Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Dokter Yusuf, berpihak pada orang miskin dan lingkungan

Kisah Dokter Yusuf, berpihak pada orang miskin dan lingkungan Dokter Yusuf. ©Liputan6.com/Devira Prastiwi

Merdeka.com - Nama dokter Yusuf Nugraha harum di kawasan Cianjur, Jawa Barat. Dia membuka Klinik Harapan Sehat yang menggratiskan setiap pasiennya yang tidak mampu untuk berobat. Sebagai gantinya, pasien cukup membayarnya dengan memberikan 10 botol plastik atau mengaji 1 juz Alquran.

"Kita buat program bagaimana kalau kita kumpulkan 10 botol plastik bisa ditukar dengan voucher berobat gratis. Kemudian selain itu kita buat program juga mengaji 1 juz, dengan mengaji 1 juz bisa berobat gratis di Klinik Harapan Sehat," ujar Yusuf ketika berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (3/7).

Yusuf pernah mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya. Saat usia 5 tahun, kedua orangtuanya bercerai. Dengan keadaan ekonomi yang serba pas-pasan, Yusuf takut jika sakit. Bukan hanya penyakit yang menjadi pikirannya, tetapi juga biaya berobat. Dari situ, Yusuf bercita-cita menjadi dokter.

Akhirnya Yusuf berhasil masuk Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, Bandung, Jawa Barat. Namun, harus diakui biaya kuliah menjadi beban pikirannya.

"Untuk masuk ke kedokteran pun saya enggak punya biaya, untuk bisa membayar uang muka masuk ke kedokteran. Akhirnya, keluarga saya berunding, akhirnya rumah yang saya tempatin digadaikan untuk masuk ke kedokteran," cerita Yusuf.

dokter yusuf

Dengan segala daya dan upaya, Yusuf berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi dokter pada 2007. Dia memulai praktik ke Sumba Timur. Setahun jauh dari keluarga, Yusuf kembali ke kampung halamannya di Cianjur. Yusuf mulai berfikir untuk menggratiskan semua biaya berobat masyarakat tidak mampu. Karena dia sadar, keadaan ekonomi warga sekitar tidak cukup baik.

Dengan modal Rp 730.000, Yusuf membuka Klinik Harapan Sehat. Setahun berjalan, kliniknya sepi. Padahal, dia sudah menggratiskan biaya berobat pasien tidak mampu. Suatu waktu, ada pasien datang berobat ke kliniknya. Yusuf melihat bapak tersebut tidak mampu. Usai berobat, bapak itu memberikan uang Rp 10.000. Yusuf menolak. Dia justru terkejut karena mendapat jawaban yang ‘menohok’. Pasien tersebut tetap memaksa membayar ongkos berobat.

"Akhirnya pasien tersebut bilang, ‘oh enggak dok, saya sudah lama mengumpulkan uang ini, kemudian saya mau bayar’," ucapnya.

Dari kejadian itu Yusuf belajar. Jika ingin memberikan sesuatu kepada orang, jangan sampai menjatuhkan harga diri dan martabat orang tersebut. Akhirnya dia menyimpulkan, memberi harus dengan seni. Termasuk soal biaya berobat.

Yusuf akhirnya sepakat dengan sang istri, Dewi Kartikasari. Keduanya mengkolaborasikan antara ongkos berobat dengan persoalan lingkungan hidup. Dewi memiliki concern terhadap dunia sosial dan masalah lingkungan hidup.

dokter yusuf

"Kita kolaborasikan, antara memberi dengan lingkungan hidup. Nah kebetulan disitu kita berfikir bahwa saat ini masalah di Indonesia itu masalah lingkungan hidup khususnya sampah plastik. Kan kita tau botol plastik untuk hancur itu butuh 450 tahun dan itu sangat merusak sekali untuk lingkungan hidup," papar dia.

Mengolah botol plastik bekas

Yusuf mengatakan, pasiennya hanya perlu membayar biaya berobat dengan memberikan 10 botol plastik atau mengaji 1 juz Alquran. Meski begitu, tanpa kedua hal tersebut pasien tidak mampu tetap bisa berobat gratis.

"Hanya saja kita harus memberi mereka dengan seni untuk memberi," tutur Yusuf.

dokter yusuf

Dari situ dia merasa bisa mengkolaborasikan satu program dengan banyak manfaat. Salah satunya adalah botol bekas yang diberikan oleh pasien. Tidak dibuang, botol bekas tersebut diolah. Dia membuat komunitas Gerakan Bagi Senyum Ibu Pertiwi. Komunitas ini mengolah kembali botol bekas agar bisa memiliki daya ekonomi.

"Botol-botol bekas itu dibuat kerajinan oleh ibu-ibu, kemudian kerajinan itu bisa bernilai ekonomi dan itu diberikan untuk mereka, untuk menambah penghasilan mereka. Jadi bukan untuk saya, jadi untuk pemberdayaan masyarakat di situ," terangnya.

"Di sini mereka sudah banyak yang berobat, bahkan 13 ribuan botol sebulan bisa terkumpul,” tutur dia.

Yusuf belum memiliki alat daur ulang. Tapi dia tak kehabisan akal. Botol-botol bekas yang tidak dapat diolah, akhirnya dijual dan hasilnya didonasikan kepada para gelandangan, pengemis, dan pemulung jalanan. Donasi tersebut berupa pengobatan gratis yang dilakukan oleh Yusuf. Dia berkeliling untuk mengobati para gelandangan, pengemis, dan pemulung jalanan.

Tak berhenti sampai di situ, Kampung Sehat sudah berhasil didirikan Yusuf. Dia menginginkan dengan berdirinya Kampung Sehat maka masyarakat yang ada di dalamnya juga sehat. Sampai dengan saat ini, tidak ada lagi masyarakat yang ragu berobat kepada Yusuf.

Yusuf juga mengkampanyekan bahaya sampah plastik bekas atau botol plastik bekas. Dia tak ragu mengajar ke SMA-SMA untuk mengkampanyekan bahaya global warming.

Reporter: Devira PrastiwiSumber: Liputan6.com

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sosok Yusuf Mannagalli Parawansa Putra Khofifah, Dokter yang Beri Pengobatan Gratis untuk Pasien
Sosok Yusuf Mannagalli Parawansa Putra Khofifah, Dokter yang Beri Pengobatan Gratis untuk Pasien

Yusuf Mannagalli Parawansa jadi dokter demi mewujudkan cita-cita sang ibu

Baca Selengkapnya
Miris Lihat Kesengsaraan Rakyat di Berbagai Daerah, Dokter Ini Memutuskan Beri Pengobatan Gratis untuk Pasiennya
Miris Lihat Kesengsaraan Rakyat di Berbagai Daerah, Dokter Ini Memutuskan Beri Pengobatan Gratis untuk Pasiennya

Semasa hidupnya, dokter ini menaruh perhatian penuh pada masalah-masalah sosial masyarakat

Baca Selengkapnya
Kabar Duka, Dokter Dermawan asal Solo Lo Siaw Ging Meninggal Dunia
Kabar Duka, Dokter Dermawan asal Solo Lo Siaw Ging Meninggal Dunia

Kabar Duka, Dokter Dermawan Lo Siaw Ging Meninggal Dunia

Baca Selengkapnya
Nyaris Setengah Abad Mengabdi di Papua, Dokter Lulusan UGM Ini hanya Kenakan Tarif Rp2 Ribu kepada Pasien
Nyaris Setengah Abad Mengabdi di Papua, Dokter Lulusan UGM Ini hanya Kenakan Tarif Rp2 Ribu kepada Pasien

Ia punya prinsip hidup jadi dokter bukan jalan untuk kaya raya.

Baca Selengkapnya
Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok
Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Jenazah Lo Siaw Ging, Dokter Dermawan asal Solo Dimakamkan di Delingan Karanganyar Besok

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun
Mengenal Sosok Low Siaw Ging, Dokter Dermawan dari Kota Solo yang Meninggal di Usia 89 Tahun

Selama menjadi dokter, ia sering menyisihkan uang pribadinya untuk biaya berobat pasien yang tidak mampu.

Baca Selengkapnya
Terbantu Program UHC JKMB, Sudah 138 Warga Berobat Gunakan KTP di Puskesmas Teladan
Terbantu Program UHC JKMB, Sudah 138 Warga Berobat Gunakan KTP di Puskesmas Teladan

Umumnya 138 warga yang datang berobat menggunakan KTP tersebut merupakan warga Medan dan berasal dari keluarga kurang mampu.

Baca Selengkapnya
Cukup Pakai KTP Bisa Berobat Gratis di RSUD Sumenep, Harusnya Gak Bikin Ribet!
Cukup Pakai KTP Bisa Berobat Gratis di RSUD Sumenep, Harusnya Gak Bikin Ribet!

Pemkab Sumenep bikin program seluruh warganya bisa berobat gratis di RSUD setempat hanya dengan KTP. Kenyataannya banyak warga keluhkan pelayanan buruk.

Baca Selengkapnya
Sido Muncul Berikan Operasi Gratis untuk 200 Penderita Katarak di Bogor
Sido Muncul Berikan Operasi Gratis untuk 200 Penderita Katarak di Bogor

Operasi katarak gratis kali ini merupakan hasil kerjasama Sido Muncul bersama RSU Hermina Bogor dan Perdami (Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia).

Baca Selengkapnya
Pernah Tak Punya Uang untuk Makan, Pasutri Asal Blitar Ini Jadi Pengusaha Sukses Berdayakan Puluhan Guru
Pernah Tak Punya Uang untuk Makan, Pasutri Asal Blitar Ini Jadi Pengusaha Sukses Berdayakan Puluhan Guru

Kisah pasutri pernah tak punya uang untuk makan besok, kini jadi pengusaha sukses berdayakan puluhan guru muda.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan
Ilmuwan Ungkap Suksesnya Sistem Kesehatan Mesir Kuno, Warga Kaya dan Miskin Tak Dibedakan

Hasil studi terbaru ini juga mengungkap bagaimana tenaga medis melakukan pengobatan terhadap pasien.

Baca Selengkapnya
Kemenkes soal Penolakan Dokter Asing: Mereka Datang untuk Selamatkan Nyawa Manusia, Bukan Ambil Lahan Dokter Lokal
Kemenkes soal Penolakan Dokter Asing: Mereka Datang untuk Selamatkan Nyawa Manusia, Bukan Ambil Lahan Dokter Lokal

Sebanyak 27 tenaga medis dari Arab Saudi yang dihadirkan oleh Kemenkes di RS Adam Malik.

Baca Selengkapnya