Kesal diberitakan saat dihukum, polisi Lubuk Linggau hajar wartawan
Merdeka.com - Kekerasan aparat terhadap awak media kembali terjadi. Kali ini dialami Sudirman atau akrab disapa Uding, seorang wartawan yang bertugas di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, mengalami penganiayaan dan pengancaman yang dilakukan anggota polisi setempat.
Informasi yang dihimpun, perlakuan kasar dari anggota polisi berinisial BD itu bermula saat korban memberitakan BD yang berdinas di Satuan Intel Polres Lubuk Linggau dihukum hormat tiang bendera di halaman polres selama satu jam, Senin (3/10) pukul 11.00 WIB. Sanksi itu diberikan Propam Polres Lubuk Linggau karena BD melanggar indisipliner.
Tak terima dengan pemberitaan itu, BD meminta korban menemuinya ke ruang intel Polres Lubuk Linggau, Selasa (5/10) pagi. Sambil menunggu kedatangan BD, korban mengobrol dengan salah satu senior BD terkait pemberitaan tersebut.
-
Di mana kasus pembakaran rumah jurnalis di Sumut terjadi? Peristiwa tragis yang merenggut nyawa satu keluarga ini terjadi pada Kamis dinihari (27/6) di Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Karo.
-
Metode apa yang digunakan Polda Sumut dalam kasus pembakaran rumah jurnalis? Rupanya keberhasilan Polda Sumut mengungkapkan kasus ini tidak terlepas dari penggunaan metode modern yaitu Scientific Crime Investigation oleh penyidik.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
"Pas ngobrol berdua sama senior BD, kami baik-baik saja. Dia nanya kenapa tidak konfirmasi dulu ke atasannya. Terus saya bilang, jika mau klarifikasi atau hak jawab siap diberitakan lagi. Santai ngobrolnya," ungkap Uding, Jumat (7/10).
Selang beberapa lama, BD datang ke ruang intel. Tanpa banyak bicara, BD langsung mendorong korban. Beruntung cepat dilerai para anggota lain. Tak ingin terjadi hal-hal yang tak diinginkan, korban meminta maaf kepada BD.
"Saya berkali-kali minta maaf, tapi diacuhkan, dia emosi. Dia dorong tubuh saya sambil ngomong ngapain kau buat berita seperti itu, apa tidak ada berita lain," ujar Uding menirukan ucapan pelaku.
Merasa situasi makin memanas, korban berusaha pergi. Namun, saat meninggalkan ruang intel, perut korban malah dipukul oleh pelaku. Ketika itu, pelaku juga memfoto wajah korban.
"Pas mau keluar itu, saya masih minta maaf. Tapi malah perut saya dipukulnya, banyak yang lihat," kata dia.
Tak sampai di situ saja, saat santai di kantin Polres Lubuk Linggau bersama beberapa wartawan lain, Uding kembali mendapat intimidasi dari pelaku. Dengan nada tinggi, pelaku menanyakan alamat rumah korban dan melarangnya nongkrong di kantin itu.
"Dia marah-marah lagi pas kami istirahat di kantin. Waktu itu dia sama dua temannya yang juga anggota," tuturnya.
"Saya akan melaporkan BD ke propam dalam waktu dekat, saya minta dia disanksi tegas," tukasnya.
Sementara itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Djoko Prastowo mengaku telah menerima laporan terkait dugaan penganiayaan oleh anggotanya terhadap jurnalis di Lubuk Linggau. Pihaknya berjanji akan memproses dan memberikan sanksi tegas kepada oknum tersebut jika terbukti.
"Oknum itu kurang paham dengan pemberitaan, kita berikan pemahaman dulu. Jelas, kita sanksi dia," tegasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
TNI-AL bertanggung jawab untuk melakukan proses pengobatan terhadap korban.
Baca SelengkapnyaSetelah dua tahun berperkara di meja hijau, Nurhadi, jurnalis Tempo yang jadi korban kekerasan oleh polisi mendapatkan titik terang.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, kaki dan bahu kiri wartawan tersebut sakit terlebih kakinya pernah cidera dan bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi usai sidang vonis SYL di PN Tipikor
Baca SelengkapnyaNurhadi mendapat intimidasi, ditantang berkelahi bahkan hingga diminta untuk menghapus gambar rekaman hasil liputan.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian itu, kaki kiri dan bahu kirinya terasa sakit terlebih kakinya pernah cidera bagian paha kirinya masih terpasang pen.
Baca SelengkapnyaSalah seorang kameraman Tv Bodhiya Virmala menjadi korban penganiayaan oleh masa pendukung SYL.
Baca SelengkapnyaSYL digiring keluar ruangan sidang dengan didampingi oleh aparat kepolisian
Baca SelengkapnyaKompolnas sudah melayangkan surat klarifikasi kepada Kapolda Sulsel. Namun belum direspons.
Baca SelengkapnyaDaftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
Baca SelengkapnyaLaporan dilayangkan oleh AJV pada Kamis, 5 September 2024 malam.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Sulteng Kombes Pol Dodi Darjanto telah melakukan permintaan maaf terbuka terkait perbuatannya.
Baca Selengkapnya