Ini kronologi lengkap cucu bunuh nenek di Malang
Merdeka.com - Kematian nenek Betsy Susilowati (91) mengejutkan keluarga dan warga Malang. Sebab, dia dibunuh cucu kandungnya sendiri, ASRSB (16).
Remaja yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas X itu mengaku, tidak suka dengan neneknya yang selama ini dia nilai tidak menginginkan kehadirannya. Kebenciannya selalu muncul saat ketemu sang nenek, apalagi selama ini sama sekali tidak ada komunikasi dengan pelaku dan keluarganya.
Walaupun tinggal satu rumah, mereka merasa seperti orang lain. ASRSB, Andika (kakak) dan Handi Sugeng (ayah) tinggal di lantai II. Urusan dapur dan peralatan pun sendiri-sendiri. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke ruangan sang nenek, yang di dalamnya terdapat dua kamar.
-
Kenapa pelaku mengambil harta benda nenek? Kesempatan inilah yang dimanfaatkan pelaku untuk mengambil barang-barang berharga yang sebenarnya sudah disembunyikan di belakang rumah.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Apa yang diambil pelaku dari rumah nenek? Akibatnya banyak harta benda yang raib antara lain lima sertifikat tanah, emas perhiasan, dan uang senilai dua puluh juta rupiah raib diambil pelaku.
-
Siapa yang dibunuh di Bengkulu? Thomas Parr yang dulunya merupakan seorang Residen pada masa penjajahan Inggris di Benteng Malborough. Tugu yang tak jauh dari benteng ini dibangun untuk memperingati Thomas Parr yang tewas terbunuh oleh masyarakat Bengkulu.
-
Mengapa Nenek Satikem tidak pulang ke Kebumen? 'Jika kangen paling lihat foto. Di sana saya kan harus kerja dan uangnya belum cukup untuk pulang. Jadi hanya bisa lihat foto yang dibawa dari kampung,' ujar Nenek Satikem dikutip dari Liputan6.com.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
Informasi yang dihimpun merdeka.com, berdasarkan pengakuan pengakuan ASRSB (16) kepada polisi pembunuhan itu terjadi Minggu (21/2), sekitar pukul 05.00 WIB. ASRSB spontan berniat menghabisi neneknya saat melalui depan kamarnya. Saat itu dia sendirian, karena ayahnya sudah berangkat menjadi sopir angkot.
ASRSB mendengar neneknya sedang di kamar mandi, dia segera menyelinap sembunyi di balik pintu kamar sang nenek. Saat sang nenek keluar dari kamar mandi dipukul bagian kepala dengan tangan kosong.
Setelah dipukul lalu dicekik hingga kehabisan napas. Namun saat itu, pelaku tidak tahu apakah sudah mati atau masih hidup. ASRSB kemudian mengambil pisau ke dapur di lantai II. Setelah itu dilakukan aksi penggorokan di atas tempat tidur dan membersihkan ceceran darah dengan kain.
Sekitar pukul 06.30 WIB, ASRSB membersihkan diri dan berangkat ke Car Free Day di Jalan Besar Ijen. Dia menemui beberapa teman-temannya.
Sore harinya, ASRSB mengajak pacarnya jalan-jalan ke mal menjual cincin. Kepada pacarnya mengaku menemukan cincin dalam tas di rumahnya. Uang tersebut digunakan untuk makan-makan, bayar utang dan sebagian diamalkan di sekolah.
Handi Sugeng saat pulang mengaku menemukan darah tercecer di keset dan karpet. Dia langsung membersihkan dan menjemurnya. Sesaat Handi keluar rumah dan ngobrol dengan penjual stiker, dia menyampaikan kalau ada darah tercecer dan nenek Betsy tidak terlihat.
Senin (22/2) sekitar pukul 05.00 WIB, ASRSB membuang jasad neneknya ke sungai yang berjarak sekitar 20 meter. Dia mengaku menyeretnya seorang diri hingga sampai di jembatan yang kemudian dijatuhkan.
Baju yang digunakan untuk mengelap darah juga turut dibuangnya. ASRSB mengaku sempat menggeret rambut korban agar bisa terbawa arus.
Sekitar pukul 07.00 WIB, warga menemukan mayat dan melaporkan ke polisi. Petugas melakukan penyisiran sepanjang sungai dan diperoleh keterangan dari RW tentang korban.
Polisi mendatangi rumah korban dan diketahui adanya darah mengering di pegangan pintu kamar. Setelah dilakukan penggeledahan ditemukan darah dan kondisi kamar nenek Betsy yang berserakan.
Polisi menjemput ASRSB di sekolahnya namun yang bersangkutan sedang bertanding bulutangkis mewakili sekolahnya. Pihak sekolah akhirnya mencari pemain pengganti untuk bertanding di SMA 08 Kota Malang.
Butuh 4 Jam polisi mendapatkan pengakuan langsung dari ASRSB. Karena pelaku sempat membantah dan berputar-putar dalam memberikan keterangan. Seorang saksi memberi keterangan kalau pelaku menjual perhiasan di mal. Penyelidikan pun dikembangkan ke toko emas dan diperoleh rekaman CCTV.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaSebelum terjadi pemukulan, korban dan pelaku diketahui sempat terlibat cekcok mulut
Baca SelengkapnyaPelaku MS tak terima anaknya ditusuk korban gara-gara membawa cucu bertandang ke rumah korban.
Baca SelengkapnyaPria inisial EX ditangkap polisi atas kasus pembunuhan terhadap cucunya,
Baca SelengkapnyaNyawanya tak tertolong karena kehabisan banyak darah akibat tusukan pisau yang dilayangkan mertuanya.
Baca SelengkapnyaPembunuhan tersebut dipicu masalah bisnis. Pelaku kesal tak mendapatkan bagi hasil.
Baca SelengkapnyaKasus penemuan mayat di saluran irigasi persawahan Jember mengungkap fakta memilukan.
Baca SelengkapnyaCucu perempuan tega memukul neneknya menggunakan besi
Baca SelengkapnyaMotif pelaku pembunuhan di Musi Banyuasin akhirnya terungkap.
Baca SelengkapnyaTersangka membunuh tetangganya itu karena menyimpan dendam sepuluh tahun lamanya.
Baca SelengkapnyaSekeluarga Tewas di Malang Diduga Bunuh Diri Bersama
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah ayah kandung korban mencari anaknya.
Baca Selengkapnya