Kasus Narkotika di Bali Meningkat 8 Persen Selama Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Putu Gede Suastawa menyebutkan, bahwa semenjak pandemi Covid-19 dari Bulan Januari hingga September 2020, peningkatan serta penggunaan narkotika di Bali meningkat 8 persen.
Dia membandingkan, sebelum pandemi Covid-19, ada sebanyak 571 kasus dan saat ini sudah mencapai 681 berkas kasus narkotika dengan jumlah tersangka 716 orang.
"Ada peningkatan sekitar 8 persen, sekarang itu sudah 618 berkas kasus di seluruh Bali, termasuk (kasus) di Polda Bali dan BNN," kata Suastawa di Kantor BNN Provinsi Bali, Senin (16/11).
-
Apa yang terjadi di Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Kenapa kasus kanker di Indonesia meningkat? Meningkatnya Jumlah Kanker di Indonesia Terjadi Akibat Gaya Hidup Kebaratan Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa saja kasus polisi narkoba? 'Ada tujuh yang sudah vonis PTDH. Empat sudah keluar surat keputusan (pemecatan), tiga masih menunggu keputusan dari Polda Sulsel,' ujarnya saat rilis akhir tahun di Mapolrestabes Makassar, Sabtu (30/12). Ngajib menyebut personel yang mendapatkan vonis PTDH, mayoritas karena kasus disersi atau pengingkaran tugas atau jabatan tanpa permisi. Sementara dua kasus lainnya adalah keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan narkoba.
-
Kapan puncak kasus DBD di Indonesia? Hingga minggu ke-41 tahun 2024, atau sekitar bulan Oktober, tercatat 203.921 kasus dengue dengan 1.210 kematian.
Sementara untuk barang bukti narkotika yang diamankan, pihaknya tidak dapat merinci. Karena sudah banyak yang dimusnahkan dari Bulan Januari hingga Desember 2020.
Namun paling tinggi pengguna di Bali adalah sabu, kedua ganja, ketiga tembakau gorila dan terakhir ekstasi. Kemudian, untuk peredaran narkotika terbanyak adalah di Kota Denpasar dan Badung, Bali. Selanjutnya, untuk barang haram tersebut banyak dikirim dari Riau, Medan, Aceh, Surabaya dan Malang, Jawa Timur.
"Ekstasi (terendah) karena tempat hiburan malam sekarang banyak yang tutup. Karena ekstasi itu kebutuhan di tempat kelab malam," imbuhnya.
Suastawa juga mengatakan, bahwa dampak pandemi Covid-19 sangat besar bagi peredaran narkotika dan penggunaan di Pulau Bali.
Hal tersebut dikarenakan banyak orang-orang yang terkena PHK serta dirumahkan. Sehingga mereka yang menggunakan barang terlarang itu tidak memiliki aktivitas dan pemakaian narkotika juga mulai meningkat.
Selain itu, tidak jarang para pengedar adalah orang-orang yang terkena PHK dan dirumahkan karena kebutuhan ekonomi. Kemudian petugas BNN dan Polda Bali juga melakukan pengawasan yang ketat selama Pandemi Covid-19 sehingga banyak yang tertangkap dan data kasus pun meningkat.
"Hasil data yang kita dapatkan seperti itu dari tersangka yang ada. Dampak pandemi ini sangat besar pengaruhnya karena yang pertama para pengguna-pengguna banyak yang di PHK kemudian work from home. Karena, justru ketagihannya karena tidak ada kegiatan, semakin tinggi walaupun terbatas dia mempunyai uang sedikit," ujar Suastawa.
BNN Bali memusnahkan barang bukti sabu seberat 90 gram dari Malaysia dan ganja seberat 859,42 gram dari Medan, Sumatera Utara.
"Kita, melakukan pemusnahan barang bukti sabu-sabu dan ganja yang sudah disisikan untuk barang bukti dan kemudian disisikan untuk lab," tutur Suastawa.
Ia menerangkan, untuk barang bukti sabu didapatkan dari tersangka Rabindra Darmawangsa (46) yang ditangkap oleh petugas pada Rabu (14/10) sekitar pukul 13.30 WITA di areal minimarket, Jalan By Pass Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Bali.
Kemudian, untuk barang bukti ganja didapatkan dari tersangka Martin Sitepu (66) yang ditangkap oleh petugas pada Senin (7/11) lalu, sekitar pukul 17.00 WITA di sebuah rumah, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus narkotika di Pulau Bali pada 2023 meningkat 11 persen dibandingkan tahun 2022. Total terdapat 806 kasus yang diungkap Polda Bali sepanjang tahun ini.
Baca SelengkapnyaTemuan kasus Covid-19 kembali memantik kekhawatiran. Di Bali, ditemukan 43 kasus sejak awal Desember 2024.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia tercatat 3,6 juta orang sebagai pengguna narkotika, dengan dinominasi oleh generasi muda.
Baca SelengkapnyaKasus paling banyak terjadi di wilayah hukum Bea Cukai Ngurah Rai sebanyak 89 kasus.
Baca SelengkapnyaSementara, turis asing yang menkonsumsi barang haram tersebut mengaku untuk mencari ketenangan
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil penelitian BNN, pelajar dan mahasiswa gunakan narkoba terbanyak di Sumut.
Baca SelengkapnyaDalam kurun waktu 2 tahun saja yakni 2022-2023, pihaknya telah menyita sekitar 12 ton NPP, artinya per tahun berhasil menyita sebanyak 6 ton narkotika.
Baca SelengkapnyaDari data Polda Sumut untuk jumlah pemberantasan pada 2023, pihaknya mengungkap 5.225 kasus narkoba dengan jumlah tersangka 6.570 orang.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit menyoroti kerawanan wilayah perbatasan Indonesia dalam rapat dengan DPR di Kompleks Parlemen, Senin (10/7).
Baca SelengkapnyaDalam kasus ini, Bareskrim Polri berhasil mengungkap 3 jaringan narkoba internasional dan menangkap 136 orang tersangka melalui joint operation.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri menyinggung pengelolaan pariwisata Bali yang tidak terkontrol.
Baca SelengkapnyaProvinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi wilayah yang paling rendah penggunaan Narkotika di Indonesia.
Baca Selengkapnya