Kabur dari pesantren pakai cadar, santriwati ini malah berurusan dengan polisi
Merdeka.com - Warganet dihebohkan dengan video viral perempuan bercadar yang dikabarkan diamankan petugas di Terminal Gayatri Tulungagung, Jawa Timur. Polres Tulungagung memberikan klarifikasi terkait video tersebut. Dipastikan kabar bahwa perempuan berinisial SAN tidak boleh naik bus adalah hoax alias bohong.
Informasi sebenarnya adalah SAN, warga Ponorogo masih duduk di kelas 2 SMP dan merupakan santriwati di salah satu pesantren di Tulungagung. Dia kabur dari Ponpes karena merasa tidak betah di sana.
Kasubag Humas Polres Tulungagung Iptu Sumaji menuturkan, awalnya sekitar pukul 08.00 WIB, SAN duduk di tangga depan pagar tempat tunggu penumpang dan berada di samping bus patas jurusan Surabaya selama 20 menit. Dia duduk diam sambil membawa tas dan memainkan jari-jari.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Apa yang dilakukan pengasuh Ponpes kepada santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Dimana pondok pesantren Langitan berada? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Dimana Pesantren Sam'an Darushudur berada? Pondok pesantren ini memang menjadi tempat pembelajaran khusus bagi santri yang ingin memperdalam kemampuan membaca dan menghapalkan Al Quran. Para guru juga dipersiapkan secara profesional untuk membimbing dengan penuh kesabaran.
"Masyarakat yang melihat hal tersebut melaporkan ke petugas Kemenhub Terminal Gayatri. Oleh petugas Dinas Kemenhub, SAN diajak naik ke tempat tunggu penumpang. Setelah 15 menit, sekitar 08.15 WIB, SAN naik ke Bus Bagong," kata Iptu Sumaji, Selasa (15/5).
Ketika SAN di dalam bus, penumpang ada yang khawatir dan akhirnya meminta Dishub untuk memeriksa SAN. Karena tidak bisa menunjukkan identitas, akhirnya SAN dibawa ke kantor untuk dimintai keterangan.
"Akhirnya pihak Kemenhub menghubungi Polsek K dan Polres. Setelah pihak Polsek datang ditanyakan data identitasnya, baru SAN menjelaskan detailnya. Setelah itu pihak Polres menghubungi pihak pesantren melalui Babhinkamtibmas-nya," tambahnya.
Pihak pondok akhirnya menjemput SAN dan diantar petugas Polres. "Dari keterangan pengurus pondok, memang SAN sudah empat kali keluar dari pondok tanpa izin alias kabur. Tiga kali ditemukan dan yang keempat dia memakai cadar agar bisa keluar dari pondok. Dan saat ini yang bersangkutan sudah berada di pondok kembali," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nazal mengatakan, para pelapor dalam kasus itu merupakan keluarga dari para korban.
Baca SelengkapnyaKasus itu bermula ketika anak perempuan MR, warga Kecamatan Candipuro dikabarkan hamil oleh warga setempat.
Baca SelengkapnyaPengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaSantri Yatim Piatu Hafiz Quran Jatuh dari Lantai 3 Pesantren di Tasikmalaya
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaModus tersangka melakukan tindak asusila dengan memberikan iming-iming uang Rp100 ribu. Uang tersebut untuk uang jajan korban.
Baca SelengkapnyaSekurangnya terdapat enam santriwati yang mengaku dilecehkan pemimpin pondok pesantren ini.
Baca SelengkapnyaSantri Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Malang menjadi korban bullying (perundungan ) oleh seniornya.
Baca SelengkapnyaAksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKanwil Kemenag Jawa Timur tidak bisa melakukan tindakan secara administrasi dan menyerahkan ke polisi.
Baca SelengkapnyaAtas laporan massa tersebut, sebanyk 20 personel dikerahkan polisi. Yakni, untuk mengamankan massa yang 'mengepung' pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaAkses jalan menuju pesantren cukup sempit dan menanjak. Lokasinya juga berada di antara rumah-rumah warga.
Baca Selengkapnya