Jokowi: Panen Udang Vaname di Muara Gembong Capai 5 Ton
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, panen raya udang vaname di tambak warga yang ikut program perhutanan sosial di Muara Gembong Kabupaten Bekasi, Jawa Barat hasilnya mencapai 5 ton. Kendati begitu, dia mengungkapkan, awalnya budidaya udang di lokasi tersebut berkali-kali mengalami kegagalan.
"Ini kita dulu tebar benih memulai memperbaiki lingkungan di sini itu November (2017). Dulu pikiran kita di Februari bisa panen, ternyata gagal. Nanti tanya ke petaninya, gagal," katanya di Muara Gembong Jawa Barat, Rabu (30/1).
Setelah gagal panen pada percobaan pertama, Jokowi menjelaskan, para petani kembali menabur benih. Pada percobaan kedua itu para petani hanya bisa memanen udang vaname sebanyak 2 ton.
-
Bagaimana Jokowi melihat hasil panen jagung? “Ini adalah jagung yang kita tanam 3 bulan yang lalu, tepatnya 107 hari yang lalu kita ke sini, kita tanam, dan hasilnya ini. Memang ada yang sudah bagus-bagus, gede-gede, tapi juga ada yang masih (kecil) karena terlalu banyak air sehingga tadi dievaluasi dari Pak Mentan, dari Pak Bupati, dari petani memang paritnya harus lebih dikecilkan jaraknya dari 12 (meter) jadi 5 atau 6 meter,“ ujar Jokowi di kawasan food estate, Kamis (6/7).
-
Kenapa Jokowi ingin lihat hasil panen jagung? Dia ingin melihat hasil panen jagung yang merata dan maksimal.
-
Bagaimana cara petani menghadapi gagal panen? Para petani kini diimbau untuk menanam palawija, atau tanaman bukan padi, yang bisa tumbuh di tengah musim kemarau.
-
Kapan petani Sukabumi bisa tanam dua kali? Sebelumnya para petani hanya bisa satu kali tanam dalam satu tahun dengan adanya irigasi perpompaan menjadi dua kali tanam.
-
Dimana Presiden Jokowi melihat panen padi? 'Saya melihat panen padi di Kabupaten Sigi,panenya bagus, bisa 6 sampai 6,2 ton per hektar,' ujar Jokowi pada kunjungan tersebut di lahan pertanian Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah, Rabu (27/3).
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
"Yang ketiga ini diperkirakan nanti akan dapat kira-kira 5 ton. Itu sudah pada posisi yang normal. Saya senang ini sempat gagal, buat belajar. Namanya usaha kan gak harus langsung berhasil," ujarnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menjelaskan, budidaya udang vaname bukanlah hal yang mudah. Dia menuturkan petambak harus memerhatikan lingkungan, suhu dan oksigen.
"Coba tanya, nungguin sehari berapa jam? 24 jam untuk udang itu. Dari KKP juga 24 jam nungguin di sini," jelasnya.
Sampai saat ini, kata Jokowi, baru sekitar 11 ribu hektare lahan yang dimanfaatkan warga untuk tambak udang. Pemerintah setidaknya telah menyiapkan sekitar 80,9 ribu hektare lahan.
Jokowi melanjutkan para petambak harus mengeluarkan modal awal sekitar Rp 180 juta untuk setiap hektare. Namun, pada saat panen mereka bisa mengantongi uang sekitar Rp 310 sampai Rp 320 juta.
"Jadi ini untuk 1 hektare kurang lebih Rp 180 juta. Kemudian tadi dihitung kalau panen dapatnya kira-kira Rp 310 sampai Rp 320 juta. Artinya ada margin keuntungan sekali panen itu Rp 120 jutaan kurang lebih. Ini kan duit gede banget," tutupnya.
Reporter: Lisza EgehamSumber: Liputan6.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mentan dampingi Jokowi tinjau Food Estate Keerom Papua
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, hasil panen raya di daerah tersebut mencapai 6,2 ton per hektare.
Baca SelengkapnyaDirencanakan, lahan food estate seluas 45 hektare akan kembali panen pada September 2023.
Baca Selengkapnya"Kekeringan panjang, hujan yang juga terus menerus sehingga menyebabkan banyak gagal panen," kata presiden.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaGerakan panen dilakukan di lahan 77 hektare dengan hasil produksi rata-rata 7,5 sampai 8 ton/hektare.
Baca SelengkapnyaSebagai pemegang kartu tani, Rusdi tak kesulitan mendapat pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi, melakukan panen raya padi di Desa Karanglayung.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaJokowi melihat ada beberapa hal yang bisa dievaluasi agar hasil panennya bisa lebih maksimal, salah satunya tanaman jagung.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan kepada petani setelah mendapatkan BLT Puso untuk segera menanam.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan harga jagung turun dari Rp7.000 per kilogram menjadi Rp4.200 per kilogram.
Baca Selengkapnya