Keluarga 2 ABK Tunjuk Pengacara, Tuntut Hukum Kasus Pelarungan di Laut
Merdeka.com - Keluarga dua anak buah kapal (ABK) Longxing 629 China yang dilarung di Selandia Baru tak terima diperlakukan seperti itu. Mereka telah menyiapkan pengacara untuk melaporkan kasus ini ke pihak berwajib.
Dua dari tiga ABK yang dilarung bernama Sepri (26) dan Ari (25) warga Dusun II, Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Hal ini dibenarkan Kepala Bidang Pelayanan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika OKI Adi Yanto.
Dari komunikasi dengan aparat setempat, saat ini kedua keluarga telah menunjuk pengacara untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. Mereka tak terima jenazah anggota keluarganya diperlakukan secara tak pantas terlebih sebelumnya disebut perusahaan telah dimakamkan secara Islam. Keluarga merasa dibohongi perusahaan dan akhirnya baru terungkap kebenarannya.
-
Kenapa keluarga AFK melapor ke polisi? 'Kami harap kasus ini diproses karena ada dugaan kelalaian oleh petugas sunat,' ungkap kuasa hukum keluarga korban Fitriyadi, Rabu (29/11).
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Siapa yang membantai warga Tionghoa di Kali Angke? Merujuk laman Kelurahan Angke, sungai ini rupanya identik dengan kasus pembantaian terbesar etnis Tionghoa oleh pasukan VOC.
-
Kenapa keluarga APD mencabut laporan polisi? 'Sehingga saya menghargai orang tua pelaku, sedangkan alasan kita untuk mencabut laporan polisi, karena tersulut emosi membuat laporan ke polisi melihat anak yang merintih kesakitan di rumah sakit,' jelasnya.
-
Mengapa perwira tersebut diperlakukan seperti itu? Dijelaskan dalam video, bahwa setiap prajurit yang sudah masuk ke rumah tahanan maka dianggap sama. “Tidak ada yang spesial di penjara militer meski setinggi apapun pangkatnya,“
-
Kenapa polisi mengancam keluarga buron? 'Ancaman itu sudah kami sampaikan ke keluarga agar turut membantu polisi menangkap para pelaku,' jelas Umi.
"Keluarga sudah menunjuk kuasa hukum untuk mendampingi, untuk memproses kasus ini," ungkap Adi, Jumat (8/5).
Selain itu, kata dia, keluarga juga mendesak perusahaan segera melaksanakan kewajiban terkait ketenagakerjaan kedua ABK. Sebab, hingga saat ini mereka belum menerima apapun dari perusahaan setelah kedua anggota keluarganya meninggal dunia.
Terkait penyelesaian hubungan ketenagakerjaan, Pemkab OKI akan melakukan pendampingan kepada keluarga. Koordinasi dengan Pemkab Pemalang segera dilakukan agar perusahaan dapat menyelesaikan kewajibannya.
"Walaupun itu di luar wilayahnya, kita koordinasi dengan Pemkab Pemalang, ada penyidik ketenagakerjaan yang akan kita lakukan pendampingan," tegasnya.
Tak Sesuai Pernyataan Pihak China
Sebelumnya, Kepala Bidang Pelayanan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika OKI Adi Yanto mengungkapkan, pihak pemerintahan telah mendatangi rumah keluarga ABK untuk mengetahui cerita dan keluhan keluarga.
"Benar, dua ABK itu berasal dari daerah kami OKI. Mereka sudah tahu keluarga mereka jadi korban," ungkap Adi, Jumat (8/5).
Namun, kata dia, keluarga kaget dengan pemberitaan beberapa hari terakhir yang menyebut jenazah kedua ABK itu dilarung ke laut. Sebab fakta ini bertolak belakang dengan informasi perusahaan yang menyebut pemakaman kedua jenazah secara Islam.
"Mereka dapat kabarnya Maret, diminta datang ke Pemalang, Jawa Tengah, oleh perusahaan tempat ABK bekerja. Waktu itu mereka dikasih tahu dimakamkan secara Islam, mereka baru tahu kalau keluarganya dilarung," ujarnya.
Pernyataan keluarga tak sesuai informasi yang diperoleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dari pihak China. Menlu menuturkan bahwa perusahaan pengelola kapal menyebut pelarungan itu sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku secara ketenagakerjaan internasional, dan mendapat persetujuan dari pihak keluarga mereka.
"Bagaimanapun, saat ini Kemlu RI tengah bekerja untuk memastikan kondisi di kapal terkait pemenuhan hak-hak para pekerja, serta penyelidikan lebih lanjut atas pernyataan pengelola kapal soal pelarungan jenazah," terang Retno.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiganya ditangkap di perairan sebelah Selatan Pulau Landu, Kecamatan Rote Barat Daya, Minggu (26/5) kemarin.
Baca SelengkapnyaSaat hendak berlayar ke Australia, mereka langsung ditangkap petugas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah NTT.
Baca SelengkapnyaPara pelaku adalah nelayan yang semula diminta seseorang melakukan perjalanan mengangkut ikan.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca Selengkapnya5 WN China Diamankan di Teluk Kupang, Diduga Akan Diselundupkan ke Australia
Baca SelengkapnyaMereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaTak ada yang mau menolong, aksi heroik nelayan lindungi anak-anaknya saat terombang ambing di lautan selama 2 jam ini viral.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di pos security terminal penumpang Pelabuhan Tenau.
Baca SelengkapnyaDua KIA berbendera Vietnam dengan nama KG 9324 TS dan 90520 TS akhirnya berhasil diamankan polisi.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaPeristiwa pengusiran ini terjadi di Laut Natuna Utara, pada Senin (21/10).
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca Selengkapnya