Kisah sedih Wahyu, balita yang sakit kulit di Titik Nol Yogyakarta
Merdeka.com - Wahyu Widodo (4) sesekali menggaruk perutnya saat seorang tenaga medis dari lembaga sosial kemanusiaan bernama YASR memeriksanya. Wahyu anak dari Lia Rahmawati (31) yang berprofesi sebagai penjual minuman keliling di Titik Nol Yogyakarta.
Wahyu diperiksa karena sekujur tubuhnya mengalami gatal-gatal. Keterbatasan biaya dan masalah administrasi kependudukan membuat Wahyu yang sudah 3 tahun belakangan ini mengalami gatal tak mendapatkan layanan medis yang layak untuk penyakit kulitnya.
"KTP saya hilang. Sampai sekarang saya tidak bisa mengurusnya karena tidak punya rumah ataupun alamat. Saya sama anak sudah sejak 3 tahun ini hidup di emperan Titik Nol Yogyakarta," ujar Lia saat ditemui Merdeka.com, Rabu (8/3).
-
Kapan penyakit kulit sering muncul? Penyakit Kulit di Musim Hujan yang Patut Diwaspadai, Begini Cara Mencegahnya Musim hujan seringkali membawa perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi kondisi kulit manusia. Kelembaban tinggi dan paparan air hujan dapat menjadi faktor pemicu berbagai masalah kulit. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami apa saja penyakit kulit di musim hujan yang biasa muncul.
-
Kapan jerawat muncul di usia dewasa? Jerawat masih sering terjadi meski sudah melewati masa pubertas remaja.
-
Apa saja masalah kulit yang dihadapi orang tua? Perubahan hormon, penurunan produksi kolagen, dan paparan lingkungan dapat memengaruhi kondisi kulit, menyebabkan masalah seperti kekeringan, keriput, dan kehilangan elastisitas.
-
Kapan kulit orang tua mulai mengalami perubahan? Saat mencapai usia 60 tahun, kulit mengalami perlambatan dalam proses regenerasinya, yang membuat tanda-tanda penuaan semakin tampak nyata.
-
Apa derita anak pertama? Memang, menjadi anak pertama dalam keluarga seringkali dianggap sebagai posisi yang istimewa, namun banyak juga tantangan dan derita yang dirasakan oleh mereka.
-
Di mana penyakit ini terjadi? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
Selain tak memiliki KTP, Lia juga mengatakan bahwa penghasilannya dari berjualan minuman keliling di seputaran Malioboro dan Titik Nol Kilometer, Yogyakarta tidaklah seberapa. Sehari, ujar Lia, hanya Rp 20 ribu keuntungan yang diperolehnya. Uang itu sudah habis digunakan untuk biaya Lia dan Wahyu makan sehari-hari.
"Saya asli Grabag, Magelang, Jawa Tengah. Di Grabag saya enggak punya bapak ibu dan hidup sendiri. Ke Yogyakarta pertama kali tahun 2002. Kerjanya ngamen keliling kampung. Tahun 2012 saya menikah dan sempat tinggal di Prambanan. Setahun setelah Wahyu lahir, suami saya meninggalkan saya dan Wahyu. Akhirnya saya memilih berjualan minuman keliling untuk mencari uang," ucap Lia.
Lia menceritakan bahwa Wahyu pertama kali terkena penyakit kulit di bagian tangan dan kulit kepala. Saat itu Wahyu berumur 1 tahun. Penyakit kulit itu kemudian menyebar ke tangan, kaki dan tubuh Wahyu. Untuk membawa Wahyu berobat ke Puskesmas, Lia mengaku tak memiliki biaya.
"Saya sempat putus asa. Mau berobat tidak punya uang. Mau pinjam uang saya juga tidak punya saudara," tutur Lia.
Selama tiga tahun terkena penyakit kulit, kondisi Wahyu sangat memprihatinkan. Jemari mungil balita ini bahkan sempat tidak bisa dibuka karena lengket. Selain itu, kuku-kuku di jemari tangan dan kaki Wahyu sempat copot karena penyakit kulit yang tak kunjung diobati itu.
Nasib baik menghampiri Wahyu saat ada seorang pengunjung Titik Nol Kilometer yang mengirim surat ke majalah yang dikelola oleh yayasan sosial YASR. Lewat surat pembaca itu, YASR yang berbasis di Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah ini pun kemudian menelusuri keberadaan Wahyu dan ibunya di Titik Nol Kilometer, Yogyakarta. YARS pun kemudian melakukan bantuan medis ke Wahyu.
"Sudah empat bulan ini kami rutin memeriksa Wahyu. Seminggu sekali kami memeriksa Wahyu. Saat pertama kali bertemu Wahyu kondisinya memprihatinkan. Penyakit kulitnya merata di tubuhnya," ujar Rohayati Rohana, tim medis dari YARS.
Rohana menuturkan bahwa tubuh Wahyu bersisik dan gatal di sekujur tubuh. Wahyu juga tak bisa beraktivitas layaknya balita lainnya.
"Wahyu itu terkena scabies atau biasa disebut dengan penyakit gudiken oleh orang awam. Tetapi penyakit yang diderita Wahyu sudah parah dan menyerang sekujur tubuh. Kami tangani dengan memberikan obat berupa salep untuk mengurangi penyakit kulitnya," urai Rohana.
Rohana menjelaskan penanganan yang dilakukan oleh yayasannya belumlah maksimal. Sebab, seharusnya Wahyu dirujuk ke dokter spesialis kulit ataupun ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih maksimal.
"Pernah kami mau bawa ke dokter spesialis atau ke rumah sakit. Tetapi Wahyunya menangis keras sehingga kami batalkan. Sementara kami tangani dulu. Saat ini kondisinya sudah mulai membaik dibanding saat pertama kami ke sini. Tangan Wahyu sudah bisa membuka," ungkap Rohana.
Rohana menambahkan bahwa kondisi penyakit kulit Wahyu semakin diperparah karena tidur di pinggir jalan. Selain itu, Wahyu juga kerap terkena air hujan saat tidur di pinggir jalan. Kondisi itu semakin membuat penyakit kulitnya menyebar.
"Saat ini kami suruh kalau misalnya hujan, jangan tidur di pinggir jalan. Minimal tidur di emper toko di Malioboro yang tak terkena hujan. Ibu Wahyu mau kami bawa ke rumah singgah tetapi belum mau. Selain itu rumah singgah yang kami kelola saat ini juga sedang dalam perbaikan. Jadi sementara seperti ini dulu," pungkas Rohana. (mdk/ded)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video balita yang diduga menjadi korban penganiayaan viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terhadap RML (5) dilakukan berbulan-bulan. Akibatnya, korban luka-luka di sekujur tubuh.
Baca SelengkapnyaOrang tua anak korban penganiayaan pemilik Daycare di Depok Meita Irianty (MI) akhirnya buka suara.
Baca SelengkapnyaDi tengah rasa duka yang masih menyelimuti, dia kembali dihadapkan dengan situasi pelik.
Baca SelengkapnyaAkibat digigit anjing tersebut, mata bocah harus mendapatkan perawatan serius.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan dilakukan sejumlah warga kepada korban. Bahkan, ketua RT diduga ikut menganiaya.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaaan, EL mengalami patah tulang dan sendi bahu bergeser.
Baca Selengkapnya