Kesaksian Korban Selamat, Longsor di Karo Terjadi saat Mahasiswa Tidur
Merdeka.com - Korban selamat pada longsor di pemandian air panas di Karo memberi kesaksiannya terkait bencana yang menewaskan 7 mahasiswa dan melukai 9 lainnya itu. Mereka ternyata masih tidur saat bencana itu terjadi, Minggu (12/2) sekitar pukul 06.00 Wib.
Seorang mahasiswa yang terluka dalam peristiwa iru, Dayu Sinambela (18), tersentak dari tidurnya karena dikejutkan suara benturan benda keras. Dia pun merasa kesakitan, karena tubuhnya sudah tertimpa batu dari tembok pemandian Daun Paris Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Karo.
"Jam enam itu sudah ada yang mulai menimpa kepala saya gitu, tapi karena sudah ada yang kena kepala saya noleh ke samping batu itu semua jatuh ke badan saya," kata Dayu kepada wartawan, Senin (3/12).
-
Bagaimana keadaan korban longsor? Sebanyak 23 orang korban banjir dan lonsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban longsor? Empat korban itu yakni; Caisar Sofian (28), Putri Amanda (26), Sofia Putri (10) dan Ghibran Naufa (5).
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Siapa yang menjadi korban longsor di Sragen? Jasad Sutarmi, salah satu penghuni rumah itu, ditemukan pada Minggu (3/3) malam.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
Dayu mengaku pasrah tertimpa material reruntuhan tembok dan longsor. Napasnya sesak karena dadanya tertimpa batu.
"Semualah sudah berat gitu akhirnya saya pasrahkan karena napas tinggal satu dua gitu, sudah pasrahlah enggak akan selamat," ceritanya.
Pertolongan tiba sekitar pukul 07.00 Wib. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo. Mendengar suara mereka, Dayu langsung berteriak minta tolong. Dia kemudian dievakuasi ke RSU Amanda, Berastagi. Tim medis masih merawat luka memar di tubuhnya.
Selain Dayu, terdapat 8 korban luka lainnya. Sementara 7 rekan mereka meninggal dunia. Seluruhnya merupakan mahasiswa Universitas Prima Indonesia (Unpri) Medan.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Karo Natanail Peranginangin mengatakan, sebelum kejadian 53 mahasiswa mengikuti malam keakraban (Makrab) yang digelar Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) Unpri di pemandian air panas Daun Paris Raja Berneh. Setelah kegiatan, mereka beristirahat di dalam pondok-pondok yang ada di sana.
Namun Natanail mengubah pernyataan BPBD sebelumnya. Dia menyatakan, yang terjadi bukan tanah longsor, melainkan runtuhnya bangunan tembok penahan air. Korban tidak dapat menyelamatkan diri saat peristiwa itu terjadi.
"Para korban tertimpa reruntuhan bangunan dan tanah," kata Natanail.
Sementara Rektor Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Dr Chrismis Novalinda beru Ginting dalam siaran persnya menyampaikan duka cita mendalam terkait peristiwa longsor di pemandian air panas di Karo tersebut. Namun, dia mengatakan, kegiatan para mahasiswa itu tanpa sepengetahuan pihak kampus.
"Kami mendapatkan informasi bahwa para mahasiswa ini atas inisiatif mereka sendiri untuk berlibur dan berwisata ke tempat pemandian air panas," ucap Chrismis.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tanah longsor menimpa Pesantren At-Taqwiim di Karangasem menyebabkan seorang santri meninggal dunia dan dua lainnya luka-luka.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaKebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.
Baca SelengkapnyaPolisi menduga, rumah tersebut terbakar akibat korsleting listrik. Hal itu dikuatkan keterangan dari beberapa saksi.
Baca SelengkapnyaLongsor itu terjadi di dua desa di Kabupaten Tana Toraja pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaKedatangan siswa selamat dari musibah kecelakaan maut di Subang disambut isak tangis haru keluarga.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni
Baca SelengkapnyaSejauh ini ada 10 korban jiwa akibat erupsi gunung api tersebut.
Baca SelengkapnyaDilansir dari Xinhua, jumlah korban tewas mengalami bertambah menjadi 95 orang, dengan lebih dari 110 orang terluka.
Baca SelengkapnyaSaat ini material longsor belum dibersihkan, karena butuh penanganan dari pihak terkait,.
Baca Selengkapnya