IPW sebut Sutarman terlibat upaya kriminalisasi Novel Baswedan
Merdeka.com - Kabareskrim Komjen Sutarman diprediksi bakal mulus menjalani uji kepatutan dan kelayakan sebagai calon tunggal Kapolri di Komisi III DPR pekan depan. Sejumlah anggota komisi bidang Hukum dan HAM itu mengapresiasi kinerja Sutarman selama ini.
Pandangan berbeda dikemukakan Indonesia Police Watch (IPW). Sutarman dinilai salah satu petinggi Polri yang pernah menyulut perseteruan dengan KPK saat kasus korupsi proyek Simulator SIM di Korlantas Mabes Polri.
"Jika Sutarman terpilih menjadi Kapolri menggantikan Timur Pradopo, hubungan Polri dan KPK akan memburuk. Selain itu KPK bisa 'lumpuh' sebab sumber SDM penyidik KPK berasal dari Polri," kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulis, Jumat (11/10).
-
Bagaimana KPK dan Polri akan berkolaborasi? Kunjungan tersebut dalam rangka menandatangani kerja sama antara Polri dengan KPK terkait pemberantasan korupsi.
-
Apa yang diselidiki KPK? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
-
Kenapa KPK dan Polri harus berkolaborasi? Ini kerja sama dengan timing yang pas sekali, di mana KPK-Polri menunjukkan komitmen bersama mereka dalam agenda pemberantasan korupsi. Walaupun selama ini KPK dan Polri sudah bekerja sama cukup baik, tapi dengan ini, seharusnya pemberantasan korupsi bisa lebih garang dan terkoordinasi dengan lebih baik lagi
-
Apa yang sedang diselidiki KPK? Didalami pula, dugaan adanya penggunaan kendali perusahaan tertentu oleh saksi untuk mengikuti proyek pengadaan di Kementan RI melalui akses dari Tersangka SYL,' ungkap Ali.
-
Siapa yang meminta kolaborasi KPK-Polri? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
Untuk itu, kata dia, partai-partai di parlemen yang mengaku reformis dan berkomitmen pada pemberantasan korupsi harus mempertimbangkan Sutarman menjadi Kapolri. Dia menambahkan, bila perlu menolak dan mengembalikan pencalonan Sutarman ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Neta berpandangan Sutarman pernah menyatakan pasang badan dalam kasus Simulator SIM yang melibatkan mantan Kakorlantas Polri, Irjen Djoko Susilo beberapa waktu lalu. Dalam kasus ini, hubungan KPK dan Polri sempat memanas, sampai-sampai SBY harus turun tangan.
"Panasnya hubungan Polri dengan KPK pernah terjadi saat Kabareskrim Sutarman pasang badan dalam kasus korupsi Simulator SIM," imbuhnya.
Selain itu, lanjut dia, Sutarman juga turut andil dalam kasus kriminalisasi penyidik KPK, Novel Baswedan. Kala itu, Novel sempat hendak dibekuk Bareskrim karena dituduh membunuh saat Novel berdinas di Bengkulu.
"Lalu berlanjut pada kriminalisasi terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan dan saat itu para pimpinan KPK ramai-ramai pasang badan untuk Novel. Konflik ini mereda setelah Presiden SBY turun tangan," tegas dia.
Bahkan Neta menilai pencalonan Sutarman sebagai salah satu bentuk untuk melumpuhkan KPK. Apalagi, kata dia, mayoritas penyidik KPK berasal dari Polri.
"Bukan mustahil ada misi untuk melumpuhkan KPK di balik semua ini, mengingat sumber SDM penyidik KPK berasal dari Polri. IPW mengkhawatirkan misi di balik semua ini adalah untuk mengkebiri kelanjutan penanganan kasus korupsi Century dan kasus korupsi e-KTP," tutur dia.
"Artinya, nuansa politik di balik penggantian Timur Pradopo ini sangat kental. Untuk itu partai-partai yang mengaku reformis dan komit dalam pemberantasan korupsi harus mencermatinya dan menolak Sutarman jadi kapolri," pungkasnya. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Novel lantas menyindir Ketua KPK Firli Bahuri yang meresmikan sekaligus main badminton di Manado.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menuding penangkapan mantan Mentan SYL sebagai upaya Firli Bahuri menutupi kasus pemerasan.
Baca SelengkapnyaNovel menyebut, Polri telah menyelamatkan KPK dari tangan Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaPimpinan dan penyidik KPK mendapatkan teror usai mengungkap kasus suap di Basarnas. Apa saja teror yang datang?
Baca SelengkapnyaApabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan membongkar pelemahan di KPK saat ini dilakukan lewat pegawainya yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Baca SelengkapnyaAlexander mengatakan, saat melakukan tangkap tangan, tim dari KPK sudah mendapatkan setidaknya dua alat bukti.
Baca SelengkapnyaNovel menyoroti kasus Ghufron yang bersitegang dengan Dewas KPK sudah parah dan sepantasnya mendapatkan sanksi berat.
Baca SelengkapnyaKPK buka suara usai dikritik habis-habisan oleh ketua Dewas KPK Tumpak Hatorangan.
Baca SelengkapnyaNovel menduga sudah banyak pihak yang menjadi korban pemerasan oknum di KPK. Hanya saja korban tak berani atau belum bersedia mengungkapnya.
Baca SelengkapnyaHakim sebelumnya menyatakan penetapan status tersangka Firli dilakukan Polda Metro Jaya sah secara hukum.
Baca SelengkapnyaPidato yang dimaksud yakni komitmen Ketua Umum Partai Gerindra terhadap pemberantasan korupsi sebagai salah satu prioritas utama pemerintahannya.
Baca Selengkapnya