Kapolda Jabar janji hukum berat anggota jika terlibat penembakan di Pasteur
Merdeka.com - Pelaku penembakan terhadap seorang perempuan bernama Hani (21) di Kota Bandung pada akhir Agustus lalu masih misterius. Pihak kepolisian mengaku akan tegas memproses hukum siapapun pelakunya.
Kapolda Jabar, Irjen Agung Budi Maryoto mengungkapkan kasus itu masih didalami polrestabes Bandung. Termasuk menangani informasi bahwa pelaku diduga adalah anggota Polri.
"Masih pendalaman penyidik Polrestabes Bandung. Tidak ada lagi, misalkan itu anggota (Polri), kita tidak proses. Tidak. Justru kita akan perberat hukumannya kalau terbukti (pelaku anggota Polri)," katanya saat ditemui usai apel persiapan pengamanan Pileg dan Pilpres di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (19/9).
-
Kenapa polisi belum bisa pastikan motif pembunuhan? Awaluddin mengaku belum bisa memastikan kasus tersebut apakah pembunuhan atau perampokan. Ia menegaskan saat ini personel sedang melakukan penyelidikan.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Kapan kejadian penembakan itu? Benyamin, salah seorang Ketua RT di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara menjadi korban penembakan air softgun saat menggagalkan aksi pencurian sepeda motor, Senin (15/1).
Di tempat yang sama, Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema mengaku, kasus penembakan ini masih dalam proses penyidikan. Saat ini, pihaknya belum bisa menjelaskan secara rinci terkait siapa yang terlibat dalam kasus ini.
"Tim masih melakukan langkah langkah penyelidikan penyidikan terhadap orang yang diduga sebagai pelaku. Masih dalam pemeriksaan mendalam. Jadi nanti kita lebih tahunya yang bersangkutan apa motif dan lain sebagainya sedang kita dalami dulu," jelasnya.
"Saksi masih diperiksa. Kemudian kumpulkan data datanya. nanti mengarahnya siapa pelaku. Kita tidak bisa serta merta seseorang dituduh begitu saja. Lagi lengkapi dulu hasil penyidikannya," ia melanjutkan.
Pengumpulan data pun termasuk menunggu hasil pemeriksaan Labfor Polri terkait penemuan proyektil peluru di sekitar lokasi kejadian.
Diberitakan sebelumnya, sebuah mobil yang sedang melintas di kawasan Pasteur, Kota Bandung ditembak oleh orang tidak dikenal. Seorang penumpang perempuan terkena proyektil peluru di bagian leher.
Dari informasi yang diterima, peristiwa itu terjadi pada Jumat (30/8/2018) pukul 04.00 WIB. Di dalam mobil, terdapat lima penumpang dengan sopir bernama Salim (30). Awalnya, Salim yang merupakan warga Purwakarta berangkat dengan rombongan dua mobil menuju daerah Jalan Dago, Kota Bandung.
Sekitar pukul 01.00 WIB, temannya yang bernama Mahmudi (26) terlibat pertikaian dengan dua orang yang tidak dikenal di salah satu tempat hiburan. Karena menimbulkan ketidaknyamanan, keduanya dilerai oleh juru parkir.
Pada pukul 03.30 WIB, saat rombongan pulang dari kawasan Dago, di Jalan Tol Pasteur mobil Avanza, Nopol : B 1963 PZY yang dikendarainya diduga ditembak. Mobil tersebut diisi oleh Salim dan Mahmudi yang duduk di depan. Sedangkan di bagian belakang, diisi oleh tiga perempuan, yakni Bela, Mita dan Hani yang duduk di bagian paling kanan. Pecahan peluru yang ditembakan itu mengenai leher Hani.
Akibat penembakan itu, Hani mengalami pelemahan otot tangan dan kaki. Tim dokter belum bisa memastikan kelumpuhan itu bersifat permanen atau temporari.
Ia mengalami tiga luka saat datang ke RSHS. Masing-masing berada di leher bagian belakang, kanan samping dan di atas tulang belikat sebelah kanan. Proses operasi yang dilakukan dengan sayatan itu ditemukan pecahan proyektil peluru.
Diketahui, luka pasien sebesar 2 cm sementara kedalaman proyektil peluru yang menembus dari permukaan kulit sampai ke ruas tulang leher berjarak 5 cm. Pelemahan otot yang dialami pasien disebabkan pecahan peluru menghantam tulang belakang di ruang tulang ke enam. Bagian itu merupakan pusat dari sistem syaraf atau sum sum tulang belakang.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Kami sudah mengambil keterangan dari 9 orang, 4 dari anggota Dit Polairud, 3 Masyarakat dan 2 dari pelaku," kata Kabid Propam Polda Sultra, Mochammad Sholeh.
Baca SelengkapnyaApabila benar korban ditembak ketika sedang menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, kasus ini juga bisa dilihat sebagai obstruction of justice.
Baca SelengkapnyaPolisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus penembakan ini.
Baca SelengkapnyaKapolda Sumbar Irjen Suharyono mengatakan, sejumlah saksi diperiksa penyidik Propam Polda Sumbar terkait insiden tersebut.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca Selengkapnya"Kami tegaskan, dari hasil pemeriksaan, peristiwa penembakan ini tidak ditemukan motif politik dan tidak ada kaitan dengan politik."
Baca SelengkapnyaKapolri Listyo meminta jajarannya jangan ragu menindak pelaku yang merupakan perwira polisi.
Baca SelengkapnyaKapolri meminta penyidik Propam Polda Sumbar segera menggali motif dari kasus polisi tembak polisi tersebut.
Baca SelengkapnyaKasus Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar menembak Kasat Reskrim AKP Ryanto Ulil Anshar hingga kini masih diselidiki Polda Sumbar.
Baca SelengkapnyaPropam Polri akan mengawasi selama proses penyelidikan dilakukan timsus Polda Kaltara.
Baca SelengkapnyaMenurut Yusri, proses penyelidikan itu sebagaimana laporan dari pihak keluarga soal dugaan tersebut yang telah diterima Pomdam I/Bukit Barisan (BB).
Baca Selengkapnya