Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri minta MUI koordinasi sebelum keluarkan fatwa

Kapolri minta MUI koordinasi sebelum keluarkan fatwa GNPF MUI dan Polri konpers demo 2 Desember. ©2016 Merdeka.com/Muhammad Luthfi Rahman

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak buru-buru mengeluarkan fatwa. Pernyataan Kapolri ini menyikapi fatwa MUI yang melarang penggunaan atribut natal bagi karyawan muslim yang bekerja di perusahaan tertentu. Fatwa ini pada akhirnya menimbulkan polemik dengan dijadikan landasan bagi ormas melakukan sweeping.

Tito meminta MUI terlebih dulu berkoordinasi dengan kepolisian sebelum mengeluarkan fatwa. "Ya tolong komunikasikan sebelum (Fatwa) dikeluarkan. Jangan dikeluarkan dulu baru dikoordinasikan kepada kita. Seolah-olah kami yang minta," kata Tito di Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (20/12).

Menurut Tito, koordinasi diperlukan untuk memperjelas fatwa yang dikeluarkan MUI. Dia mencontohkan, fatwa pelarangan pemakaian atribut natal terkesan hanya sepotong.

Orang lain juga bertanya?

"Contohya soal atribut natal. Atribut itu apa saja? Tidak jelas. Nanti di lapangan kalau ada fatwa yang tidak jelas nanti di bawah itu nanti ada yang bertindak sendiri tanpa kejelasan juga. Orang pakai pakaian sinterklas diambil misalnya," ujarnya.

Nantinya Tito akan mengirimkan perwakilan dari kepolisian yang bertugas melakukan koordinasi dengan MUI untuk menggodok sebuah fatwa sebelum dikeluarkan. "Kita akan lihat, kalau itu fatwanya positif yang kami akan bantu sosialisasikan," tukasnya.

Sebelumnya, Menko Polhukam Wiranto juga meminta MUI berkoordinasi dengan Kepolisian dan juga Kementerian Agama sebelum mengeluarkan fatwa.

"Fatwa itu dikeluarkan jangan sampai malah menimbulkan keresahan dan problem. Mengapa? Karena pertimbangan untuk mengeluarkan fatwa jangan sampai berasal dari satu persepsi atau satu sumber pertimbangan, tetapi juga harus mempertimbangkan dari berbagai perspektif," kata Wiranto.

Mantan Panglima ABRI ini menambahkan, pemerintah terus berupaya menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Sehingga, jangan sampai terganggu dengan hal-hal yang dapat merusak upaya pemerintah itu.

"Jangan sampai persatuan, kebersamaan, dan toleransi itu justru dirusak dengan hal-hal yang tidak perlu," katanya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rombongan Jenderal-Jenderal Polri Sambangi KPU saat Rekapitulasi Nasional, Ada Apa?
Rombongan Jenderal-Jenderal Polri Sambangi KPU saat Rekapitulasi Nasional, Ada Apa?

Fadil menyebut telah memproyeksikan akan adanya peningkatan eskalasi massa.

Baca Selengkapnya
Polri Minta Kantor KPU di Jatim Dipasangi CCTV Terkoneksi ke Polres, Ini Penjelasan Ketua KPU
Polri Minta Kantor KPU di Jatim Dipasangi CCTV Terkoneksi ke Polres, Ini Penjelasan Ketua KPU

Ketua KPU Hasyim Asy'ari memberikan penjelasan soal permintaan pemasangan CCTV di sejumlah kantor KPU oleh Polri di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
TNI-Polri Duduk Bareng Rapat Cegah Konflik Prajurit dan Anggota di Lapangan, Ini Isi Pembahasannya
TNI-Polri Duduk Bareng Rapat Cegah Konflik Prajurit dan Anggota di Lapangan, Ini Isi Pembahasannya

POM TNI dan Propam Polri menggelar rapat koordinasi teknis (Rakornis) tahun anggaran (TA) 2024

Baca Selengkapnya
Sinergi TNI-Polri & Kejagung, Momentum Kemenko Polkam Integrasikan Strategi Keamanan Nasional
Sinergi TNI-Polri & Kejagung, Momentum Kemenko Polkam Integrasikan Strategi Keamanan Nasional

Pemerintahan Prabowo Subianto dinilai mengambil langkah signifikan dalam memperkuat koordinasi antara TNI, Polri dan Kejagung.

Baca Selengkapnya