Kapal terbelah usai dihantam gelombang, remaja ditemukan tewas
Merdeka.com - Adi, remaja 14 tahun warga Tanjung Karang, Sebatik Induk, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, siang tadi ditemukan tewas. Sehari sebelumnya, dia dilaporkan tenggelam, usai yang dia gunakan bersama kakaknya, Aswan (27), patah dihantam gelombang laut di perairan.
"Korban ditemukan unsur SAR gabungan dalam kondisi meninggal dunia, sekitar jam 1 siang tadi ya," kata Kasi Operasi Basarnas Kaltim-Kaltara Kantor SAR Balikpapan Octavianto, dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (22/8).
"Lokasinya, di perairan Tanjung Aru di sekitar pulau Sebatik, dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari bibir pantai," ujar Octavianto.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Siapa yang terlibat dalam evakuasi korban? Mereka menggenapi ratusan personel tim SAR gabungan yang sudah lebih dulu berada di lokasi, terdiri dari Kantor SAR Gorontalo, Korem, Kepolisian Daerah, Palang Merah Indonesia, Kelompok Pencinta Alam, serta grup relawan dan lainnya.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Kapan Tim SAR menangani korban laka laut di Parangtritis? Arif mengatakan, salah satu pengalamannya paling berkesan saat bertugas di Pantai Parangtritis adalah saat menangani korban laka laut di tahun 2014.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
Octavianto menerangkan, saat ini, tim SAR gabungan telah mengevakuasi korban menuju ke Puskesmas Sungai Nyamuk, untuk keperluan autopsi. "Karena ada permintaan dari pihak keluarga," tambah Octavianto.
Sebelumnya, peristiwa itu terjadi Senin (21/8) sekitar pukul 17.30 Wita sore kemarin, antara perairan Desa Sungai Nyamuk dan Desa Bukit Aru Indah, di Sebatik Timur.
"Kedua kakak beradik itu, awalnya mendatangi warga di Desa Sungai Nyamuk, membeli perahu milik warga setempat seharga Rp 9 jutaan," sebut Octavianto.
"Sekira jam 5.15 sore setelah air laut pasang, kedua korban kemudian berangkat dari Dermaga Sungai Nyamuk ke Desa Tanjung Karang, pakai perahu yang baru dibeli itu," ujar Octavianto.
Nahas di perjalanan. Saat melintas di peraiean antara Desa Sungai Nyamuk dan Desa Bukit Aru Indah, perahu yang baru dibeli dan digunakan korban itu, pecah usai dibantam gelombang laut.
"Air masuk ke perahu, dan Aswan sempat memutar balik perahunya kembali ke Sungai Nyamuk. Saat memutar balik itu, perahu patah, dan adiknya Adi, terbanting dan terlempar ke laut. Saat itu, Adi berteriak minta tolong," terang Octavianto.
"Ada warga yang melihat kejadian itu, berusaha membantu menggunakan perahu, dan menyelamatkan Aswan. Tapi adiknya, Adi, tidak ditemukan di perairan," demikian Octavianto. (mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu, 24 Agustus 2024 sekira pukul 22.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKorban bersama dua rekannya, AN (14) dan RF (12), terjatuh ke sungai akibat perahu terbalik.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM menyampaikan rekomendasi ekshumasi kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melalui surat Nomor 571/PM.00/R/VII/2024 tertanggal 30 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaJasad korban sudah dilakukan autopsi. Bahkan, jenazah korban sudah dimakamkan oleh keluarganya di Kabupaten Maros.
Baca SelengkapnyaSaat ini, tim gabungan masih mencari tiga korban hilang.
Baca SelengkapnyaEkshumasi dilakukan untuk mendapatkan kepastian mengenai penyebab kematian Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaKorban saat itu dibawa ke Rumah Sakit Tarumajaya Hospital.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaIbunda mengungkapkan korban tidak pernah pamit saat akan keluar rumah.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca Selengkapnya