Jenderal Gatot tegaskan Kapten Eko tak salah terkait insiden di TMII
Merdeka.com - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan Kapten Laut Eko Wuryanto tidak bersalah dalam insiden baku tembak dengan anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Timur, hingga melukai Briptu Seno Aji. Menurut Gatot, baku tembak tersebut murni karena kesalahan komunikasi antara Kapten Laut Eko Wuryanto dengan anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Timur, yang sedang bertugas di wilayah Taman Mini Indonesia Indah.
"Anggota saya tidak salah (Kapten Eko Muryanto). Polisi juga kan sedang melaksanakan tugas saat itu," kata Gatot Nurmantyo di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (3/3).
Gatot menjelaskan kembali peristiwa penembakan terjadi ketika polisi sedang menjalankan operasi penangkapan yang terduga bandar narkoba di Jalan Raya Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Di mana saat yang bersamaan, Anggotanya (Eko) juga sedang berada di lokasi tersebut.
-
Bagaimana cara TNI AD mengklarifikasi klaim pelaku? 'Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Siapa yang terlibat dalam kontak tembak? Kontak tembak terjadi antara Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 133/Yudha Sakti dengan OPM wilayah Sorong Raya.
-
Kenapa ajudan bos KKB ditembak? Penembakan buntut insiden penyerangan dan pembakaran sekolah dan kios warga di daerah itu.
-
Siapa yang terlibat dalam baku tembak tersebut? Anggota Brimob dan TNI yang dikerahkan untuk menjaga keamanan Papua dan menumpas KKB juga mengalami masalah yang cukup pelik. Anggota Brimob dan TNI pun kerap terlibat baku tembak dengan para teroris di Papua yang semakin lama mulai berani menyerang TNI dan Polri yang berjaga di sana.
-
Mengapa penembakan terjadi? Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat di gedung itu.
"Markasnya kan di Cilangkap, mau pulang. Jadi mampir ke warkop. Kemudian mobilnya digedor, kemudian dia turun. Begitu melihat senjata, dia menghindar dulu. Sama-sama mengeluarkan pistol, akhirnya dia bidik, kena tembak kakinya," ucapnya.
Saat anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Timur Briptu Seno Aji terkena tembakan dari Eko (Anggota TNI AL), kemudian barulah keduanya saling memperkenalkan diri. Lalu diketahuilah masing-masing mereka menjabat sebagai anggota TNI-AL (Eko) dan Seno sebagai anggota polri.
"Saat mereka berdua sama-sama mengetahui profesi mereka, kemudian mereka sama-sama meletakan senjatanya," tutupnya.
Seperti diketahui, baku tembak itu terjadi pada Selasa (1/3) malam, tak jauh dari pintu masuk Taman Mini Indonesia Indah (TMII). 4 Anggota polisi dari Resnarkoba Polres Jakarta Timur dengan seorang anggota TNI AL, Kapten Laut Eko Wuryanto itu mengakibatkan anggota Resnarkoba Polres Jakarta Timur, Briptu Eko Seno Aji luka di bagian paha kanan.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam kejadian itu telah menewaskan satu keluarga wartawan Tribrata TV
Baca SelengkapnyaIa memastikan, tidak ada pengeroyokan terhadap dalam kejadian tersebut dan lebih kepada perkelahian.
Baca Selengkapnya"Menyatakan Terperiksa Sudara Johanis Tanak tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku,"
Baca SelengkapnyaPadahal menurut Rocky Gerung, substansi dari kalimat itu bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Baca SelengkapnyaKejadian itu dipicu karena salah paham antara prajurit TNI dengan personel Polri.
Baca SelengkapnyaAnggota Kodim 1621/TTS berinisial JT dan anggota Sat Lantas Polres TTS berinisial H terlibat salah paham.
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaMahfud yakin TNI akan mengganjar hukuman tegas untuk prajurit yang bersalah.
Baca SelengkapnyaPolri dan TNI menegaskan persoalan bentrok telah selesai
Baca SelengkapnyaPanglima Laksamana TNI Yudo Margono memberikan instruksi piting untuk prajuritnya. Hal itu disalahartikan oleh masyarakat hingga ia meminta maaf.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfandi diduga terima suap Rp88,3 miliar.
Baca SelengkapnyaPolisi mengabulkan penangguhan penahanan terhadap seseorang berinisial ARH.
Baca Selengkapnya