Jokowi tunjuk 7 kota untuk kelola sampah jadi pembangkit listrik
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) yang isinya mengenai bagaimana pengelolaan sampah menjadi pembangkit listrik. Perpres tersebut dikeluarkan setelah Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas dengan sejumlah menteri kabinet kerja di Kantor Presiden.
Presiden menunjuk 7 kota yang akan dijadikan gerbang pertama membangun pengelolaan sampah menjadi pembangkit listrik. Ke tujuh kota tersebut yakni DKI Jakarta, Bandung, Tangerang, Semarang, Surabaya, Makassar dan Solo.
"Perpres ini sudah diajukan oleh Presiden dengan di bawah koordinasi Menko Perekonomian dan Menko Maritim," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/2).
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Mengapa Wali Kota Tarakan menekankan pengelolaan sampah? Dalam arahannya, Wali Kota menyampaikan beberapa poin penting terkait pengelolaan sampah demi kenyamanan dan keindahan kota Tarakan melalui program TPS3R.
-
Sampah apa yang menumpuk di Kota Jogja? Tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Bagaimana sampah di Kota Jogja dibersihkan? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
-
Di mana Jakarta berada dalam daftar kota paling berpolusi? DKI Jakarta menduduki posisi pertama sebagai kota besar paling berpolusi di dunia pada Jumat (24/5) pagi.
Pramono menjelaskan, enam dari tujuh kota tersebut merupakan kota besar yang memproduksi 100 ton sampah per hari. Sedangkan hanya Solo yang tidak memproduksi sampah sebesar enam kota lainnya. Pemerintah memiliki alasan mengapa memasukkan Solo ke dalam tujuh kota tersebut.
"Dari 7 kota itu memang ada kota besar yang biasa produksi sampahnya bisa 1000 ton. Sedangkan Solo tidak. Kenapa Solo juga, karena biar jadi pilot project untuk kota menengah," ujarnya.
Bukan tanpa sebab pemerintah mengelola dan menjadikan sampah sebagai pembangkit listrik. Pramono mengklaim, pemerintah berharap agar sampah tak hanya menumpuk dan dapat dijadikan untuk menjadi sebuah hal yang bermanfaat.
"Mudah-mudahan dengan ditunjuknya 7 kota ini persoalan sampah yang selama ini menjadi persoalan yang sangat serius bagi kota besar di seluruh Indonesia akan tertangani," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka membeberkan langkahnya memecahkan masalah sampah di Solo
Baca SelengkapnyaDapat mengurangi permasalahan sampah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Baca SelengkapnyaOIKN menyediakan tempat pembuangan sampah reuse, reduce, dan recycle (TPS3R) dan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST).
Baca SelengkapnyaHal itu karena sampah di Jakarta tidak hanya bisa di tampung di Bantar Gebang. Meski begitu, Pramono meminta agar rencana tersebut tidak merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Bangun RDF Plant Senilai Rp1,2 T di Rorotan, Apa Kelebihannya?
Baca SelengkapnyaFasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
Baca SelengkapnyaMenteri Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden Jokowi untuk membentuk dan memimpin satuan tugas (satgas) polusi udara di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingin DLH DKI Tiru Singapura, Sampah Jakarta Bisa Dikelola di Laut atau Teluk
Baca SelengkapnyaPertamina melalui 121 program Sampah Kita telah berhasil mengolah sampah hingga 876.023 ton.
Baca SelengkapnyaJokowi tekankan pentingnya sistem ini dalam menjaga lingkungan dan kualitas air untuk masa depan Kota Pekanbaru
Baca SelengkapnyaTotal luas lahan TPPAS Lulut Nambo yakni 55 hektare. Hasil pengolahan sampahnya berupa Refuse Derived Fuel (RDF).
Baca SelengkapnyaSaat peresmian, Jokowi menekankan pentingnya sistem pengelolaan air limbah cair.
Baca Selengkapnya