Kasus Cebongan, PKS doa ada sosok Umar bin Khatab di Polri
Merdeka.com - Pelaku penembakan empat penghuni Lapas Cebongan, Sleman, DIY telah terungkap. Hasil tim investigasi Mabes TNI AD menyatakan bahwa pelaku adalah sebelas anggota Kopassus.
Namun, banyak kalangan masyarakat justru mengapresiasi keberanian dan kejujuran 11 prajurit Kopassus. Apresiasi tersebut bahkan cenderung membela para pelaku. Mengapa?
Anggota Komisi I DPR Mardani Ali Sera menduga, besarnya dukungan dan simpati yang justru diberikan masyarakat kepada pelaku dikarenakan masyarakat sudah sangat kecewa dengan penegakan hukum di Indonesia.
-
Mengapa orang merasa kecewa? Kecewa adalah puncak dari kemarahan yang sudah tidak bisa lagi dilampiaskan melalui emosi yang meluap-luap.
-
Bagaimana Bhabinkamtibmas mengungkapkan kekecewaannya? 'Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus,' lanjutnya.
-
Mengapa penembakan terjadi? Serangan tersebut menyebabkan kebakaran hebat di gedung itu.
-
Kenapa keluarga korban minta pelaku dipenjara? 'Kalau misal ada undang-undangnya saya minta untuk dipenjarakan saja. Biar ada efek jera. Karena itu anak telah melakukan kejadian yang sangat brutal,'
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Apa yang membuat orang merasa kecewa? 'Kekecewaan terbesar adalah saat orang yang kita cintai menjadi sumber kekecewaan itu sendiri.'
"Ada yang sakit dengan penegakan hukum kita. Kenyataan premanisme dan organisasi yang menggunakan cara kekerasan bisa eksis merupakan contoh jelas. Harus segera ditegakkan hukum," kata Mardani saat dihubungi, Senin (8/4).
Namun demikian, politikus PKS ini tidak membenarkan aksi kekerasan yang berujung pada tewasnya empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan itu.
"Yang kedua, tindakan oknum Kopassus tetap tidak dapat dibenarkan. Selemah-lemahnya hukum tidak dapat jadi alasan untuk bertindak di luar koridor. Adanya masyarakat yang mendukung aksi barbar justru menjadi keprihatinan kita bersama," tegas dia.
Untuk menghindari kejadian serupa terulang, dia berharap agar Polri melakukan pembenahan di internal. Terutama reformasi di tubuh Polri harus dilakukan secara serius.
"Tapi memang perlu reformasi yang kuat di tubuh Polri. Kami berdoa segera ada sosok Umar bin Khattab di Polri yang berani tegas, cerdas dan adil," imbuhnya.
"Secara perasaan bisa dimaklumi. Tapi tidak bisa dibenarkan. Pengadilanlah sebagai wadah menemukan kebenaran dalam negara hukum di dunia ini," tandasnya. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dudung menambahkan, ia tidak keberatan jika ada lembaga lain yang meminta peradilan koneksitas. Ia justru mendorong hal tersebut.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman yakin Kapolri Listyo Sigit Prabowo akan menindak tegas terhadap pelaku, tanpa pandang bulu
Baca SelengkapnyaMeski dikecam berbagai pihak, Bobby Nasution tetap berkomitmen mendukung aparat kepolisian untuk menembak mati para pelaku begal sadis di Kota Medan
Baca SelengkapnyaPeluru yang dimuntahkan mengenai pelipis kanan dan pipi hingga menembus tengkuk.
Baca SelengkapnyaPembacaan itu dilakukan ketika dirinya tengah menjalani masa tahanan kasus terorisme.
Baca Selengkapnya"Kasus ini sangat memprihatinkan, korban tewas sia-sia karena perilaku oknum yang brutal," kata Habiburokhman.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto membela Wali Kota Medan Bobby Nasution yang mendukung polisi menembak mati begal di Kota Medan.
Baca SelengkapnyaAKP Ryanto Ulil Anshar ditembak di parkiran Mapolres Solok Selatan pada Jumat (22/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaPelaku harus ditindak tegas karena kasus tersebut telah mencederai institusi Korps Bhayangkara.
Baca SelengkapnyaPenggerebekan perampok tersebut berjalan dramatis. Pelaku sempat melakukan perlawanan, menembak kedua petugas.
Baca SelengkapnyaAksi penembakan terjadi di Kantor Polres Solok Selatan, Sumatera Barat pada Jumat (22/11) dini hari.
Baca SelengkapnyaMenyikapi hal tersebut, poling pun digagas di Kota Medan sejak Selasa (11/7/2023).
Baca Selengkapnya