Kisah Korban Pencabulan hingga Hamil di Gresik Disogok Rp1 Miliar
Merdeka.com - Seorang gadis berumur 16 tahun di Gresik diduga menjadi korban pencabulan. Akibat kejadian tragis tersebut, ia kini harus menanggung kehamilan yang sudah berusia 7 bulan berjalan.
Ibu kandung korban, berinisial IS, bercerita kejadian nahas yang menimpa putrinya itu terjadi sekitar bulan Februari awal tahun 2019 lalu. Saat itu, ia mengaku sedang membantu sang keponakan yang hajatan lamaran.
"Waktu itu, tanggal 3 bulan 2 tahun 2019, di rumah ponakan saya ada acara mengembalikan lamaran. Kemudian istri (terduga pelaku) ikut bantu dirumah, Kemudian anak saya diminta untuk mengambil kue dirumahnya," katanya, Kamis (14/5).
-
Kapan bentakan orang tua bisa membuat anak takut? Ketika orang tua membentak, anak mungkin merasakan ketakutan atau ketidaknyamanan untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan mereka.
-
Kenapa orangtua membentak anak? Orangtua mungkin membentak anak ketika mereka merasa lelah, kewalahan, atau marah. Dalam kondisi seperti ini, tugas-tugas kecil yang biasanya bisa diabaikan menjadi sangat mengganggu.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Kenapa anak merasakan sedihnya ibu? Sejak masa kehamilan, hubungan antara ibu dan anak sudah mulai terjalin. Ketika seorang ibu hamil, bayi yang ada di dalam kandungannya dapat merasakan emosi yang dialami oleh sang ibu. Oleh karena itu, saat ibu merasa bahagia atau sedih, hormon yang dikeluarkan oleh tubuhnya dapat memengaruhi kondisi bayi.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Apa yang membuat anak terluka? 'Sayangku, ibu minta maaf jika ucapan dan tindakan ibu sebelumnya membuat hatimu terluka. Ibu ingin kamu tahu bahwa ibu selalu mencintaimu tanpa syarat, dan ibu berjanji akan berusaha lebih baik lagi untuk memahami perasaanmu.'
Karena dimintai tolong, korban lantas mendatangi rumah terduga pelaku berinisial SG, untuk mengambil kue. Namun, setelah kue diambil, korban kemudian dipanggil oleh terduga pelaku dan menyuruhnya untuk masuk kamarnya.
Tak merasa curiga dengan sikap terduga pelaku, korban pun menurutinya. Setelah masuk kamar, SG minta korban agar minum air pemberiannya. Akibat minum air tersebutlah, korban mengaku tidak sadar diri.
"Anak saya ini ambil kue, setelah dikasihkan, dia dipanggil lagi sama pelaku. Lalu anak itu diremas dan disuruh masuk kamar. Di kamar katanya diberi minuman yang kemudian membuat anak saya ini tidak sadar, tidak ngerti apa-apa," tegasnya.
Usai melampiaskan nafsu bejatnya, korban mengaku sempat diancam oleh SG. Jika ia tidak mau mengulangi perbuatan itu lagi saat diajak, maka ibunya akan mati.
"Kalau kamu gak mau kesini ibumu mati. Anak seumuran segitukan takut kalau diancam-ancam," katanya.
Setiap usai melakukan perbuatan bejatnya, SG selalu memberikan uang dengan nominal yang berbeda. Mulai dari Rp50 ribu hingga Rp150 ribu. Padahal, sang ibu yang sudah berstatus janda ini mengaku tidak pernah memberikan banyak uang pada sang putrinya. Ia sempat curiga, saat sang putri memiliki uang dengan jumlah yang sudah terbilang banyak untuk ukuran seusianya.
Kecurigaannya menjadi, lantaran melihat setelah beberapa bulan lamanya, ada perubahan pada tubuh sang anak. Bahkan, perutnya sudah terlihat membuncit.
"Ketahuannya tanggal 24, Rabu kemarin, bulan 4. Sudah enam bulan berjalan. Kemudian saya periksakan katanya 7 bulan berjalan. Saya kaget," ujar IS.
Tak terima dengan kondisi tersebut, ia lantas meminta pada sang anak agar berterus terang. Saat itu lah, sang anak mengakui jika ia telah dihamili oleh SG. Mendengar pengakuan sang putri, ia pun mengambil langkah hukum dengan melaporkan SG ke polisi. "Laporannya Jumat bulan (Maret) lalu," tegasnya.
IS mengaku, disaat upaya hukum itu ditempuhnya, ada seorang anggota DPRD Gresik yang mengaku hendak memberikan uang sebesar Rp1 miliar pada sang anak. Uang tersebut, katanya untuk mencabut perkara yang dilaporkannya ke polisi.
"Dia bilang, bu Is, sampean engkok lek gelem njabut iki sam pean dikei (anda nanti kalau mau mencabut (laporan) ini nanti anda dikasih) warisan SG, Rp1 M itu, langsung ke notaris nanti aku sing nguati. Alasannya mau menolong saya katanya," tegasnya.
Ia pun mengaku kesal dengan langkah anggota dewan asal Partai Nasdem tersebut. Sebab, ia merasa kasus yang menimpa sang anak hanya dinilai dari uang. Padahal, ia menuntut keadilan, agar pelaku segera diperiksa dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.
Melibatkan Anggota DPRD dari Partai NasDem
Terpisah, Nur Hudi Didin Ariyanto, anggota DPRD Gresik yang disebut-sebut menyodorkan uang Rp1 miliar pada keluarga korban pemerkosaan agar mau mencabut laporannya, memberikan klarifikasi.
Menurutnya, apa yang dilakukannya itu hanya berniat membantu keluarga korban. Sementara soal proses hukum, ia berharap terus dilanjutkan sesuai undang-undang yang berlaku.
Ia menyebut, apa yang sudah terjadi itu, sebagai upaya mediasi perdamaian yang secara undang-undang dibenarkan, meski proses hukum nantinya tetap berjalan.
"Niat saya sebetulnya ingin membantu korban. Makanya saya mendatangi korban dulu, barang kali untuk masa depannya. Nanti tak negokan ke tersangka (pelaku) gitu. Jadi sampai saat ini, tersangka (pelaku) ndak tahu mau memberi Rp500 juta, Rp1 miliar ya kaget. Wong memang itu inisiatif saya sendiri. Saya tahu itu sudah dilaporkan, sesuai UU PA 23 proses (hukum) ini tetap berjalan," kata Nur Hudi saat jumpa pers di Kantor DPD NasDem Gresik, Jalan Veteran.
Nur Hudi juga mengakui telah mendatangi rumah korban. Sebab, ketika menyampaikan maksudnya melalui saudara korban, ia tidak mendapat perhatian dari keluarga korban.
"Ya memang inisiatif saya tak datangi. Karena saya coba dengan saudaranya kok, oh masih keras, saya ke sana sendirian apa endak. Akhirnya barangkali dengan saya bisa dirunding," lanjut Nur Hudi.
Nur Hudi menambahkan, niatnya membantu korban tidak dipahami keluarga korban. Ia pun akhirnya mengurungkan niat dan memilih tidak ikut campur urusan itu lagi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang siswi SMA di Ogan Komering Ulu, MA (18), menjadi korban pencabulan oleh ayah kandungnya sendiri, ER (48).
Baca SelengkapnyaPerkosaan terjadi sejak gadis kembar itu berusia 9 tahun. Perbuatan bejat itu sudah tak terhitung berapa kali karena hampir setiap pekan terjadi.
Baca SelengkapnyaVideo anak perempuan diikat rantai pada bagian leher dengan luka lebam di wajah itu viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat kabur. Namun polisi berhasil meringkus keduanya.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran si ibu tersebut tidak masuk dalam pendampingan Dinsos bagi mereka yang orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ).
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaBocah perempuan ditemukan lemas di trotoar lantaran takut dipukuli orang tua karena hasil mengemis tak mencapai target.
Baca SelengkapnyaSang pejabat bahkan sudah membuatkan draf susunan kalimat yang diminta untuk dibacakan di hadapan awak media.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaKorban SH juga dicekoki konten pornografi yang dipertontonkan pelaku melalui layar handphonenya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, polisi tidak memaksa. Namun, Kanit PPA Polres Tebo mengatakan pada LM akan mencari pinjaman dana untuk penanganan kasus.
Baca SelengkapnyaKasus ini terbongkar setelah ibunya curiga dengan perubahan perilaku korban yang cenderung murung dan tak mau bergaul.
Baca Selengkapnya