Ini Penyebab Kalangan Pelajar Rentan pada Aksi Anarkis
Merdeka.com - Generasi milenial, terlebih pelajar sekolah tingkat menengah dan atas dianggap rentan terhadap aksi anarkis. Paling ringan, aksi tersebut memicu perusakan yang dilakukan spontan karena ketidakpahaman pelajar saat ikut serta dalam aksi demonstrasi.
"Paling ringan itu pengerusakan, kalau paham anarkisme ini terus berkembang pada seseorang bisa jadi dia menjadi radikal. Dan pemahaman ideologinya berubah," kata Direktur Amir Mahmud Center, Dr. Amir Mahmud dalam seminar dan diskusi penguatan pendidikan karakter dalam rangka menangkal anarkisme dan radikalisme di era milenial di lingkungan sekolah, Depok, Jawa Barat, Senin (30/11).
Amir menuturkan, anarkisme sangat berbahaya terutama pada kalangan milenial dengan usia remaja. Sebab, anak remaja usia tersebut didominasi rasa emosional.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Siapa yang terlibat dalam perkelahian antar pelajar? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Kenapa muda-mudi terjaring razia? Petugas juga memergoki pemuda bersama 2 orang wanita dalam satu kamar.
-
Kenapa kekerasan anak di sekolah semakin marak? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif. 'Kekerasan pada anak di satuan pendidikan cenderung dilakukan secara berkelompok akibat lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya circle yang berpengaruh negatif,' kata Anggota KPAI Aris Adi Leksono saat dihubungi di Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Senin (11/3).
-
Bagaimana tekanan teman sebaya memicu perkelahian? Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran, terutama karena anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok. Remaja yang biasanya tidak agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada dalam kelompok.
"Kalau sebenarnya, kalangan milenial lebih mudah dipengaruhi dan dia lebih sering menggunakan rasa emosionalnya. Dan ini rentan dimanfaatkan untuk kepentingan kelompok tertentu. Ini bisa dilihat keberutalan mereka saat demo-demo. Mereka tidak tahu apa yang dilakukan, mereka melakukan sewenang-wenang tapi akhirnya menyesal. Ini karena terdorong oleh emosi," jelas Amir Mahmud.
Dalam simulasi pemahaman paham anarkis itu, Amir menekankan pentingnya semua pihak memberikan pemahaman dan penguatan bahaya paham anarkis.
Menurut dia, dalam batas pengetahuan paham anarkis yang diperoleh kalangan pelajar sudah mereka dapatkan di sekolah dalam bentuk teori.
"Pemahaman di sekolah sifatnya tidak memberi penegasan, secara makna sudah dipahami. Tapi wujud ril keadaanya itu mungkin belum tersampaikan di Sekolah," kata dia.
Bahayanya, jika pemahaman anarkis telah mengakar pada kalangan milenial, maka tidak mustahil pemahaman radikal terhadap suatu ideologi juga terdoktrin di kalangan tersebut.
Dalam seminar yang melibatkan pelajar SMA-SMK se-Jabodetabek itu, Amir berharap semua pihak, baik lingkungan keluarga, rumah tangga, sekolah dan aparat penegak hukum bisa sama-sama menangkal peredaran luas paham anarkis tersebut.
"Ini tidak bisa hanya dilakukan polisi saja, tapi semua elemen masyarakat harus bergerak menangkal pemahaman ini. Karena sangat jelas dampak terkecil pengerusakan di sana-sini dan fatalnya lagi perubahan ideologi," tegasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi mengidentifikasi asal sekolah pelajar yang diamankan. Dari 10 sekolah, hanya dua di antaranya yang berada di Kota Semarang.
Baca SelengkapnyaBiasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah.
Baca SelengkapnyaSeluruh pihak termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi beragam jenis informasi kepada kalangan anak muda
Baca SelengkapnyaSalah satu pelajar bahkan diamankan polisi saat bersembunyi di Cikarang, Bekasi.
Baca SelengkapnyaKelompok Anarko ini menyusup dan melarikan diri ke sejumlah kampus yang sebelumnya menggelar aksi unjuk rasa.
Baca SelengkapnyaAda indikasi mobilisasi anak-anak sekolah ini dilakukan pada sore hari di batas waktu pelarangan demo dengan pola yang mirip.
Baca SelengkapnyaSeseorang yang menjadi pelaku pembulian biasanya memiliki alasan baik dari dalam dirinya, keluarga atau bahkan lingkungan pertemanan.
Baca SelengkapnyaKekerasan yang terjadi di jalan Hasyim Ashari, Kota Tangerang, Jumat (17/5/2024) malam viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerilaku bullying yang dilakukan oleh anak dan remaja bisa muncul karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDeretan kasus di atas hanya segelintir. Tentu kondisi tersebut sungguh miris. Pelajar seorang tak lagi menunjukkan sikap sebagai seorang anak terpelajar.
Baca SelengkapnyaPolisi dan mahasiswa saling halau. Mahasiswa yang mundur ke depan kampung Universitas Diponegoro menghalau polisi kembali ke Gedung DPRD Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya