Kematian Anak Akibat Covid-19 Tinggi, KPAI Minta KBM Tak Dipaksakan
Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta sekolah agar tak memaksakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Mengingat tingkat kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Bahkan tertinggi di Asia Pasifik atau sebesar 2,3 persen.
"Kalau bagi KPAI, yang pertama adalah hak hidup untuk anak, yang kedua hak sehat dan yang ketiga baru hak pendidikan," kata Komisioner KPAI RI, Retno Listyarti saat meninjau uji coba KBM tatap muka di SMPN 4 Solo, Selasa (10/11).
Di era pandemi Covid-19 seperti ini, menurut dia, orang tua tidak perlu khawatir jika putra putrinya tidak memenuhi kompetensi. Karena kondisi tersebut juga dialami oleh anak-anak di seluruh dunia.
-
Apa harapan orang tua untuk anak sekolah? Tak bisa dipungkiri, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan akademis dan pribadi anak.
-
Kenapa orang tua khawatir saat anak remaja? Banyak orang tua cenderung mendekati masa remaja anak-anak mereka dengan sikap yang negatif, percaya bahwa masa ini hanya akan membawa kesulitan dan masalah.
-
Kenapa orang tua harus mendidik anak agar peduli pada orang lain? Berdasar riset yang dilakukan peneliti dari Harvard, hal ini rupanya terjadi karena pengajaran dari orangtua yang mengajarkan bahwa kebahagiaan pribadi dan pencapaian lebih penting daripada peduli pada orang lain.
-
Bagaimana orang tua bisa mensupport anak? Anak-anak membutuhkan pujian, penghargaan, dan dukungan dari orang tua, untuk meningkatkan rasa percaya diri, motivasi, dan kebanggaan atas karya-karya mereka. Orang tua dapat memberikan pujian, penghargaan, dan dukungan bagi anak, dengan cara yang tulus, jujur, dan spesifik.
-
Bagaimana milenial mendidik anak? Gerson menjelaskan bahwa orang tua saat ini lebih cenderung memperkuat perilaku positif daripada menghukum perilaku negatif.
-
Kenapa orangtua perlu memperhatikan potensi anak? 'Pilar potensi adalah bagaimana orangtua bisa mengetahui dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak, seperti modalitas belajar dan kecerdasan majemuk. Hal ini akan membantu orangtua dalam memberikan stimulasi yang tepat,' kata Romy.
"Yang penting dia masih tetap hidup, dan tetap sehat. Kalau masih hidup ketertinggalannya bisa dikejar. Tapi kalau kita memaksakan, lalu anak terjadi penularan Covid-19 dan sekolah menjadi klaster, kan korbannya terlalu banyak," ujarnya.
"Indonesia sudah terlalu tinggi ini angka kematian terhadap anak, 2,3 persen dari yang terkonfirmasi. Itu tertinggi se Asia Pasifik," ungkap Retno.
Di Eropa saja, dia menambahkan, dari 25 negara yang ada, tingkat kematiannya hanya 0,03 persen dari jumlah anak yang terkonfirmasi Covid-19.
"Kita tidak mau sekolah jadi kelas terbaru. Jadi yang penting adalah persiapan," tegasnya.
Retno menambahkan, hingga saat ini pihaknya sudah mengunjungi 46 sekolah di tanah air untuk melihat kesiapan sekolah menjelang KBM tatap muka. Setiap kabupaten/kota, KPAI hanya mendatangi dua sekolah. Dengan tujuan agar sekolah tersebut menularkan kepada sekolah yang lain yang tidak didatangi.
"Jadi memang ada 5 siap sebelum membuka sekolah. Pertama daerahnya siap, sekolahnya siap, gurunya siap, orang tuanya siap, kelima siswanya siap. Kalau diantara 5 ini ada yang tidak siap, maka ditunda. Lagi kalau tidak siap nya berada pada ranah anak," ungkapnya.
Sementara dalam kunjungan ke SMPN 4 tersebut, KPAI memberikan beberapa catatan. Di antaranya terkait tata letak dan SOP yang belum sempurna langkahnya. KPAI akan memberikan masukan dengan memberikan contoh, agar SMP N 4 Bisa menjadi contoh untuk sekolah lain yang ada di Kota Solo.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.
Baca SelengkapnyaData ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaPuan mengajak Pemerintah dan semua elemen masyarakat membangun komitmen bersama untuk memastikan hak anak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaTercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.
Baca SelengkapnyaImran menyampaikan hal ini merespons maraknya kasus penyiksaan terhadap balita.
Baca SelengkapnyaPeran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.
Baca SelengkapnyaRemaja memiliki peranan penting dalam menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaAnak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaPesan Puan inipun relevan dengan momen Hari Anak Sedunia Tahun 2024 yang diperingati setiap tanggal 20 November.
Baca SelengkapnyaKejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.
Baca Selengkapnya