Imbangi Kekuatan China, Dua Kapal RI Kembali Merapat ke Perairan Natuna
Merdeka.com - Kepala Badan Keamanan Laut (Kabakamla) Laksdya Achmad Taufiqoerrochman mengungkapkan, dua kapal kembali dikerahkan ke perairan Natuna, Kepulauan Riau. Dua kapal itu dikerahkan dari Batam untuk mengimbangi kekuatan jumlah kapal China yang saat ini masih berada di perairan Natuna.
"Kita imbangi mereka, yang jelas saya akan memberangkatkan dua KRI (kapal Bakamla) dari Batam," kata Achmad usai Rakorsus Pengamanan Laut di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).
Dia mengatakan, jumlah kapal China yang masuk perbatasan Indonesia tak bertambah. Namun, pihak Bakamla mengamati ada sejumlah kapal China yang mulai bergerak ke Natuna.
-
Kapan pendatang asal Cina mulai masuk ke Indonesia? Mengutip jadesta.kemenparekraf.go.id, para pendatang asal Cina sendiri mulai masuk ke Indonesia pada kisaran abad ke-14 sampai abad ke-17 silam.
-
Dimana kapal transit? Pukul 14.09, kapal feri tiba di Pelabuhan Tarebung, Pulau Sapudi. Di pulau ini, kapal akan transit selama satu jam.
-
Bagaimana Kemenhub cegah penolakan kapal niaga Indonesia? Arisudono menyampaikan, melalui PSC Inspection Awareness, IDSurvey ingin mengajak para pemilik kapal niaga berbendera Indonesia untuk mengedukasi awak kapal mereka agar mengetahui serta memahami peraturan terkait bersandar di dermaga negara tujuan.
-
Dimana kapal melayang terlihat? Sebuah kapal muatan barang besar bernama Achilleas terlihat melayang di lepas pantai Yunani ketika melakukan pelayaran di antara pulau Yunani.
-
Mengapa China tenggelam? Penulis studi tersebut mengatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah adalah adanya kehilangan air tanah, yaitu dengan pengambilan air di bawah atau di dekat kota-kota untuk digunakan penduduk setempat.
-
Kenapa merek mobil China masuk ke Indonesia? Produsen mobil China kini memperluas pasarnya ke berbagai negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
"Apakah perkuatan itu untuk memperkuat (bertambah) atau mengganti, nanti kita lihat. Ada 3 coast guard, 2 di utara. Apakah 2 itu ditarik masuk, tetap 3 atau memang ditambah," kata Achmad.
Selain ada beberapa kapal akan masuk, kata Achmad, China mulai menyiapkan kapal logistik ke Natuna. "Ada juga saya lihat mereka menyiapkan kapal logistik," ungkap Achmad.
Dia menegaskan Indonesia tidak akan bernegosiasi terkait garis batas negara. Namun, petugas juga tidak akan bertindak sembarangan dan mengedepankan diplomasi.
"Kita tidak akan menegosiasikan terhadap garis batas itu. Tetapi begini, kita juga jangan membuat mereka malu mundur. Kemarin kan saya sampaikan kita harus ngerti perilakunya," ujar dia.
Bakamla Siap Berikan Pengamanan Nelayan di Natuna
Dia pun berjanji akan memberikan perlindungan kepada para nelayan yang akan berlayar di perairan Natuna. Dia meminta para nelayan yang akan melaut di perairan Natuna berada di sekitaran kapal milik Bakamla.
"Kami akan hadir di situ. Jadi, mereka beroperasi di sekitar saya. Kira-kira begitu," katanya.
Kendati berikan pengamanan, ia mengingatkan kepada para nelayan agar berhati-hati. Mengingat, ombak besar hadir di perairan Natuna.
"Hanya yang jadi masalah adalah musim sekarang musim ombaknya besar. Apakah nelayan kita mampu, itu yang nanti kita lihat. Jadi kita akan lebih mengedepankan keselamatan. Tetap cuaca itu yang akan sangat menentukan bergerak atau tidak," bebernya.
Selain soal cuaca, Taufiqoerrochman menyinggung tentang kondisi kapal sebelum berlayar di Natuna.
"Karena walaupun bagaimana yang saya tahu bahwa kapal ikan itu sudah lama nggak beroperasi. Ini kan dicek dulu sistem keselamatan dan sebagainya," pungkasnya.
Sebelumnya, ratusan nelayan berbagai daerah mengaku siap berlayar di perairan Natuna. Namun mereka masih menunggu aturan-aturan yang menjadi pegangan saat mereka berlayar.
"Kami perwakilan nelayan dari berbagai daerah diundang oleh Bapak Menko Polhukam. Tadi kita bawa sekitar 100 nelayan. Intinya, kami dari nelayan siap bahwasanya Natuna adalah bagian dari NKRI dan kami siap mengisi dan berlayar di Laut Natuna dengan apa yang nanti akan menjadi aturan-aturan yang seperti apa nanti kami siap mengikuti," ujar Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kota Tegal, Riswanto, usai bertemu Menko Polhukam Mahfud MD, di lokasi, Senin (6/1).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaKapal patroli Indonesia berhasil mengusir kapal CCG 5402 keluar dari wilayah yurisdiksi Indonesia di Laut Natuna Utara
Baca SelengkapnyaSejumlah pengamat mengkhawatirkan kerja sama Indonesia-China dalam sektor maritim di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaKasal menilai Presiden Prabowo berupaya mencegah segala bentuk pertikaian di kawasan, dengan tetap menjunjung tinggi Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS).
Baca SelengkapnyaDua KIA berbendera Vietnam dengan nama KG 9324 TS dan 90520 TS akhirnya berhasil diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaPrabowo memilih kunjungan pertamanya ke China setelah jadi presiden. Kemudian, dia langsung bertolak ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaKapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Baca Selengkapnya