Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kematian Anak Akibat Covid-19 Tinggi, KPAI Minta KBM Tak Dipaksakan

Kematian Anak Akibat Covid-19 Tinggi, KPAI Minta KBM Tak Dipaksakan Ilustrasi Sekolah di Masa Pandemi. Reuters ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta sekolah agar tak memaksakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka. Mengingat tingkat kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Bahkan tertinggi di Asia Pasifik atau sebesar 2,3 persen.

"Kalau bagi KPAI, yang pertama adalah hak hidup untuk anak, yang kedua hak sehat dan yang ketiga baru hak pendidikan," kata Komisioner KPAI RI, Retno Listyarti saat meninjau uji coba KBM tatap muka di SMPN 4 Solo, Selasa (10/11).

Di era pandemi Covid-19 seperti ini, menurut dia, orang tua tidak perlu khawatir jika putra putrinya tidak memenuhi kompetensi. Karena kondisi tersebut juga dialami oleh anak-anak di seluruh dunia.

"Yang penting dia masih tetap hidup, dan tetap sehat. Kalau masih hidup ketertinggalannya bisa dikejar. Tapi kalau kita memaksakan, lalu anak terjadi penularan Covid-19 dan sekolah menjadi klaster, kan korbannya terlalu banyak," ujarnya.

"Indonesia sudah terlalu tinggi ini angka kematian terhadap anak, 2,3 persen dari yang terkonfirmasi. Itu tertinggi se Asia Pasifik," ungkap Retno.

Di Eropa saja, dia menambahkan, dari 25 negara yang ada, tingkat kematiannya hanya 0,03 persen dari jumlah anak yang terkonfirmasi Covid-19.

"Kita tidak mau sekolah jadi kelas terbaru. Jadi yang penting adalah persiapan," tegasnya.

Retno menambahkan, hingga saat ini pihaknya sudah mengunjungi 46 sekolah di tanah air untuk melihat kesiapan sekolah menjelang KBM tatap muka. Setiap kabupaten/kota, KPAI hanya mendatangi dua sekolah. Dengan tujuan agar sekolah tersebut menularkan kepada sekolah yang lain yang tidak didatangi.

"Jadi memang ada 5 siap sebelum membuka sekolah. Pertama daerahnya siap, sekolahnya siap, gurunya siap, orang tuanya siap, kelima siswanya siap. Kalau diantara 5 ini ada yang tidak siap, maka ditunda. Lagi kalau tidak siap nya berada pada ranah anak," ungkapnya.

Sementara dalam kunjungan ke SMPN 4 tersebut, KPAI memberikan beberapa catatan. Di antaranya terkait tata letak dan SOP yang belum sempurna langkahnya. KPAI akan memberikan masukan dengan memberikan contoh, agar SMP N 4 Bisa menjadi contoh untuk sekolah lain yang ada di Kota Solo.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers
Kesehatan Mental Generasi Z Lebih Rapuh Dibanding Milenial dan Boomers

Survei pada 2023 menunjukkan kesehatan mental generasi Z lebih rentan atau rapuh dibandingkan dengan generasi milenial dan boomers.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi
Kemenkes Sebut 1,8 Juta Anak Belum Diimunisasi

Data ini berdasarkan informasi yang dikumpulkan sejak 2018 sampai 2023.

Baca Selengkapnya
Hari Anak Nasional 2024, Puan Tekankan Pentingnya Dunia Digital Sehat Bagi Anak
Hari Anak Nasional 2024, Puan Tekankan Pentingnya Dunia Digital Sehat Bagi Anak

Puan mengajak Pemerintah dan semua elemen masyarakat membangun komitmen bersama untuk memastikan hak anak terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI: 41.000 Balita Terkena ISPA Sepanjang Juni-Juli 2023
Dinkes DKI: 41.000 Balita Terkena ISPA Sepanjang Juni-Juli 2023

Tercatat, 41.000 kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) yang menimpa balita di Ibu Kota

Baca Selengkapnya
Soroti Kasus KDRT dalam Keluarga Berisiko, Puan: Stop Kekerasan pada Anak!
Soroti Kasus KDRT dalam Keluarga Berisiko, Puan: Stop Kekerasan pada Anak!

Ketua DPR RI Puan Maharani berharap ada program-program dari Pemerintah yang dapat mencegah terjadinya KDRT.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Ingin Ada Evaluasi Kesehatan Jiwa Orang Tua dan Guru Buntut Marak Kasus Penganiayaan Balita
Kemenkes Ingin Ada Evaluasi Kesehatan Jiwa Orang Tua dan Guru Buntut Marak Kasus Penganiayaan Balita

Imran menyampaikan hal ini merespons maraknya kasus penyiksaan terhadap balita.

Baca Selengkapnya
Anak Gangguan Mental Emosial saat Ini Lebih Banyak Dibanding Dulu, Ini Penjelasan BKKBN
Anak Gangguan Mental Emosial saat Ini Lebih Banyak Dibanding Dulu, Ini Penjelasan BKKBN

Peran keluarga sangat vital dalam menjaga kestabilan kondisi mental anak-anak.

Baca Selengkapnya
Peran Penting Remaja dalam Penurunan Stunting
Peran Penting Remaja dalam Penurunan Stunting

Remaja memiliki peranan penting dalam menurunkan angka stunting.

Baca Selengkapnya
10 Alasan Mengapa Anak Zaman Sekarang Lebih Mudah Cemas Dibanding di Masa Lalu
10 Alasan Mengapa Anak Zaman Sekarang Lebih Mudah Cemas Dibanding di Masa Lalu

Anak zaman sekarang cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibanding di masa lalu karena sejumlah hal.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Ingatkan Pemerintah Beri Pendampingan Psikologi Bagi Anak-Anak Pengungsi Lewotobi
Puan Maharani Ingatkan Pemerintah Beri Pendampingan Psikologi Bagi Anak-Anak Pengungsi Lewotobi

Pesan Puan inipun relevan dengan momen Hari Anak Sedunia Tahun 2024 yang diperingati setiap tanggal 20 November.

Baca Selengkapnya
Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar
Cara Menghindarkan Anak dari Trauma Usai Mengalami Kejadian Besar

Kejadian besar yang dialami oleh anak dapat memunculkan rasa trauma yang berdampak panjang di kehidupan mereka.

Baca Selengkapnya