Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kemenkes Diminta Libatkan IDI Analisis Penyebab Tingginya Angka Kematian Covid

Kemenkes Diminta Libatkan IDI Analisis Penyebab Tingginya Angka Kematian Covid TPU Rorotan Khusus Covid-19. ©2021 Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Wakil Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Slamet Budiarto meminta agar Kementerian Kesehatan melibatkan IDI untuk menganalisis penyebab tingginya angka kematian Covid-19. Sebab, Kemenkes memiliki data soal angka kematian.

"Kami belum bisa melakukan analisis (faktor kematian), karena data itu ada di Kementerian Kesehatan harusnya secepatnya dilakukan analisis secara bersama-sama dan tentunya Kementerian Kesehatan melibatkan IDI untuk menganalisis hal tersebut," ujarnya dalam diskusi 'Suara Nakes untuk Indonesia', Sabtu (21/8).

"Belum, belum, dilibatkan (IDI), jadi angka kematian kita masih tertinggi dibanding luar negeri, per hari, per minggu," sambungnya.

Menurutnya, Kementerian Kesehatan punya sumber daya hingga ke daerah untuk mendapatkan data kematian. Kemudian, bisa mencari tahu faktor dominan tingginya orang meninggal karena Covid-19.

"Misalnya Jawa Tengah nih ada kematian, yang punya resources sampai Jawa Tengah kan Kementerian Kesehatan kenapa sih meninggalnya banyak sekali, atau di Jawa Barat atau Jawa Timur, kalau itu dilakukan saya kira bisa menekan," tuturnya.

Slamet mengingatkan, bahwa output penanganan pandemi Covid-19 sebenarnya adalah angka kematian. Menurutnya, tidak jadi masalah ketika orang terpapar virus selama bisa ditangani agar tidak meninggal.

"Mau seluruh Indonesia terinfeksi, pilek pilek saja jadi masalah gak? tidak jadi masalah. Tapi karena dia sakit, sesak, meninggal itu baru jadi masalah, jadi nomor satu adalah indikatornya adalah angka kematian," ujarnya.

Slamet menegaskan, bahwa angka kematian corona di Tanah Air masih terlalu tinggi. Dia mengibaratkan sudah lampu merah.

"Masih terlalu tinggi kita bandingkan dengan negara lain itu masih sangat tinggi, jadi istilahnya masih lampu merah, sudah lampu merah," pungkasnya.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO
Perlu SDM Unggul, Wamenkes: Rasio Dokter Indonesia di Bawah Standar WHO

Berdasarkan data Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), kasus penyakit katastropik mengalami peningkatan sebanyak 23,3 juta kasus di 2022.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Prabowo Heran Penyebab Kematian Terbesar Stroke Tak Ada Dokter Spesialis
VIDEO: Prabowo Heran Penyebab Kematian Terbesar Stroke Tak Ada Dokter Spesialis

Menurut Prabowo, penyebab kematian terbesar karena stroke dan serangan jantung.

Baca Selengkapnya
Menkes Beberkan 400.000 Petugas Pemilu Berisiko Tinggi Meninggal Dunia Tapi Lolos Screening
Menkes Beberkan 400.000 Petugas Pemilu Berisiko Tinggi Meninggal Dunia Tapi Lolos Screening

Dari data terbarunya, ada 84 petugas pemilu yang meninggal dunia dengan rincian 71 dari unsur KPU dan 13 dari Bawaslu

Baca Selengkapnya
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara
Menkes Pastikan Pemerintah Serius Tangani Polusi Udara

Polusi udara bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga tantangan bagi sektor kesehatan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya
VIDEO: Menkes Budi Ungkap Pj Gubernur Heru Akui Kasus Stunting Jakarta Naik, Ini Penyebabnya

Data itu terungkap setelah Pemprov Jakarta memiliki alat lengkap.

Baca Selengkapnya
Menkes Wajibkan Puskesmas Skrining Kesehatan, Ini Alasannya
Menkes Wajibkan Puskesmas Skrining Kesehatan, Ini Alasannya

Hingga bulan Juli 2024 sudah ada sekitar 60 juta penduduk Indonesia yang melakukan skrining kesehatan berdasarkan by name by address.

Baca Selengkapnya
Ini Capres dan Cawapres Pilihan Para Dokter di Indonesia
Ini Capres dan Cawapres Pilihan Para Dokter di Indonesia

Jelang Pilpres 2024, Ikatan Dokter Indonesia mengungkapkan sosok calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) pilihan mereka.

Baca Selengkapnya
IDI Soroti Sikap Menkes Terkait Kematian Dokter Aulia Risma
IDI Soroti Sikap Menkes Terkait Kematian Dokter Aulia Risma

Aulia Risma ditemukan tewas di kamar kosnya pada Agustus lalu.

Baca Selengkapnya
Cara Pemerintah Kendalikan Inflasi Agar Tidak Seperti Zimbabwe
Cara Pemerintah Kendalikan Inflasi Agar Tidak Seperti Zimbabwe

Penanganan inflasi umumnya menggunakan instrumen perbankan.

Baca Selengkapnya
Hadiri Rakernas IDI, Kepala BKKBN Sebut Dokter Berperan Penting Percepatan Penurunan Stunting
Hadiri Rakernas IDI, Kepala BKKBN Sebut Dokter Berperan Penting Percepatan Penurunan Stunting

Hasto yang menjadi narasumber pada Rakernas IDI itu menyebutkan, peran dokter dalam percepatan penurunan stunting sangat penting.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kasus Dugaan Bunuh Diri Dokter Aulia PPDS Undip Dilimpahkan ke Polda Jateng, Begini Penjelasan Kemenkes
Kasus Dugaan Bunuh Diri Dokter Aulia PPDS Undip Dilimpahkan ke Polda Jateng, Begini Penjelasan Kemenkes

Dokter Aulia diduga bunuh diri karena dibully senior.

Baca Selengkapnya