Kasus dugaan Ahok nista agama dianggap ganggu demokrasi Indonesia
Merdeka.com - Kasus penistaan agama melanda Basuki T Purnama alias Ahok, mengganggu konsep demokrasi di Indonesia. Banyak pihak melihat ini menjadi masalah perlu perhatian serius. Apalagi banyak negara luar tidak lagi memakai aturan ini.
Andreas Harsono dari Human Rights Watch menuturkan, ada tiga poin penting dalam demokrasi harus dipegang, yakni masalah kemerdekaan, persaudaraan dan persamaan. Hadirnya kasus penistaan agama menunjukkan lunturnya tiga pegangan itu.
"Demokrasi itu berikan berikan tiga syarat, kemerdekaan, persaudaraan, persamaan. Kasus penistaan agama menunjukkan tidak tersentuhnya tiga syarat itu," kata Harsono saat dihubungi merdeka.com, Jumat (2/12).
-
Siapa yang sebut hukum di Indonesia terguncang? Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim menyebut, bahwa putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres menjadi persoalan serius terkait hukum di Indonesia.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Siapa yang mengungkapkan kekhawatiran soal demokrasi di Indonesia? Sama halnya dengan Omi, Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengaku dengan situasi terkini yang menyebut demokrasi Indonesia sedang diontang-anting. Ia mengatakan bahwa sesuai temuan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) diduga ada intervensi dari lembaga eksekutif ke lembaga yudikatif.
-
Siapa yang berperan penting dalam demokrasi Indonesia? Dalam sistem demokrasi parlementer, partai politik berperan penting. Partai politik merupakan wadah bagi rakyat untuk mengungkapkan aspirasi dan mempengaruhi kebijakan pemerintah.
-
Kenapa asas pemilu penting bagi Indonesia? Asas-asas pemilu bertujuan untuk memastikan proses pemilu berlangsung sesuai dengan nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan kedaulatan rakyat.
-
Kenapa asas Pemilu di Indonesia penting? Asas Pemilu ini saling melengkapi, menciptakan fondasi yang kokoh untuk melibatkan masyarakat secara langsung dan menyeluruh dalam proses demokrasi.
Harsono menyebut kasus penistaan agama hingga membuat publik turun ke jalan, merupakan hal yang menghabiskan energi. Padahal peraturan mengenai penistaan agama telah banyak dihapus di pelbagai negara. Hanya seperempat negara masih menerapkan aturan itu, termasuk Indonesia.
"Pemikiran ketidakadaan penistaan agama sudah tidak ada sejak ratusan tahun lalu. Sekarang terjadi itu (kasus Ahok) harus menjadi nasib. Ini menjadi nasib gelap kita, semoga kita bisa melewati ini," jelasnya.
Masalah penghapusan mengenai pasal penistaan agama sebenarnya telah dilakukan pada tahun 2009. Ada empat tokoh mengajukan uji materi terhadap undang-undang Nomor 1 tentang pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama. Keempat orang itu, di antaranya Abdurahman Wahid alias Gus Dur, Maman Imanul Haq, Musdah Mulia dan Dawam Raharjo.
Menurut Harsono, Gus Dur kala itu merasa bahwa hanya manusia yang bisa dihina. Sementara agama tidak bisa. Ini karena agama merupakan ajaran sehingga tidak akan hilang maupun besar meski dicerca atau dipuja.
"Agama tidak bisa dihina, itu kan ajaran. Katakan semua orang menghina agama, tidak berarti membuat agama itu kecil," ujarnya.
Terkait penghapusan itu, lanjut dia, Gus Dur juga merasa bahwa pasal penistaan agama tidak akan membuat Indonesia maju. Sehingga lebih baik dihilangkan lantaran dianggap tidak cocok bagi tanah air bahkan cenderung membuat agama minoritas didiskriminasi maupun dimanfaatkan sebagai alat politik.
"Kalau Indonesia mau maju, pasal ini harus dihilangkan. Hanya mendiskriminasi orang-orang minoritas, dan dia (pasal penistaan agama) rentan dipolitisasi," ujarnya.
Uji materi diajukan Gus Dur dan tiga rekannya akhirnya kalah. Padahal saat itu ketua Mahkamah Konstitusi tengah diisi Mahfud MD, dikenal sebagai orang dekat Gus Dur dan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama.
Untuk itu, Harsono melihat Ahok bakal sulit lolos dari kasus dugaan penistaan agama dilakukannya saat berada di Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu. Selain karena hukumnya dianggap tidak benar, ada intervensi politik mewarnai kasus ini.
"Kecil dia bisa lolos, karena hukumnya memang tidak benar, dan in dipakai kepentingan politik," terangnya.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Gubernur DKI Basuki T Purnama bercerita saat ditahan kasus penistaan agama.
Baca Selengkapnya"Tampak jelas betapa nilai pancasila dan etika di dalam berpolitik dan mentaati hukum itu terjadi degradasi yang amat sangat,"
Baca SelengkapnyaKeduanya pernah menjadi gubernur. Akankan berpotensi menang jika keduanya berduet?
Baca SelengkapnyaHasilnya, nilai-nilai universal agama dianggap menjadi salah satu sumber moralitas tertinggi dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca SelengkapnyaKondisi demokrasi Indonesia menjadi sorotan di era Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia
Baca SelengkapnyaPersoalan di Jakarta menjadi konten perdana yang diunggah Ahok di 2024.
Baca SelengkapnyaArief mengingatka Indonesia memiliki ideologi Pancasila sehingga perkawinan sesama jenis tidak boleh dibairkan.
Baca SelengkapnyaAnies mengatakan, perubahan harus dilakukan karena negara ini adalah negara hukum
Baca SelengkapnyaApakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan mengungkap masih ada masalah kebebasan berekspresi di Indonesia hari ini.
Baca SelengkapnyaMahfud MD mengatakan, etika yang rapuh sejak era Orde Baru telah melahirkan praktik KKN.
Baca Selengkapnya