Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Istana Minta Demokrat Ungkap 'Institusi Siluman' Perusak Atribut Partai

Istana Minta Demokrat Ungkap 'Institusi Siluman' Perusak Atribut Partai Kepala Kantor Staff Presiden Moeldoko. ©2018 Merdeka.com/Moh Kadafi

Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko meminta Partai Demokrat mengungkap 'institusi siluman' yang disebut sebagai perusak atribut Demokrat di Riau. Hal ini agar tidak ada kegaduhan di masyarakat.

"Ya saya pikir begitu (ungkap saja). Enggak usah mengembangkan istilah siluman lah. Kita enggak mengenal istilah dalam ketatanegaraan istilah siluman itu," kata Moeldoko di Hotel Mandarin Oriental Jakarta Pusat, Kamis (20/12).

Mantan Panglima TNI itu mengatakan Indonesia memiliki aparat kepolisian dalam menangani perkara. Dia tak ingin komunikasi politik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menjadi rusak lantaran kasus tersebut.

"Secara komunikasi politik sangat baik hubungan antara Pak Jokowi dan Pak SBY secara personel. Jadi jangan nanti rusak karena persoalan-persoalan yang sebenarnya dilakukan siapapun yang dibawahnya itu yang kurang memahami," jelasnya.

Moeldoko juga meminta agar Partai Demokrat tidak mengembangkan istilah 'institusi siluman' yang di luar ketatanegaraan. Dia menuturkan semua lembaga negara di Indonesia dapat dikenali dengan nama.

"Saya pikir enggak adalah institusi yang siluman, semuanya bisa dikenali. Jadi kalau siluman itu tidak dikenal dalam ketatanegaraan. Jangan menambah istilah baru nanti jadi bingung semua kita," ucap Moeldoko.

Sebelumnya, Partai Demokrat mengaku telah mempunyai bukti adanya keterlibatan pejabat dalam perusakan atribut kampanye di Pekanbaru, Riau akhir pekan kemarin.Menurut Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan bukti tersebut berupa percakapan dua orang pejabat diduga berisi peristiwa perusakan baliho.

"Partai Demokrat mendapatkan informasi dan kesaksian dari berbagai sumber menyangkut pihak mana yang melakukan perusakan atribut Demokrat secara masif," kata Hinca dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 18 Desember 2018 malam.

Informasi yang didapat Partai Demokrat, kata Hinca, adalah percakapan antara pejabat A dan B. Namun, Hinca enggan menyebut identitas pejabat tersebut.

"Informasi lain dari 'pejabat C' yang terima permintaan dari 'institusi X'," lanjutnya.

Reporter: Lizsa EgehamSumber: Liputan6.com (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Panggil Jokowi dan BIN Terkait Dugaan Penyalahgunaan Data Intelijen Partai Politik
Koalisi Masyarakat Sipil Desak DPR Panggil Jokowi dan BIN Terkait Dugaan Penyalahgunaan Data Intelijen Partai Politik

Pemanggilan itu buntut pernyataan Presiden Jokowi memiliki data intelijen partai politik.

Baca Selengkapnya
PKS dan Demokrat: Seharusnya Presiden Tak Perlu Bilang Pegang Data Intel 'Jeroan' Partai Politik
PKS dan Demokrat: Seharusnya Presiden Tak Perlu Bilang Pegang Data Intel 'Jeroan' Partai Politik

PKS dan Partai Demokrat menyayangkan sekaligus mengkritik Presiden Joko Widodo atas pernyataannya soal memiliki data intelijen Partai politik.

Baca Selengkapnya
Moeldoko soal Koalisi Sipil Desak DPR Usut 'Data Intelijen' Jokowi: Jangan Berlebihan
Moeldoko soal Koalisi Sipil Desak DPR Usut 'Data Intelijen' Jokowi: Jangan Berlebihan

Moeldoko mengingatkan tidak usah berlebihan. Dia menyebut data yang dikantongi Jokowi bersumber dari hasil survei.

Baca Selengkapnya
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir
Jokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir

Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.

Baca Selengkapnya
Gerindra Terbuka Demokrat Dapat Jatah Menteri usai Jokowi Bertemu SBY
Gerindra Terbuka Demokrat Dapat Jatah Menteri usai Jokowi Bertemu SBY

Gerindra tidak masalah apabila Demokrat ditawari kursi menteri oleh Jokowi.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Catatan Kritik: Jokowi Sosok Bertanggung Jawab Terhadap Kualitas Demokrasi
PDIP Ungkap Catatan Kritik: Jokowi Sosok Bertanggung Jawab Terhadap Kualitas Demokrasi

PDIP memberikan catatan terhadap proses Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Hasto Duga Ada Perpecahan di Kabinet Jokowi, PSI: Jangan Memperkeruh Suasana Politik
Hasto Duga Ada Perpecahan di Kabinet Jokowi, PSI: Jangan Memperkeruh Suasana Politik

Hasto menduga terjadi fragmentasi atau perpecahan di jajaran menteri KIM.

Baca Selengkapnya
Isu Jokowi Bakal Masuk Struktural Golkar, PDIP Sebut Rumor Selama ini Terbukti
Isu Jokowi Bakal Masuk Struktural Golkar, PDIP Sebut Rumor Selama ini Terbukti

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) bakal jadi dewan pembina Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
BRIN Sebut Jokowi Terindikasi Salahgunakan Wewenang soal Data Intelijen
BRIN Sebut Jokowi Terindikasi Salahgunakan Wewenang soal Data Intelijen

Menurut peneliti BRIN, seharusnya Jokowi tidak mobilisasi intelijen negara untuk memata-matai partai politik.

Baca Selengkapnya
Isu Keretakan Hubungan PDIP dan Jokowi Berbahaya dan Berdampak ke Publik
Isu Keretakan Hubungan PDIP dan Jokowi Berbahaya dan Berdampak ke Publik

Gangguan politik ini menimbulkan tantangan besar, terutama dengan adanya kampanye presiden yang akan datang pada bulan November dan pemilihan selanjutnya.

Baca Selengkapnya
Di Hadapan Jaksa Agung, Politisi Demokrat Ungkap Ada Intelijen 'Main' Jelang Pemilu
Di Hadapan Jaksa Agung, Politisi Demokrat Ungkap Ada Intelijen 'Main' Jelang Pemilu

Seharusnya, seluruh aparat intelijen menjaga netralitasnya pada Pemilu 2024. Tindakan ini akan melukai demokrasi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Ngaku Punya Data Intelijen Arah Politik Partai, PKS Anggap Alarm Berbahaya
Jokowi Ngaku Punya Data Intelijen Arah Politik Partai, PKS Anggap Alarm Berbahaya

Terlebih, menurut Mardani, pernyataan Jokowi disampaikan di hadapan para relawan pendukungnya.

Baca Selengkapnya