Kerusakan lingkungan, es di Puncak Jayawijaya bakal lenyap pada 2020
Merdeka.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wamena, Provinsi Papua, mengimbau masyarakat adat dan pelaku perekonomian ikut mencegah lapisan es di Puncak Jayawijaya lenyap. Sebab jika tidak ditangani dengan baik maka pada 2020 lapisan es di Puncak Jayawijaya akan hilang.
Kepala BMKG Wamena Benny Marlissa mengatakan, penebangan hutan yang cukup tinggi berpeluang mengantar es Puncak Jayawijaya lenyap dan hanya menjadi cerita sejarah.
"Melalui aktivitas yang berlangsung terus tanpa pengawasan dari pemerintah maka dampaknya lapisan es yang tebal makin menyusut. Kita lihat di Wamena penebangan di mana-mana tanpa kontrol, karena masyarakat merasa bahwa mereka punya hak ulayat," katanya dilansir Antara, Jumat (9/6).
-
Kenapa penebangan hutan bahaya? Sebagaimana kita tahu, pohon atau tumbuhan berperan penting untuk meresap air yang jatuh ke tanah. Jika terjadi penebangan pohon besar-besaran, dapat berpotensi jadi penyebab terjadinya banjir dan tanah longsor.
-
Kenapa penebangan pohon secara besar-besaran membahayakan? Jika pohon-pohon ditebang secara tidak terkontrol, maka banyak satwa yang kehilangan habitat. Hal ini dapat memengaruhi populasi satwa tersebut dan juga mempengaruhi rantai makanan di hutan.
-
Bagaimana kerusakan lingkungan menyebabkan bencana? Ulal tangan manusia dapat memengaruhi terjadinya bencana tersebut melalui aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging yang menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta pembangunan di daerah rawan bencana alam.
-
Apa dampak kekeringan di Jateng? Warga Terdampak Kekeringan di Jateng Capai 9.153 Jiwa, Ini Penjelasan BPBD
-
Apa dampak dari kekeringan di Jawa Tengah? Dampak musim kemarau yang perkepanjangan ini memukul ratusan jiwa warga Desa Garangan, Kecamatan Wonosamudro, Kabupaten Boyolali. Dalam dua bulan terakhir, mereka kesulitan air bersih.
-
Dimana pencairan es mengancam kehidupan? Kenaikan permukaan laut akibat mencairnya es di kutub mengancam pulau-pulau kecil dan daerah pesisir di seluruh dunia, memaksa penduduknya untuk mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
Benny menyadari penebangan hutan didasari pemenuhan kebutuhan ekonomi. Namun dia mengharapkan adanya tindakan penanaman ulang pohon.
"Bukan hanya masyarakat adat, masyarakat pengelola ekonomi yang hanya mengejar keuntungan tanpa mempedulikan lingkungan, sebaiknya jika ada penebangan ada juga penanaman ulang," katanya.
Dia mengatakan rata-rata wilayah pegunungan Papua memiliki lapisan tanah yang sedikit dibandingkan bebatuan sehingga memerlukan waktu yang lama untuk pertumbuhan pohon.
Sebelumnya, Kepala BMKG Pusat Andi Eka Sakya mengatakan jika tidak ditangani dengan baik maka lapisan es di Puncak Jayawijaya akan hilang pada 2020. Berdasarkan hasil observasi terakhir, November 2016 es di puncak itu menyusut 1,42 meter sejak Mei 2016.
"Tebal es di Puncak Jayawijaya tersisa 20,54 meter. Sejak Mei 2016 es di puncak itu menyusut 4,26 meter dari November 2015 yang disebabkan el nino kuat pada 2015/2016," katanya.
Dia mengatakan perlu langkah strategis dari pemerintah dan masyarakat dunia guna menekan pencairan es di Puncak Jayawijaya yang menjadi salah satu dari tiga puncak bersalju di khatulistiwa selain di Benua Afrika dan di Peru.
Langkah dimaksud adalah menghindari perilaku yang memicu pemanasan global seperti penebangan hutan liar, tingginya produksi emisi karbon. (mdk/dan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Fenomena ini berdampak besar terhadap aspek kehidupan di wilayah tersebut.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan berkurang sekitar empat meter berdasarkan pemantauan terakhir pada Desember 2023
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana meledakkan batuan besar sisa material Gunung Marapi pascabanjir lahar hujan pada 11 Mei 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaBrasil mengalami kekeringan terburuk dalam tujuh dekade terakhir.
Baca SelengkapnyaDiperpanjangnya penutupan karena berdasarkan prediksi BMKG cuaca ekstrem masih berpotensi sampai sebulan ke depan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu merupakan fenomena 1 dari 2.000 tahun sekali.
Baca SelengkapnyaKepala Bagian Tata Usaha TN BTS, Septi Eka Wardhani menjelaskan soal fenomena embun upas.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tetap waspada mengingat titik kebakaran hanya berjarak tiga kilometer dari pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca SelengkapnyaTeknologi baru seperti pencitraan ruang angkasa yang membantu mereka memecahkan misteri kerak bumi.
Baca SelengkapnyaPerairan dingin Antartika juga penting untuk terciptanya arus laut dalam yang mengalir ke utara membawa nutrisi dan oksigen yang penting bagi ekosistem.
Baca Selengkapnya