Ketulusan dan Kegigihan Antarkan Atlet Difabel Raih Medali Emas
Merdeka.com - Alfonsina Yuliana Ondi, itulah nama dari seorang anak perempuan asal Papua berusia (23) Tahun. Meski memiliki keterbatasan atau difabel, namun tidak membuat dirinya malu untuk berusaha berjuang dan menjadi berkat dalam keluarganya.
Kendati ia tidak memiliki kesempurnaan tubuh seperti orang biasa pada umumnya, namun ketulusan dan kegigihannya untuk mengembangkan diri di bidang olahraga lempar lembing dan lempar cakram, membuatnya berprestasi.
Pada Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVI Papua, 2-15 November 2021 lalu, Alfonsina terpilih menjadi atlet yang bertanding pada laga bergengsi tersebut.
-
Siapa yang meraih medali? Sebagai tanda keberhasilannya, Lolly dengan penuh kebanggaan mengangkat dua medali yang diraihnya di ajang panahan yang sama.
-
Kenapa Gregoria mendapatkan medali perunggu? Mundurnya Marin dari pertandingan secara otomatis membuat Gregoria berada di peringkat ketiga dan berhak mendapatkan medali perunggu pada olimpiade Paris 2024.
-
Siapa yang menjadi juara Paralimpiade Paris? Wakil China, Zhe Chui, sukses menyegel medali emas dengan angkatan 119 kg, yang jadi rekor baru nomor 41 kg putri di Paralimpiade.
-
Kapan Gregoria mendapatkan medali perunggu? Mundurnya Marin dari pertandingan secara otomatis membuat Gregoria berada di peringkat ketiga dan berhak mendapatkan medali perunggu pada olimpiade Paris 2024.
-
Dimana Gregoria mendapatkan medali perunggu? Gregoria Mariska Tunjung dipastikan meraih medali perunggu dalam cabang olahraga badminton di Olimpiade Paris 2024.
-
Siapa yang meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024? Gregoria Mariska Tunjung dipastikan meraih medali perunggu dalam cabang olahraga badminton di Olimpiade Paris 2024.
Sebagai atlet difabel, Alfonsina mengikuti dua cabang olahraga (cabor) yang diperlombakan, yakni kategori lempar lembing jarak 27 meter dan lempar cakram.
Dari kedua kategori cabor tersebut, ia berhasil meraih medali emas di cabor lempar lembing jarak 27 Meter, dan medali perunggu di cabor lempar cakram.
Sebagai atlet baru dalam cabor lempar lembing jarak 27 Meter itu, Alfonsina berhasil melempar sekuat tenaganya hingga capaian 16 meter.
©2022 Merdeka.comAwal mula Alfonsina menjadi seorang atlet angkat berat dimulai di tahun 2020. Namun karena kesibukannya kuliah, dunia olahraga sempat dia tinggalkan. Sementara kawan-kawannya di atlet angkat berat, mereka sudah melakukan latihan dan uji tanding hingga tahun 2021.
Saat uji tanding ke luar Papua, ia memilih untuk tidak ikut bersama teman-temanya, karena sudah keluar dari atlet angkat berat dan fokus kuliah.
Di bulan September 2021, pelatih memanggil ia kembali untuk bergabung ke tim, tapi bukan di cabor angkat berat, melainkan ke cabor lain yakni, atlektik lempar lembing dan lempar cakram.
Setelah bergabung ke cabor baru tersebut, ia mulai menyesuaikan diri dengan berlatih selama tiga bulan, sementara teman-temannya yang lain sudah berlatih dan uji tanding sejak Februari 2021, hingga penyelenggaraan lomba di November 2021.
Saat dipanggil oleh pelatih untuk bergabung ke cabor atletik lempar lembing dan lempar cakram, ia tidak menceritakan ke orang tua. Alasannya, karena orang tua melarang keras untuk dia mengikuti lomba, dan ingin fokus kuliah saja.
Mengingat pada saat itu, ia harus melakukan praktik pengalaman papangan (PPL), pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih (Uncen) Papua.
"Seusai lakukan program PPL, dan sedang meyusun laporan, jadwal latihan dan uji tanding berjalan, sehingga harus membagi waktu antara latihan dan membuat laporan hasil PPL-nya itu," kata Alfonsina kepada merdeka.com, Senin (4/4).
Jelang penyelenggaraan PEPARNAS XVI Papua, 2-15 November 2021 lalu itu, ia bersama teman-temannya sudah dikarantikan guna mengikuti jadwal lomba yang sudah ditetapkan.
Di tengah suasana karantina, baru dia mengabarkan kepada kedua orangnya bahwa ia sedang mengikuti lomba PEPARNAS XVI Papua, mewakili Papua di cabang olahraga atletik lempar lembing dan lempar cakram.
Mendegar kabar tersebut, kedua orang tuanya pun marah, namun ia menyampaikan kepada kedua orang tuanya untuk mendukung dirinya dalam doa.
Dia tidak menyangka, dan bahkan tak tahu, kalau kemudian dalam lomba tersebut ia berhasil menjadi juaranya.
Raihan juara tersebut, kemudian ia sampaikan kepada kedua orang tuanya, bahwa ia mendapat medali emas di cabang olahraga atletik lempar lembing, dan mendapat medali perunggu dicabor lempar cakram.
Dia bersyukur atas torehan prestasi di ajang nasional tersebut. Alfonsina lantas membeli rumah untuk adik-adiknya yang bersekolah di Kota Jayapura. Lantaran selama ini mereka indekos.
"Dan juga orang tua (bapak) sudah pensiun. Jadi membeli rumah untuk tinggal sama-sama," terangnya.
Dia berpesan kepada penyandang disabilitas lainnya agar terus berusaha dan jangan lupa berdoa kepada Tuhan, atas segala usaha dan upayakan yang dilakukan.
Kini mahasiswi FKIP Uncen Papua tengah fokus menyusun skripsi di semester terakhirnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Atlet disabilitas Indonesia berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang kejuaraan olahraga tingkat nasional maupun internasional.
Baca SelengkapnyaPasangan Hikmat Ramdani dan Leani Ratri Oktila memperoleh emas di cabang olahraga (cabor) para bulutangkis.
Baca SelengkapnyaIndonesia sukses mengunci peringkat 6 pada ajang Asian Para Games 2022 Hangzhou.
Baca SelengkapnyaAtlet bulu tangkis Indonesia Leani Ratri Oktila kembali menyumbangkan medali emas dan medali perak pada Paralimpiade Paris 2024
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah memberikan bonus kepada atlet serta pelatih sebagai bentuk apresiasi atas prestasi diraih.
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil menempati posisi ke-50 di hasil akhir klasmen pada Paralimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi bangga karena para atlet penyandang disabilitas Indonesia memiliki daya juang yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaMenko PMK Muhadjir Effendy mengawal para atlet Asian Para Games 2023 yang bertanding di Hangzhou, China.
Baca SelengkapnyaIndonesia urutan keenam AiPG dengan rincian 29 medali emas, 30 medali perak dan 36 medali perunggu dengan total 95 medali dari 12 cabor yang diikuti.
Baca SelengkapnyaGregoria Mariska berhasil meraih medali perunggu dari Cabang Olahraga tunggal putri Bulutangkis Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaKontingen Indonesia mengakhiri kiprah di Olimpiade Paris 2024 pada posisi 39 dengan meraih dua medali emas dan satu medali perunggu.
Baca Selengkapnya