Ini fakta ada perwira Polri & jaksa main kasus narkoba diungkap TPF
Merdeka.com - Tim independen pencari fakta testimoni terpidana mati Fredi Budiman yang dibentuk Polri telah menuntaskan tugasnya selama 30 hari. Namun tim tak menuai hasil maksimal.
Dengan alasan keterbatasan waktu selama 30 hari, tim independen belum dapat menemukan bukti konkret terkait dugaan adanya keterlibatan pejabat Polri, TNI dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam testimoni Fredi Budiman. Tim juga tak menemukan kesaksian Fredi dalam videonya soal aliran dana ke pejabat Polri, TNI, dan BNN.
"Mengenai keberangkatan ke China seperti dalam cerita Fredi kepada Haris Azhar dibantah semua pihak yang diperiksa termasuk adik Fredi, Joni Suhendra atau Latif," kata anggota tim independen Effendi Gazali di PTIK, Jakarta, Kamis (15/9) kemarin.
-
Apa hasil capaian Bareskrim Polri? Kabareskrim Polri Komjen Pol. Wahyu Widada memaparkan, jumlah aset yang disita mencapai Rp10,5 triliun.
-
Kenapa Fredy Pratama sulit ditangkap? 'Fredy Pratama keberadaannya masih terindikasi di Thailand. Kami masih mendapatkan kesulitan untuk melakukan penangkapan, karena saya bilang tadi, dari kemarin dia dilindungi oleh gangster, katakanlah 'orang tuanya' adalah bagian dari sindikasi narkoba di daerah Thailand,' Mukti, Jumat (29/12/2023).
-
Apa predikat yang diterima Polri? Mahasiswa Beri Apresiasi Polri Berpredikat Lembaga Bercitra Baik Versi Litbang Kompas Hal ini tak lepas dari kerja keras Polri di bawah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Mahasiswa Apresiasi Polri atas hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini. Dalam survei tersebut Polri menempati urutan teratas setelah TNI sebagai lembaga yang memiliki citra terbaik.
-
Siapa yang mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri? Komisi III DPR mengapresiasi kinerja Bareskrim Polri yang mampu membongkar tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan kejahatan narkoba internasional jaringan FP.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
Namun demikian, tim menemukan sejumlah fakta soal penyimpangan dan pelanggaran yang dilakukan personel Polri dan Kejaksaan dalam kasus narkoba. Meski tak menemukan aliran dana kepada pejabat Polri, TNI dan BNN, tim independen justru menemukan aliran dana kepada perwira menengah Polri yang bukan berasal dari Fredi Budiman.
"Kami menemukan aliran dana ada satu aliran yang merupakan bukti awal dan sudah ditangani Propam dan diakui oleh oknum yang dulu penyidik sekarang pamen Rp 668 juta," katanya.
Menurutnya aliran dana kepada perwira menengah itu terjadi beberapa kali dengan nilai Rp 25 juta, Rp 50 juta dan Rp 700 juta.
"Ada lima indikasi aliran dana 25, 50, 700 bukan oleh Fredi Budiman sudah ditangani dan disampaikan Propam. Tapi belum menemukan aliran dana Fredi Budiman," katanya.
Tak cuma itu, tim juga menemukan adanya metode tukar kepala untuk terpidana mati. Di mana Fredi meminta seseorang untuk mengaku sebagai Rudi.
"Metode tukar kepala, akhirnya kami menemukan terpidana mati orang itu mengaku bernama Rudi. Orang itu diminta menyebut nama Rudi, beberapa pihak lain mengakui dan membela bahwa orang itu tidak tahu sama sekali," kata Efendi.
Dari hasil investigasi, tim juga membongkar pemerasan yang dilakukan oleh seorang jaksa. Pelaku narkotika diperas dengan dalil pasal akan diubah asalkan memberikan uang dan istri pelaku diminta menemani jaksa karaoke.
"Akhirnya pasal tidak berubah dan orang ini tetap dijatuhi hukuman mati," jelas Effendi.
Dari metode tukar kepala itu, Effendi menyebut kecurigaan KontraS di mana ada beberapa pejabat yang menginginkan Fredi tetap dieksekusi. Di saat bersamaan, ada terpidana yang dijadikan ATM dan bisa terus diperas.
"KontraS merasa ada pejabat tertentu yang ingin Fredi dieksekusi, kemudian ada ATM pihak tertentu yang isinya diambil terus menerus," katanya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua anggota polisi di Kota Makassar yakni Bripka SY dan WD diduga terlibat dalam jaringan kartel narkoba Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaFredy Pratama merupakan aktor utama sindikat narkoba kelas kakap
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengaku geram atas perbuatan anak buahnya.
Baca SelengkapnyaDittipidnarkoba Bareskrim Polri berhasil mendeteksi jaringan Fredy Pratama mengubah pola penyelundupan narkoba ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaKesulitan untuk menangkap Fredy Pratama karena dilindungi oleh gangster.
Baca SelengkapnyaGembong Narkoba Fredy Pratama Belum juga Tertangkap, Ini Penjelasan Polri
Baca SelengkapnyaKepolisian Thailand pun telah membentuk tim khusus yang bekerjasama dengan Bareskrim.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bakal menindak secara tegas Eks Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan yang terlibat jaringan Fredy Pratama.
Baca SelengkapnyaAlexander mengatakan, saat melakukan tangkap tangan, tim dari KPK sudah mendapatkan setidaknya dua alat bukti.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dilakukan oleh jajaran Polda Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (3/10).
Baca SelengkapnyaLokasi Fredy Pratama masih disebut berada di pedalaman hutan Thailand.
Baca SelengkapnyaPolri tengah membongkar jaringan narkoba Ferdy Pratama. Salah satu yang ditangkap adalah mantan Kasat Narkoba Polres Lampung Selatan, AKP Andri Gustami
Baca Selengkapnya