Keluarga pria keterbelakangan mental: Adik saya dianiaya seperti binatang
Merdeka.com - Pria keterbelakangan mental berinisial AAF diduga menjadi korban penganiayaan petugas Satpol PP DKI Jakarta. Keluarga sudah melaporkan peristiwa ini kepada pihak kepolisian.
Kakak korban yakni Sari menuturkan, adiknya diduga dipukuli petugas yang menjaga acara di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Usai pemukulan, AAF menderita luka lebam di seluruh wajah, serta luka bekas sundutan rokok di tubuhnya.
"Adik saya habis dianiaya seperti binatang oleh petugas. Wajahnya lebam, sundutan di seluruh tubuh. Bahkan waktu saya ke sana masih ada tembakau," ujar Sari saat ditemui di Polres Jakarta Pusat, Senin (20/8).
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
-
Apa yang dilakukan pelaku pada korban? 'Korban meninggal akibat kekerasan. Ini peristiwa pembunuhan dengan tindak kekerasan, ditali, dicekik. Kami penyidik melakukan penyidikan pembunuhan, tidak soal lain,' kata Endriadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada korban? Mereka melakukan tindakan kekerasan fisik kepada korban.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap korban? Pelaku mengancam akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
Sari menceritakan, kejadian bermula saat AAF pergi dari rumah pada Jumat (17/8) pagi. Biasanya, dia pergi tanpa pamit dan pada sore hari pulang kembali ke rumah di Jalan Cempaka Putih Utara. Namun, hingga Jumat malam AAF belum juga pulang. Keluarga cemas lalu mencarinya ke sejumlah lokasi. Termasuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Namun, hingga Jumat malam AAF tak ditemukan.
Keesokan harinya keluarga melanjutkan pencarian hingga ke Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Jalan Kembangan Raya, Jakarta Barat. Saat tiba di panti, petugas panti menyatakan bahwa AAF berada bersama mereka. Namun, sebelum AAF dipertemukan dengan keluarga, petugas menanyakan kondisi saat pergi dari rumah.
"Saya kan enggak lagi tinggal di rumah, saya tanyakan ke orang rumah. Badannya bersih kok. Tiba-tiba dikirim ke saya foto badan AAF, saya terkejut badannya habis dipukuli, disundut rokok. Wajahnya bengkak, mata ada darahnya. Dan tangannya habis diborgol," ujar Sari.
Pihak panti menerima AAF dengan kondisi seperti itu dari petugas pengamanan di Lapangan Banteng. "Saya terkejut. Dia langsung merangkul saya, dia takut," ucap Sari.
Sari menambahkan, dari keterangan AAF, dia dipukuli karena diduga mencuri. Petugas mendapati uang Rp 2,4 juta dari kantong AAF.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Orang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaAksi biadab dilakukan seorang anak terhadap ibu kandungnya sendiri di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/4/2024) lalu.
Baca SelengkapnyaVideo balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaHingga kini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut kaitan dengan kejadian itu.
Baca SelengkapnyaPelaku dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan dengan ancaman lima tahun penjara.
Baca SelengkapnyaBhabinkamtibnas bekerja sama dengan petugas Dinas Sosial Kecamatan Cengkareng, Ibu Purwani, langsung mendatangi tempat kejadian perkara
Baca SelengkapnyaSaat ini korban takut bertemu dengan ayah kandungnya dan sempat tidak ingin berkomunikasi dengan ibunya.
Baca SelengkapnyaAyah di Muara Baru Banting Anaknya di Tengah Keramaian hingga Meninggal
Baca SelengkapnyaKPAID Tasikmalaya menyatakan kasus anak berkebutuhan khusus (ABK) meninggal dianiaya orang tuanya menjadi kado pahit di Hari disabilitas.
Baca Selengkapnya