Jangan buka media sosial jika mau hidup tenang
Merdeka.com - Kepala Pusat Kajian Keamanan Universitas Bhayangkara Jaya, Bekasi, Jaya Hermawan Sulistyo mengatakan, hampir 90 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi berita hoax dari media sosial.
Hal itu diutarakan Hermawan ketika menjadi pembicara pada Seminar International Globalization of Media di Universitas Bhayangkara Jaya, Bekasi, Bekasi Utara, Kota Bekasi pada Selasa (12/9).
Pembicara lain yang juga hadir di seminar tersebut seperti Director and Assosiate Professor, the Valenti School of Communication at the University of Houston Temple Northup, Profesor dari University of Perpetual Help System DALTA Filipina.
-
Siapa yang hadir di seminar? Kegiatan seminar yang dihadiri mulai dari C-Level Officers, Directors hingga Senior Executive yang merupakan nasabah korporasi BRI ini memiliki potensi untuk mengembangkan bisnisnya melalui pasar modal.
-
Siapa yang ikut seminar? Seminar yang dilakukan di dua sekolah ini menghadirkan peserta dari perwakilan masing-masing kelas di keduanya.
-
Siapa pembicara? Akhirnya sampai di acara inti, ceramah pada sore hari ini akan disampaikan oleh ustaz Muhammad Halim.
-
Siapa yang menjadi narasumber dalam acara? Kegiatan Coffee Morning yang diinisiasi Diskominfo Kaltim ini, mempertemukan para tokoh media pers dengan orang nomor satu Bumi Etam yang kini dijabat oleh Akmal Malik.
-
Siapa pembicara di seminar bulanan AMA Malang? Dalam seminar yang berlangsung secara gayeng tersebut, dibahas mengenai bagaimana platform omnichannel ini bisa membantu mengoptimalkan kinerja bisnis.
-
Siapa saja pembicara di MA Goes To Campus Bali? Mulai Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana Prof. Dr. Putu Gede Arya Sumerta Yasa, S.H., M.Hum, dan Ketua Pengadilan Negeri Denpasar Bapak I Nyoman Wiguna, S.H., M.H. Kemudian, ada pula Ketua Pengadilan Agama Denpasar Bapak Drs. H. Parhanuddin, Perwakilan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar Bapak Ifan Pahlavia Islamy, SH, Kepala Pengadilan Militer III-14 Denpasar Bapak Kolonel CHK Dedy Darmawan, S.H., M.H.
Dengan mengkonsumsi berita hoax, kata dia, masyarakat menjadi resah, dan tidak tenang. Oleh karena itu, jika ingin hidup tenang, Ia meminta agar masyarakat tak membuka media sosial. "Seminggu saja tidak baca sosial media, pasti tenang," ujarnya.
Menurut dia, dibutuhkan kedewasaan masyarakat dalam mengkonsumsi berita terutama yang berasal dari media sosial. Sebab, postingan dari situ dibutuhkan klarifikasi, dan konfirmasi. Yang terjadi saat ini di masyarakat, media sosial, dijadikan sarana empuk untuk membentuk opini, dan menjadikan perubahan di masyarakat.
"Bahkan berita hoax di sosial media dijadikan bisnis, paketan bisa mencapai Rp 75 juta," katanya menunjuk kasus Saracen yang tengah disidik kepolisian.
Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Irjen (Purn) Bambang Karsono mengatakan, di zaman sekarang ini, media digital memberikan perubahan yang sangat signifikan dalam berkomunikasi antara personal, komunitas, organisasi, dan lembaga lain.
"Evolusi media digital membuat perubahan dalam interaksi dan berekpresi, dalam sosial, budaya, ekonomi, edukasi, politik pemerintah, keamanan nasional. Maka berdiskusi itu perlu, seperti seminar ini," tandasnya. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
ATVI bersama YPP Indosiar-SCTV menggelar kegiatan ‘Literasi Media’ di SDN Lagoa 02, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/09).
Baca SelengkapnyaUGM melarang dosen killer atau dosen mengajar galak untuk menciptakan suasana belajar nyaman tanpa kekerasan fisik maupun psikis.
Baca SelengkapnyaDi balik keseruannya, ternyata ada bumerang yang mempengaruhi kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaMenurut para narasumber, berbahasa yang baik akan berdampak positif bagi kehidupan bersosial, dan sebaliknya dampak hukum bisa menjerat siapapun yang melanggar
Baca SelengkapnyaSebelumnya Rektor Unika diminta mmebuat video apresiasi terhadap pemerintahan Joko Widodo
Baca SelengkapnyaSang dosen mengungkapkan Abigail Manurung tak datang di kelasnya.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaSatlantas Polresta Pekanbaru menggelar sosialisasi di Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia.
Baca SelengkapnyaMahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca SelengkapnyaRuang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaPersonel gabungan ini bergerak menyusuri jalan setapak menuju permukiman
Baca Selengkapnya