minyak sampai hari ini di laut Balikpapan, menguatkan argumen pegiat satwa bahwa laut benar-benar tercemar, dan melancarkan class action.
"Jam 11.10 barusan ini tadi, pesut itu kita kubur," ujarnya.
Dijelaskan Husain, ada 4 jenis mamalia yang hidup di teluk Balikpapan. Di antaranya Dugong, pesut, lumba-lumba hidung botol dan lumba-lumba tanpa sirip belakang.
"Sampai sekarang limbah minyak masih sangat pekat. Paparannya semakin luas. Seharusnya pemkot membuat statement Balikpapan darurat lingkungan supaya cepat tanggap. Dikhawatirkan mamalia bawah laut semakin banyak mati," katanya.
Informasi diterima merdeka.com, sampai siang ini, aroma minyak jenis solar dan bensin pun masih tercium dari arah laut. Tidak hanya pesut, ikan kecil lainnya ditemukan mati terdampar di pantai.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangkai ikan besar ini masih berada di tepi pantai dan menanti tindakan lebih lanjut dari instansi yang berwenang.
Baca SelengkapnyaUkuran hiu paus itu panjang total 8,27 meter dan lebar 4,1 meter.
Baca SelengkapnyaIni merupakan hiu paus kedua yang ditemukan mati di kawasan itu dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaSeekor paus sperma viral terdampar di Pantai Semawang, Sanur, Denpasar, Bali, Senin (18/12). Mamalia itu sempat akan diobati, namun tidak mampu bertahan.
Baca SelengkapnyaBerton-ton bangkai ikan yang menyelimuti pelabuhan wisata populer di Yunani ini mengeluarkan bau busuk menyengat.
Baca SelengkapnyaSaksi berusaha mencari korban namun takut turut dimangsa.
Baca SelengkapnyaBangkai seekor paus sperma terdampar di Pantai Legian, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Kamis (7/12) sekitar pukul 14.00 Wita.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca SelengkapnyaNelayan penangkap ikan, Sutrisno, menceritakan kronologi saat proses penangkapan ikan tersebut.
Baca SelengkapnyaKeberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaSeekor ikan Hiu Tutul ditemukan mati terdampar di pantai selatan Munggangsari, Purworejo pada Rabu (16/8) siang.
Baca SelengkapnyaJasad korban ini tidak dibawa ke puskesmas atau RSUD, tetapi langsung dibawa ke rumah duka.
Baca Selengkapnya