Karikaya buah pencuci tangan Suku Tengger yang berubah jadi manisan
Merdeka.com - Carika atau Suku Tengger menyebutnya Karikaya, buah menyerupai pepaya dengan ukuran sebesar kepal tangan manusia. Semula buah kekuningan ketika masak di pohon itu hanya dimanfaatkan sebagai pencuci tangan dan kaki usai beraktivitas di sawah.
Kandungan cairan yang bercampur biji di dalam buahnya mampu membersihkan kotoran yang melekat di tangan. Serupa dengan Markisa, biji Karikaya terselimuti cairan berbentuk lendir yang lembut.
Kerak kotoran yang membandel melekat di tangan akan luntur oleh cairan lendir tersebut bersama bilasan air. Petani Suku Tengger usai berladang sudah biasa mencari Karikaya yang tumbuh liar di kawasan Gunung Bromo.
-
Kapan batang pepaya diberikan ke jangkrik? Daun pepaya sebaiknya diberikan setiap hari, sedangkan batang pepaya bisa diberikan secara periodik, misalnya dua kali seminggu.
-
Apa saja manfaat dari pohon pepaya? Pohon pepaya sering kali menjadi tanaman favorit di halaman belakang rumah karena manfaatnya yang banyak, mulai dari buahnya yang kaya nutrisi hingga daunnya yang berkhasiat obat.
-
Bagaimana pohon pepaya bisa membantu lingkungan? Pohon pepaya (Carica papaya) adalah salah satu tumbuhan tropis yang tidak hanya terkenal karena buahnya yang lezat dan kaya nutrisi, tetapi juga karena berbagai manfaat lingkungan yang ditawarkannya.
-
Apa itu buntil daun pepaya? Hidangan khas dari Jawa Tengah, Purbalingga, yang dikenal sebagai Buntil, terdiri dari campuran kelapa, teri, dan rempah yang dibungkus dengan daun pepaya, kemudian direbus dalam santan.
-
Apa itu Kipang Kacang? Kudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
-
Dimana Tari Pisang berasal? Tari Pisang merupakan tarian yang lahir dan populer di Desa Air Batu, Kecamatan Tanah Pemberap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
"Sudah turun temurun, bahkan hingga saat ini," kata Ibu Karyadi, Warga Suku Tengger yang tinggal di Desa Wonomerto, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Kamis (19/7).
Manisan Karikaya ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Tidak hanya itu, mencuci tangan dengan cairan dan biji Karikaya sudah layaknya menggunakan cairan pencuci tangan atau sabun tangan. Karena aroma harum yang khas nan tajam akan menempel di tangan seharum pewangi.
Kini sebagian Suku Tengger sudah mulai memanfaatkan Karikaya menjadi manisan. Bahkan beberapa sudah dikemas instans seperti gelas minuman air mineral.
Ibu Karyadi dan perempuan Suku Tengger secara berkelompok memproduksi manisan berbahan Karikaya. Prosesnya pun terbilang cukup mudah seperti membuat manisan kebanyakan.
"Pertama Karikaya dikupas dan dibersihkan dari getahnya yang menempel, sebelum kemudian dipisahkan isi dan lendirnya," kata Ibu Karyadi sambil memulai mengupas Karikaya.
Manisan Karikaya ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Bagian tengah atau dagingnya, katanya, menjadi bahan utama untuk direbus hingga mendidih. Karikaya yang tidak terlalu masak dianggap lebih bagus, karena teksturnya agak keras.
Sementara isi dan cairannya, diperas dengan menggunakan saringan untuk diambil sarinya. Karena bagian isi dan lendirnya itu akan menjadi perasa, sehingga aroma dan rasa Karikaya lebih tajam.
Secara berurutan cairan Karikaya dimasukkan saat mendidik, disusul dengan cairan gula. Manisan Karikaya nan harum pun bisa dinikmati dengan hangat maupun dicampurkan es.
Manisan Karikaya ©2018 Merdeka.com/Darmadi Sasongko
Karikaya sendiri merupakan tanaman endemis yang bisa ditemukan di Pegunungan Dieng dan Bromo. Konon tanaman yang di Gunung Dieng, dibawa oleh leluhurnya dari Gunung Bromo.
Ibu Karyadi berharap produknya dikenal luas dan bisa menjadi sumber pendapatan keluarganya. Ibu dua anak ini ingin menjual produksinya dengan pasar lebih luas, tetapi memang masih masih persoalan, di antaranya urusan modal.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kudapan ini memiliki tekstur renyah dan rasa yang gurih terbuat dari daun muda bernama tanaman Kelakai yang membuat ketagihan.
Baca SelengkapnyaCita rasa keripik batang pohon pisang begitu gurih, dengan sedikit aroma harum yang tentunya membuat siapapun ketagihan.
Baca SelengkapnyaSelain lezat, tamikil pernah jadi makanan alternatif di masa penjajahan silam.
Baca SelengkapnyaMeski terkesan tak lazim, hidangan ini menjadi ciri khas dari budaya kuliner masyarakat Minahasa.
Baca SelengkapnyaKudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaBahkan kepopulerannya mengalahkan buah stroberi yang selama ini jadi ikon Ciwidey.
Baca SelengkapnyaPapeda adalah makanan pokok bagi masyarakat Papua, simak cara membuatnya.
Baca SelengkapnyaRacun pada pakis sayur dapat larut dalam air atau rusak karena panas, sehingga penting untuk selalu memasak pakis sebelum dikonsumsi.
Baca SelengkapnyaYuk kenalan dengan salah satu suvenir khas adat Baduy ini.
Baca SelengkapnyaKue Pelite, makanan tradisional dari Kota Muntok yang disenangi oleh Bung Karno saat masa pengasingan di Bangka Belitung.
Baca SelengkapnyaDi sini tidak banyak pilihan untuk dimakan selain daun-daunan dan kacang-kacangan dari hutan.
Baca SelengkapnyaKapak perimbas digunakan untuk memotong kayu, membuat persembahan, dan bahkan sebagai senjata untuk berburu atau melindungi diri dari serangan binatang buas.
Baca Selengkapnya