Ini asal muasal nama siklon tropis Cempaka dan Dahlia
Merdeka.com - Siklon tropis Cempaka dan Dahlia menerjang sejumlah wilayah Indonesia. Siklon tropis Cempaka diduga menjadi penyebab banjir di wilayah Yogyakarta dan Pacitan. Sementara Siklon tropis Cempaka berdampak peningkatan hujan lebat, gelombang tinggi, angin kencang, maupun potensi kilat atau petir di beberapa wilayah di Indonesia.
Dampak Siklon Tropis Dahlia adalah hujan sedang hingga lebat di pesisir Barat Bengkulu hingga Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian Selatan.
"Kepada seluruh warga masyarakat, bahwa ada siklon tropis Cempaka. siklon tropis Dahlia. Yang mungkin ini satu prototipe baru, fenomena baru dan informasinya juga belum terlalu komprehensif," kata Khofifah Indar Parawansa saat menutup Jambore Relawan Muhammadiyah Ke-2 di Aula Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Minggu (3/12).
-
Apa dampak Siklon Yagi ke Indonesia? 'Siklon Tropis Yagi itu tidak memberikan dampak terhadap cuaca maupun gelombang di wilayah Indonesia,' kata Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG Miming di Jakarta, Rabu (4/9), dilansir dari Antara.
-
Apa itu Siklon Tropis Anggrek? Siklon tropis biasanya berkembang dari kondisi depresi tropis, kemudian berubah menjadi badai tropis, lalu berubah lagi menjadi siklon tropis.
-
Apa saja jenis bencana alam di Indonesia? Berikut kami rangkum apa saja macam-macam bencana alam dan penyebabnya yang umum terjadi. Daftar Macam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya 1. Tanah Longsor
-
Di mana Siklon Tropis Anggrek muncul pertama kali? Pada 16 Januari 2024, BMKG telah mengonfirmasi bahwa telah muncul Siklon Anggrek yang berada di sekitar koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,2 bujur timur, sekitar 1.130 km barat daya Bengkulu.
-
Kapan Siklon Tropis Anggrek muncul? Pada 16 Januari 2024, BMKG telah mengonfirmasi bahwa telah muncul Siklon Anggrek yang berada di sekitar koordinat 10,1 lintang selatan dan 94,2 bujur timur, sekitar 1.130 km barat daya Bengkulu.
-
Kenapa Siklon Tropis Anggrek terbentuk? Efek Coriolis merupakan salah satu faktor pendorong terbentuknya siklon. Selain itu suhu permukaan air laut yang hangat yang menghasilkan uap air yang banyak juga menjadi bahan bakar ideal untuk pembentukan siklon.
Khofifah mengaku pernah dibuat penasaran dengan nama Cempaka dan Dahlia tersebut. Sehingga, sempat menanyakan langsung kepada Kepala Badan Mitigasi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.
"Saya tanya kepada Bu Kori, Ketua BMKG. Siapa yang kasih nama Cempaka dan Dahlia? 'Saya Bu, tapi berdasarkan rapat'. Kenapa dikasih nama bunga?" kata Khofifah seraya menirukan Dwikorita Karnawati.
Berdasarkan keterangan Kepala BMKG, kata Khofifah, pemberian nama bunga supaya masyarakat tidak panik saat mendengarnya. Pedoman penamaan itupun akan digunakan seterusnya.
"Karena secara teknologi BMKG sudah bisa melakukan deteksi sendiri. Maka itu berlaku bagi seluruh negara yang sudah memungkinkan mendeteksi kekuatan angin tertentu," katanya.
Dampak dari Cempaka dan Dahlia ini dijelaskan oleh Khofifah, jika terjadi bersamaan dengan intensitas hujan yang tinggi maka intensitas hujannya akan bertambah tinggi. Ditambah lagi dengan kekuatan angin, sehingga memberikan dampak yang harus diprediksi dan mitigasi oleh BMKG.
"Jadi kemungkinan setelah Cempaka, Dahlia, setelah ada lagi memang akan menggunakan nama bunga lagi. Dari C-Cempaka, D-Dahlia, E, F dan seterusnya yang sudah dikomunikasikan menggunakan nama-nama bunga. Apapun ini yang diharapkan masyarakat tidak panik," jelasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak faktor yang memicu terjadinya siklon tropis.
Baca SelengkapnyaPeneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan mengatakan, saat ini tiga siklon tropis telah menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Baca SelengkapnyaBibit siklon tropis 99W di Laut Tiongkok Selatan bisa memengaruhi cuaca di beberapa wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaMengingat hujan masih akan mengguyur sejumlah daerah, masyarakat diminta waspada bencana hindro meteorlogi.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi hujan disertai kilat dan angin kencang yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Baca Selengkapnya14 daerah tersebut berpotensi mengalami cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang disertai dengan petir serta angin kencang.
Baca SelengkapnyaKarena itu, semua pihak diminta mewaspadai potensi yang dapat menyertainya.
Baca SelengkapnyaSalah satunya adalah masa peralihan musim, yang dikenal sebagai pancaroba.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data 16 Januari 2024, Sistem Siklon Tropis Anggrek berada di posisi 9.4° LS, 93.3° BT dengan kecepatan angin maksimum 40 knot.
Baca SelengkapnyaSuhu maksimum tercatat terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 37,1 Derajat Celcius.
Baca Selengkapnya