Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kearifan lokal Maumere di balik lagu Gemu Famire

Kearifan lokal Maumere di balik lagu Gemu Famire Frans Cornelis Dian Bunda pencipta lagu Maumere. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Frans Cornelis Dian Bunda, pencipta lagu Maumere ini merasa sangat senang setelah lagu yang diciptakannya bisa memecahkan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (Muri). Pemecahan rekor lagu Maumere itu sekaligus diikuti tarian Gemu Famire yang diikuti oleh ribuan anggota TNI-Polri seluruh Indonesia.

Frans pun menceritakan awal mula lagu ini diciptakannya. Dia mengatakan, lagu itu diciptakannya pada tahun 2011 tepatnya di bulan Mei. Kemudian, lagu ini mulai memasyarakat pada tahun 2012. Dan mulai meluas ke seluruh Indonesia pada 2014.

"Inspirasinya jujur saya buat saya membayangkan lagu ini untuk oleh-oleh tamu atau yang masyarakat siapa saja yang datang ke Maumere mereka boleh mendengar dan menjadikan oleh-oleh. Saat itu saya ingin buat satu lagi yang ketika orang dengar, ingat mereka senang dan membawa ini," kata Frans di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (4/9).

"Jadi ini tuhan memberkati dan lagu ini diterima dan satu hal yang penting saya mengambil beberapa kearifan lokal yaitu ada gong nya, gong wani," tambahnya.

Guru SMK Yohanes 23 Maumere ini pun mengaku, syair yang ada dalam pada lagu tersebut diambil dari cara mengajar guru-guru pada zaman dahulu atau semasa ia kecil.

"Di syairnya saya ambil guru-guru zaman dulu mengajarkan notasi makanya ada gemu ada famirenya, famire itu not, gemu itu memasukan ke dalam mulut," ungkap Frans yang kerap dipanggil Nyong Franco.

Makna dari lagu yang ia ciptakan itu sendiri juga untuk kegembiraan masyarakat asli Maumere maupun warga atau masyarakat pendatang.

"Jadi sebenarnya maknanya itu diambil cara belajar notasi di sekolah, ini suatu kearifan yang sederhana dan sekarang sudah zaman gadget kalau dalam dulu guru-guru harus pinter. Gemu Famire itu makna keseluruhan untuk bergembira, berputar kiru ke kanan," ujarnya.

Dalam lagu Maumere ini, ternyata ia menyanyikan atau menciptakannya tak hanya secara sendiri melainkan dengan sang adik yang bernama Alferd.

"Lagu ini saya nyanyikan dengan adik saya pak Alfred waktu itu produser itu Kaharudin, dan satu orang yang sangat penting dalam musik itu barusan meninggal dua hari lalu Usilelo dia yang operator miksing musik," pungkasnya.

Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) melakukan tari Gemu Famire, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Tari yang diikuti oleh ribuan anggota TNI-Polri ini untuk memecahkan rekor dunia Museum Rekor Indonesia (Muri), Selasa (4/9).

Tari Gemu Famire dilakukan sekitar pukul 06.45 WIB di Plaza Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur atau tepatnya di halaman Gedung Soedirman. Panglima TNI Hadi Tjahjanto yang ditemani oleh sang istri Nanny Hadi Tjahjanto ikut memecahkan rekor dunia Muri.

Sebelum memulai tari Gemu Famire, Hadi bersama dengan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto menyapa anggota TNI-Polri melalui video conference yang ikut memeriahkan rekor dunia Muri di seluruh Indonesia.

"Mari sama-sama hari ini memecahkan rekor tari Gemu Famire. Kegiatan ini dalam rangka menjaga dan melestarikan budaya Indonesia, mari sukseskan Gemu Famiri dalam rangka memecahkan rekor Muri," kata Hadi.

Dalam melakukan tari Gemu Famire, para peserta menggunakan seragam olahraga angkatan masing-masing baik TNI maupun Polri. Tak lupa juga mereka menggunakan selendang dan penutup atau ikat kepala ciri khas dari Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Tari Gemu Famire diikuti oleh 14.300 orang. Peserta terdiri dari 5.000 orang dari Mabes TNI, 1.000 orang dari Mabes AD, 4.000 orang dari Mabes AL, 4.000 orang dari Mabes AU dan 300 orang Mabes Polri.

Tak hanya itu, tari gemu famire ini juga dilaksanakan serentak di markas TNI seluruh Indonesia. Total peserta mencapai 305.000 orang.

Usai melakukan tari Gemu Famire, Hadi pun langsung menerima piagam penghargaan yang diberikan langsung oleh pendiri Muri Jaya Suprana. Selain mendapatkan piagam, Hadi juga memberikan penghargaan terhadap prajurit yang meraih medali di ajang Asian Games.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengulik Gajeuma, Alat Musik Tradisional Mentawai yang Terbuat dari Kulit Biawak
Mengulik Gajeuma, Alat Musik Tradisional Mentawai yang Terbuat dari Kulit Biawak

Gajeuma menjadi alat musik yang berfungsi sebagai pengiring lagu-lagu tradisional yang ada di Mentawai.

Baca Selengkapnya
Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung
Filosofi Tari Bedana, Berisi Ajaran Islam dan Cermin Tata Kehidupan Masyarakat Lampung

Kesenian tradisional yang satu ini masih tergolong dalam tarian Zapin Melayu yang pada umumnya dibawakan oleh pemuda-pemudi Lampung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Petake Gerinjing, Seni Tradisional Pagaralam yang Penuh Pesan Moral
Mengenal Tari Petake Gerinjing, Seni Tradisional Pagaralam yang Penuh Pesan Moral

Salah satu tarian tradisional Indonesia ini mengandung kepercayaan dan juga penuh pesan moral yang mungkin relevan dengan kehidupan kita sekarang ini.

Baca Selengkapnya
Lebih Dekat dengan Grup Musik Lorjhu', Padukan Suara Tradisional Pesisir Madura dengan Musik Anak Muda Jakarta
Lebih Dekat dengan Grup Musik Lorjhu', Padukan Suara Tradisional Pesisir Madura dengan Musik Anak Muda Jakarta

Musik-musik Lorjhu' adalah gambaran seseorang yang selalu rindu dengan Madura

Baca Selengkapnya
Lewat Festival Gending Using, Banyuwangi Perkuat Seni Budaya
Lewat Festival Gending Using, Banyuwangi Perkuat Seni Budaya

Ratusan anak muda antusias mengikuti kompetisi menyanyikan gending (lagu) daerah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Cerana, Simbol Penerimaan Masyarakat Kupang kapada Para Tamu
Mengenal Tari Cerana, Simbol Penerimaan Masyarakat Kupang kapada Para Tamu

Tarian ini dilakukan dengan hati yang tulus dan telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tari Sigeh Penguten, Kesenian dalam Menyambut Tamu Agung di Lampung
Mengenal Tari Sigeh Penguten, Kesenian dalam Menyambut Tamu Agung di Lampung

Sebuah kesenian tradisional dari Lampung ini pada umumnya kerap ditampilkan ketika pembukaan suatu acara baik formal maupun non formal.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Merekatkan Kerukunan Antar-Umat di Tanah Air
Tradisi Kearifan Lokal Merekatkan Kerukunan Antar-Umat di Tanah Air

Perayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.

Baca Selengkapnya
Festival Gending Using Banyuwangi Lahirkan Bintang Baru
Festival Gending Using Banyuwangi Lahirkan Bintang Baru

Setiap tahunnya, ratusan anak muda antusias mengikuti event ini. Mereka antusias menyanyikan lagu daerah Using.

Baca Selengkapnya
Dianggap Sakral, Lagu Sunda Kembang Gadung Ternyata Punya Makna Mendalam untuk Memuji Tuhan
Dianggap Sakral, Lagu Sunda Kembang Gadung Ternyata Punya Makna Mendalam untuk Memuji Tuhan

Lagu Kembang Gadung jadi salah satu tembang Sunda kuno yang masih dinyanyikan. Auranya kuat dan membawa suasana sakral bagi pendengarnya

Baca Selengkapnya
Festival Gending Using Jadi Ajang Apresiasi Penyanyi Muda hingga Legenda Musik Banyuwangi
Festival Gending Using Jadi Ajang Apresiasi Penyanyi Muda hingga Legenda Musik Banyuwangi

Puluhan insan musik tampak memadati Gesibu Blambangan. Ada penyanyi senior hingga para pendatang baru.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Dubai Mohamed Alabbar Dibikin Takjub saat Melihat Alat Musik Khas NTT 'Terima Kasih Lagunya Indah'
Pengusaha Dubai Mohamed Alabbar Dibikin Takjub saat Melihat Alat Musik Khas NTT 'Terima Kasih Lagunya Indah'

Pengusaha Dubai Mohamad Alabbar berterima kasih usai mendengar musik sasando khas NTT.

Baca Selengkapnya