Kelompok JAD Masih Eksis Sebar Gerakan Radikal Via Medsos
Merdeka.com - Densus 88 Anti-Teror menangkap sejumlah terduga teroris di Kota Palangka Raya dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, beberapa waktu lalu. Ditenggarai mereka adalah bagian dari kelompok terduga teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD).
Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan H Purwanto mengatakan, dalam pengamatannya sejauh ini pergerakan JAD masih eksis untuk menyebarkan paham radikal melalui media sosial. Untuk menyamarkan aksinya mereka juga kerap berganti nama.
"Jadi kenyataannya sekarang kelompok JAD ini masih eksis dalam penyebaran gerakan radikal via medsos," ujar Wawan dalam keterangan tertulis, Senin (17/6).
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang ditangkap Densus 88? Aswin mengatakan, Densus 88 Antiteror akan menggali lebih jauh keterangan dari para pelaku, termasuk mencari barang-barang lain yang berhubungan dengan aksi teror.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang ditangkap? Personel Brimob menangkap pria berinisial I, P, G yang diduga sebagai pemakai dan WA sebagai bandar dan perempuan N sebagai pemakai pada Rabu (19/6) dini hari.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
Menurutnya, penyedia platform media sosial seperti Youtube, Facebook dan lain-lain, harus ikut turun tangan terhadap radikalisasi via medsos. Selama ini, lanjutnya, Kominfo telah membendung masalah ini dengan memblokir, men-take down, dan meng-counter konten radikal terorisme. Namun faktanya konten itu masih berkeliaran bebas di medsos.
"Mereka (penyedia platform) seharusnya bisa memfilter sebelum konten radikal tersebut tersebar ke masyarakat. Apalagi masalah terorisme ini termasuk dalam kategori extraordinary crime," tutur mantan Pengamat Intelijen dan Terorisme ini.
Wawan menegaskan, radikalisasi via online melalui medsos sudah menjadi ancaman nyata sehingga perlu diwaspadai. Karena bagi kelompok radikal terorisme media sosial merupakan sarana efektif untuk merekrut dan melakukan indoktrinasi karena jangkauan yang luas.
"Dari beberapa kasus banyak pihak terpapar melalui medsos. Bai'at mereka (kelompok teroris) juga sudah via medsos. Bahkan mereka juga bisa melakukan tanya jawab jika mereka mengalami kesulitan dalam membuat bahan peledak. Sehingga rekrutmen sekarang ini tidak perlu tatap muka lagi," ungkap Wawan.
Terakhir, kata Wawan, perlu upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat termasuk juga lembaga pendidikan di semua jenjang terhadap pentingnya literasi digital anti-paham radikal secara berkelanjutan.
"Literasi digital ini harus berkelanjutan dan harus menyebar ke seluruh elemen masyarakat tentang bahayanya penyebaran paham-paham radikal melalui dunia maya atau media sosial," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga terduga teroris ditangkap berinisial BI, ST dan SQ.
Baca SelengkapnyaBerencana akan beroperasi untuk menggagalkan Pemilu 2024 yang akan datang.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini penyidik masih memeriksa keduanya secara intensif.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap 10 terduga teroris di Solo Raya
Baca SelengkapnyaDengan kini total anggota AO yang sudah ditangkap selama bulan oktober mencapai 42 tersangka.
Baca SelengkapnyaKetiga terduga pelaku teroris merupakan jaringan Anshor Daulah yang beroperasi di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPuluhan tersangka teroris ditangkap Densus 88 itu merupakan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dan Jamaah Anshor Daulah (JAD).
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka diduga terlibat dalam aksi jaringan terorisme di Kalbar dan Sumsel.
Baca Selengkapnya