IPW: Para Teroris Mau Tunjukan Lemahnya Keamanan Mabes Polri era Kapolri Sigit
Merdeka.com - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai kalau serangan yang dilancarkan ZA (25) pada Markas Besar (Mabes) Polri pada Rabu (31/3) kemarin, tunjukan pengamanan yang diterapkan Mabes Polri sangat lemah pada era Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo.
"Para teroris ingin menunjukkan betapa lemahnya sistem keamanan Mabes Polri di era Kapolri Sigit," kata Neta dalam keterangannya, Kamis (1/4).
Selain itu tunjukan kelemahan pengamanan, Neta juga menilai para teroris ini ingin mencatatkan serangan langsung ke Mabes Polri kali ini menjadi pertama kali dalam sejarah serangan di Indonesia.
-
Dimana markas besar Polri? Kemudian, Kepala Kepolisian Negara kala itu Komisaris Jenderal Polisi R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo bikin kantor sendiri di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, bernama Markas Besar Djawatan Kepolisian Negara RI (DKN) yang menjadi Markas Besar Kepolisian sampai sekarang.
-
Di mana perampokan terjadi? Toko jam mewah di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 Tangerang disatroni perampok pada Sabtu (8/6).
-
Bagaimana Brimob Polri mengatasi terorisme? Intensitas perlibatan kekuatan Brimob Polri dalam penanggulangan terorisme di Indonesia meningkat usai serangan teror Bom Bali I. Selain dilibatkan dalam operasi-operasi kepolisian lain, khususnya dalam menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti keberhasilan Polri mengungkap kasus terorisme di wilayah Poso Sulawesi Tengah tidak terlepas dari adanya peran Korps Brimob Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala bersama dengan TNI.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
"Para teroris ingin menunjukkan ke publik bahwa inilah pertama kali dalam sejarah bahwa Mabes Polri bisa diserang teroris dari dalam. Di saat Polri sedang sibuk melakukan penggerebekan ke sarang teroris di berbagai tempat justru markas besarnya malah kebobolan dari dalam," ujarnya.
Atas hal itu, Neta memandang kalau rentetan serangan teror yang di Makassar maupun Mabes Polri adalah peringatan perlu disikapi dengan langkah antisipasi akan adanya serangan lanjutan yang mungkin lebih besar.
"IPW menilai, baik serangan di Makassar maupun di Mabes Polri masih dalam tingkatan peringatan atau ujicoba bahwa akan ada serangan besar yang akan dilakukan bos teroris," sebutnya.
"Untuk itu Polri harus segera mencari dan menangkap bos teroris itu. Sebab bagaimana pun, baik serangan di Makassar maupun di Mabes Polri ada pihak yang mengendalikan dan tidak mungkin pelaku bekerja sendiri," sambungnya.
Selebihnya, dia mengimbau agar pihak kepolisian segera menangkap otak dari pelaku aksi teror ini. Termasuk mengevaluasi senjata yang digunakan sampai cara pelaku bisa masuk dan ke halaman Mabes Polri dengan melewati sejumlah penjagaan.
"Melihat mulusnya strategi serangan di Mabes Polri ini bukan mustahil kelompok teror ini sedang menyiapkan serangan baru yang lebih besar. Inilah yang perlu diantisipasi semua pihak agar rencana serangan itu bisa dipatahkan," ujarnya.
Sebelumnya dalam waktu sepekan sudah terjadi aksi teror yakni aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3). Sementara aksi penyerangan ZA ke Mabes Polri hanya berselang sekitar tiga hari, pada Rabu (31/3) kemarin.
Sementara terkait aksi ZA, dirinya langsung tewas di tempat usai timah panas polisi dilayangkan kepadanya. Jenazah pelaku pun telah menjalani proses autopsi di RS Polri Kramat Jati dan untuk saat ini Jenazah telah dimakamkan di TPU Pondok Rangon pada Kamis (1/4) dini hari.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaKeberadaan polisi istimewa menjadi cikal bakal berdirinya Brimob Polri
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPelaku datang berteriak sambil membawa sebatang besi
Baca SelengkapnyaDugaan prajurit TNI menyerang Polres Jayawijaya itu ditangani Kodam XVII/Cenderawasih.
Baca SelengkapnyaPangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan mengungkapkan duduk perkara penyerangan Mapolres Jayawijaya.
Baca SelengkapnyaDE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (Persero) ditangkap lantaran dirinya diduga terlibat aksi terorisme.
Baca SelengkapnyaSituasi ini makin memanas saat para desertir dari TNI/Polri yang bergabung dengan kelompok-kelompok yang bertikai.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaPasukan Brimob Polri merayakan hari jadi ke-78 tahun, Kamis, 16 November 2023.
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca SelengkapnyaSigit menyebut bahwa ada kelompok yang terafiliasi dengan teroris menumpang aksi saat terjadi perbedaan pendapa
Baca Selengkapnya