Kisah pilu 4 anak Banten hidup miskin di rumah tanpa atap
Merdeka.com - Banyak potret kemiskinan yang menyayat hati di pelosok Banten. Empat kakak beradik ditinggal pergi orangtua mereka dan terpaksa hidup bertahun-tahun di rumah nyaris rubuh tanpa atap.
Mereka adalah Agung (17), Tia (15), Rama (13) dan Maina (9). Ironisnya rumah ini hanya berjarak kurang lebih satu kilometer dari kantor Gubernur Banten yang berada di KP3B, Kecamatan Curug, Kota Serang.
Keempat anak tersebut tinggal di rumah yang sangat mengkhawatirkan tanpa didampingi kedua orang tua yang telah pergi karena menikah lagi. Keempatnya terpaksa tidur sehari hari dengan menggunakan bale yang dilapisi karpet.
-
Kenapa rumah dinas bupati terbengkalai? Dilansir dari kanal YouTube Bucin TV, istana putih itu dari awal direncanakan akan menjadi rumah dinas bupati. Namun setelah selesai dibangun pada tahun 2013, rumah itu tidak pernah digunakan sama sekali.
-
Dimana rumah itu ambruk? Viral di media sosial video yang memperlihatkan detik-detik rumah ambruk di Tuban, Jawa Timur.
-
Bagaimana kondisi rumah dinas bupati saat ini? Namun saat dilihat lebih dekat, bangunan tersebut sudah tak digunakan lagi. Sudah banyak bagian rumah itu yang rusak. Bahkan dinding-dinding bercat putih itu telah penuh oleh coretan.
-
Kenapa Banten kekeringan? Masuknya musim kemarau ditambah dengan adanya fenomena El Nino membuat sejumlah daerah di Provinsi Banten mengalami kekeringan.
-
Kenapa rumah itu ambruk? Ternyata bangunan tersebut bukan rumah hunian, melainkan kandang hewan yang sudah tak digunakan.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
"Kalau hujan pindah ke gudang kerupuk atau rumah bibi," kata tia.
Akibat tidak ada biaya, hanya Tia yang bisa sekolah. Dia kini duduk di bangku kelas 3 SMP.
"Hanya saya yang sekolah, yang lain pingin sekolah tapi nggak punya biaya," kata Tia.
Tia mengaku dirinya sangat bersyukur dengan rumah yang dimilikinya meski dengan keadaan nyaris rubuh. "Yah bersyukur saja walau tinggal di rumah yang seperti ini," ujarnya.
Sementara itu Plt Gubernur Banten Rano Karno saat mengunjungi rumah rubuh langsung memberikan bantuan uang untuk pembangunan rumah. Tidak hanya itu, Rano Karno yang datang didampingi sejumlah kepala SKPD juga memberikan seragam sekolah dan juga beras.
"Saya ingin semuanya sekolah, harus sekolah. Dan saya langsung yang kan menjadi bapak asuhnya," kata Rano.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaDari penelusuran yang dilakukan, permukiman ini ditinggalkan penduduknya karena terlalu sering terkena banjir besar.
Baca SelengkapnyaKondisi rumah Idris rapuh. Atapnya terbuat dari daun rumbia yang hampir hancur, dinding anyaman bambunya juga berlubang dan penuh rongga. Ia butuh bantuan.
Baca SelengkapnyaDisaat semua warga pindah, keluarga ini memilih bertahan di kampung mati.
Baca SelengkapnyaAda seorang warga kampung yang hilang dan keberadaannya belum diketahui hingga kini.
Baca SelengkapnyaSeorang ibu-ibu warga di sana menyebutkan bahwa kampung ini sudah ada sejak zaman peperangan.
Baca SelengkapnyaKondisi masyarakat setempat masih belum sejahtera karena belum teraliri listrik dengan baik. Kondisi ini diperparah dengan jalan yang berbatu dan berlumpur.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaPria ini tinggal di gubuk yang terletak di tengah kebun jati milik seorang warga bersama anaknya.
Baca SelengkapnyaSebetulnya ada wacana warganya akan di relokasi ke sebuah rusun yang nantinya bakal disiapkan oleh Pemprov.
Baca SelengkapnyaBerikut penampakan rumah mewah Ibu Ani anak jenderal yang tinggal di rumah bak hutan terbengkalai.
Baca Selengkapnya