Jenuh Belajar di Rumah Akibat Pandemi, Belasan Siswa SMA di Gorontalo Pilih Menikah
Merdeka.com - Pandemi Covid-19 yang sudah setahun menghantam Tanah Air terus menimbulkan sejumlah masalah. Salah satunya di dunia pendidikan. Akibatnya, sekolah maupun kampus mengharuskan pembelajaran dari rumah.
Bahkan di Provinsi Gorontalo sendiri, hingga kini Pemerintah Gorontalo juga belum memberikan izin membuka sekolah untuk belajar tatap muka kembali.
Tentu dampak tersebut sangat berpengaruh pada siswa. Akibat sekolah tak kunjung dibuka, sebagian siswa di beberapa Sekolah Menengah Atas di Gorontalo memilih menikah muda.
-
Kenapa pernikahan di usia muda jadi masalah? Banyak yang beranggapan bahwa risiko hanya menimpa perempuan karena mereka yang seringkali menjadi korban dari pernikahan anak. Namun, laki-laki yang menikah di usia belia juga menghadapi konsekuensi serius yang sering kali diabaikan.
-
Kenapa anak muda menunda pernikahan? Mereka ingin menikah dengan pasangan yang memiliki kesamaan nilai, visi, dan misi.
-
Kenapa hamil di luar nikah menyebabkan pernikahan dini? Sebagian besar permohonan dispensasi itu dilakukan karena hamil di luar nikah dan sebagian lainnya karena alasan sosial budaya.
-
Gimana pengaruh pernikahan usia belia buat perempuan? Perempuan yang menikah di usia muda menghadapi berbagai risiko, terutama dalam hal kesehatan fisik dan mental. Banyak studi yang menunjukkan bahwa anak perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun lebih rentan mengalami komplikasi saat kehamilan dan persalinan.
-
Siapa yang ingin nikah muda? Ingin nikah muda Tak sedikit yang mendoakan agar Dul dan Tissa bisa segera melangkah ke jenjang pernikahan. Apalagi, keduanya juga sempat mengutarakan ingin menikah muda.
-
Mengapa Kemenkominfo mengimbau remaja untuk tidak menikah dini? Ia juga mengimbau, remaja tidak menikah di usia dini karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu maupun anak. Hal ini karena, para remaja masih membutuhkan gizi maksimal hingga usia 21 tahun. Bila nutrisi ibu tidak mencukupi selama kehamilan maka bayi akan lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan sangat berisiko terkena stunting.
Hal ini diakui oleh Kepala SMK 1 Marisa Kabupaten Pohuwato Mirhan H Bumulo. Dari total dari 670 siswa yang terdaftar di sekolahnya, ada 9 orang memilih berhenti sekolah dan menikah muda.
Mirhan mengatakan, pernikahan dini itu terjadi bukan karena faktor pergaulan bebas, melainkan menurut penelusuran pihak sekolah, siswa tersebut merasa jenuh belajar di sekolah dan memilih langsung berkeluarga.
"Siswa itu mengaku mendingan mereka memilih menikah, ketimbang sekolah tapi hanya di rumah," kata Mirhan.
"Mereka hanya menyampaikan kepada kami, bahwa selama di rumah tidak ada lagi yang memberikan motivasi layaknya guru," ujarnya lagi.
Menurut data yang berhasil dihimpun, selain 9 orang di SMK 1 Marisa Pohuwato, 6 siswa lainnya yang memilih menikah muda antara lain 4 orang di SMA 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo, dan 2 orang lagi di SMK 1 Gorontalo.
"Memang ini dampak pandemi, mereka sudah jarang berinteraksi dengan guru dan dunia luar, jadi bosan sendiri dan memilih menikah," ungkap Kepala Sekolah SMK 1 Negeri Gorontalo Ruslan S Payu menambahkan.
Reporter: Arfandi IbrahimSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis
Baca SelengkapnyaMereka menikah karena hamil duluan, lalu cerai setelah melahirkan
Baca SelengkapnyaKabid Bimas Kankemenag Jakarta Utara, H. Saprudin, M.A, terungkap sebanyak 49 remaja di Jakarta Utara melangsungkan pernikahan pada usia di bawah 19 tahun.
Baca SelengkapnyaPeran orang tua dan pendidikan bahaya seks bebas penting untuk menekan fenomena ini.
Baca SelengkapnyaIsu penurunan jumlah penduduk (atau depopulasi) masih jadi momok bagi beberapa negara, salah satunya China. Enggan menikah jadi salah satu penyebabnya.
Baca SelengkapnyaDalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
Baca SelengkapnyaSejumlah SD negeri di Batang kekurangan murid. Hampir separuh dari 452 sekolah di daerah itu tidak memenuhi rombongan belajar.
Baca SelengkapnyaKepala BKKBN Hasto Wardoyo, menyatakan generasi muda tidak perlu takut untuk menikah
Baca SelengkapnyaDalam PP 28/2024 menyatakan membolehkan alat kontrasepsi bagi pelajar atau remaja.
Baca SelengkapnyaSiswa SD Negeri Bugel Kulon Progo harus rela mengungsi ke rumah warga karena sekolahnya terdampak pembangunan JJLS.
Baca Selengkapnya"Semakin kaya, pendidikan tinggi dan bermukim di perkotaan, berkolerasi erat dengan median usia menikah yang semakin mundur," kata Hasto," kata Kepala BKKBN
Baca SelengkapnyaKemenpora dan BKKBN Edukasi Program Keluarga Muda Berdaya
Baca Selengkapnya