Kisah Pilu Rohena, Terpisah dengan Suami Saat Rusuh Wamena dan Bertemu Sudah Tiada
Merdeka.com - Air mata Rohena sesekali menetes di pipi ketika berbicara tentang kerusuhan di Wamena. Dia mengingat peristiwa 23 September yang membuatnya berpisah dengan suami tercinta, Sofyan, untuk selama-lamanya.
Tidak hanya itu, harta bendanya juga telah habis terbakar akibat kerusuhan. Tidak satupun hasil pencariannya selama merantau bisa diboyong pulang ke kampung halaman di Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Dikutip dari Antara, Jumat (11/10), saat kerusuhan terjadi, suami Rohena sedang berbelanja ke pasar untuk membeli kebutuhan warungnya yang baru tiga hari dibuka. Sudah berjam-jam menanti, sang suami tidak kunjung pulang. Bahkan rumah dan warungnya terbakar akibat aksi massa yang anarkis itu.
-
Mengapa Pasar Ngawen Blora terbakar? Dugaan sementara, kebakaran terjadi akibat lilin yang menyala di salah satu kios sembako lupa dimatikan pemiliknya.
-
Dimana kebakaran pasar terjadi? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat.
-
Apa yang terbakar di Pasar Ngawen Blora? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat. Banyak lapak yang ditempati ribuan pedagang hangus terbakar.
-
Kapan kebakaran Pasar Ngawen Blora terjadi? Pada Selasa (9/1) pukul 14.00, Pasar Ngawen Blora mengalami kebakaran hebat.
-
Mengapa pembeli harus berteriak di warung kerek Mantarena? Keharusan berteriak sendiri karena adanya jarak yang jauh, antara konsumen dan pemilik kedai yang terpisah aliran sungai.
-
Dimana dia berjualan? Saat ini ia rutin mangkal di Jalan Bulak Rantai, Kampung Tengah, Kecamatan Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Ia panik dan kebingungan mencari suaminya tanpa membawa bekal apa pun karena semua harta bendanya telah terbakar. Kodim dan Polsek setempat menjadi tempat pertama yang dikunjungi untuk mencari keberadaan suaminya yang belum juga ditemukan.
Rohena akhirnya mendapat informasi dari teman suaminya yang mengabarkan bahwa suaminya telah meninggal dunia dan jenazahnya ada di rumah sakit.
Mendengar itu, ia seakan tidak percaya dan memberanikan diri untuk meminta petugas mengantar ke rumah sakit untuk mencari suaminya dan di sana. Rohena bertemu seorang dokter yang menyampaikan bahwa suaminya meninggal dunia.
"Setelah di rumah sakit, seorang dokter menunjukkan salah satu jenazah dan setelah saya lihat, itu benar-benar jenazah suami saya," katanya sambil sesekali menyeka air matanya.
Peristiwa tersebut membuatnya sangat terpukul. Dia memutuskan untuk membawa pulang jenazah suaminya ke kampung halamannya di Kabupaten Probolinggo untuk dimakamkan di sana.
Rohena mengaku masih trauma atas peristiwa kerusuhan tersebut dan tidak ingin kembali ke Wamena. Meskipun saat ini kondisi di ibu kota Jayawijaya tersebut sudah berangsur-angsur kondusif.
Traumatik atas kejadian di Wamena juga dialami oleh sejumlah warga Kota Probolinggo yang mengaku enggan kembali menjadi perantau di sana karena harta bendanya habis terbakar akibat kerusuhan itu.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Estimasi kerugian akibat kebakaran sekitar Rp500 juta.
Baca SelengkapnyaTersangka menganiaya istri karena tidak diberi uang dan tidak punya lauk saat mau makan
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, diduga korban tak bisa keluar karena rolling doornya dikunci istri yang pergi berbelanja.
Baca SelengkapnyaPelaku yang emosi menyiramkan satu botol bensin, kemudian membakar istrinya
Baca SelengkapnyaTersangka ditangkap polisi saat makan malam di sebuah rumah makan di Kecamatan Bandar Suarabaya, Kawasan Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (3/10).
Baca SelengkapnyaTak hanya istri, pelaku juga membakar rumahnya di Musi Rawas
Baca SelengkapnyaBerbagai barang elektronik, tabung gas LPG, pakaian, hingga isi kulkas pun dijarah oleh pencuri.
Baca SelengkapnyaPetugas gabungan di Lampung kemudian membantu menenangkan pemudik asal Karawang, Jawa Barat tersebut.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan, pelaku merasa sakit hati kepada korban, hingga niat untuk membunuh.
Baca SelengkapnyaPelaku dan korban kerap cekcok kendati baru sepekan menikah.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca Selengkapnya